Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Panitia Pelaksana Kurban Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Muhammad Zainul Arifin memaparkan alasan tidak menggunakan besek bambu sebagai wadah daging kurban sesuai imbauan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Selain terkendala anggaran, dia menyebut bahwa panitia kesulitan mencari vendor. "Kurang lebih kan kita butuh 2 ribu besek bambu. Lumayan banyak, jadi vendor gak siap," kata Muhammad Zainul Arifin di sekitar Masjid Al-Azhar, Ahad, 11 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai gantinya, Zainul mengklaim panitia menyediakan plastik ramah lingkungan yang dibeli oleh salah satu vendor. Menurut dia, plastik itu sudah dua tahun digunakan dalam momen Idul Adha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bahannya itu ada tapiokanya, cuma ada plastiknya juga. Cuma bisa diremukin, mudah terurai," kata dia.
Zainul mengatakan, sebanyak 12 ekor sapi dan 148 kambing kurban disembelih di masjid hari ini. Daging itu akan dibuat menjadi 2.850 bungkus. Plastik merah merupakan bungkus daging kambing dan plastik putih untuk daging sapi. Sebanyak 1.500 kantong diberikan kepada warga yang datang dan mengantre ke masjid.
"Untuk yang lainnya kita serahkan pada desa binaan. Baik di sekolah yang ada di sini, dari TK, SD, SMP, dan SMA untuk dibawa ke desa binaannya," kata dia.
Sesuai imbauan Anies Baswedan, Perusahaan Daerah Pasar Jaya telah menyiapkan 85 ribu besek bambu untuk bungkus daging kurban pada Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah hari ini Ahad, 11 Agustus 2019.
Mereka menyatakan telah mendistribusikan wadah daging kurban pengganti plastik itu ke-112 titik. Besek bambu dapat ditemukan di 75 pasar tradisional dan 37 toko ritel di bawah PD Pasar Jaya dengan harga Rp 2.000 per buah.