Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih kurang 150 orang dari tiga negara yang mencari suaka di Indonesia bergerombol di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Jumat, 5 Juli 2019. Warga asal Afganistan, Yaman, Sudan, dan Somalia tersebut belum mendapatkan kepastian perlindungan dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
Sudah 14 hari tidur di trotoar dengan tenda dan tikar yang hampir lusuh, beberapa dari mereka juga menggunakan bekas karung semen untuk tidur dan duduk. Nafsah asal Afganistan, misalnya, mengatakan bahwa para pencari suaka memilih pindah dari penampungan Kalideres, Jakarta Barat, karena sudah dlarang tinggal din sana selain sudah tak memiliki uang. Mereka hanya menunggu belas kasih masyarakat setempat. Para pencari suaka tadi akhirnya menuju Jalan Kebon Sirih, dekat kantor UNHCR.
Baca: 20 Tahun Reformasi, Cerita Sandyawan Bantu Korban Mencari Suaka
Pria 23 tahun itu menyatakan tidak tahu sampai kapan tinggal di trotoar Kebon Sirih. "Kami menunggu Pemerintah Indonesia bisa memberikan tempat tinggal dan makan, mereka di sini mau tempat tinggal dan mau makan," ujar Nafsah di trotoar Kebon Sirih.
Para pencari suaka di Jalan Kebon Sirih Barat I mengakui sudah hampir empat bulan menunggu kepastian tempat tinggal dan negara yang akan didatangi. Omid (15) bersama kedua orang tua dan satu saudaranya baru empat hari pindah dari Kalideres. Omid mengatakan dia sangat ingin pemerintah Indonesia segera memberikan kepastian, setidaknya untuk tempat tinggal.
"Kami orang miskin, negara kami sedang perang, tidak ada lagi tempat tinggal," ujarnya di depan Masjid Ar-Rayyan, Kebon Sirih.
Baca juga: Bukan Wagub DKI Lagi, Sandiaga Sebut Nasgor Kebon Sirih Ilegal
Dari pantauan Tempo sejumlah pencari suaka duduk di trotoar Kebon Sirih. Beberapa dari mereka membawa balita, anak kecil, dan beberapa sudah lansia. Komisioner UNHCR belum bisa di hubungi untuk memastikan kapan para pencari suaka tersebut diberi kepastian tempat tinggal.
MUH HALWI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini