Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Politikus PDIP Soroti Spanduk Anies di Kampung Susun Akuarium: Jangan Tiru Gaya Tim 02

Politikus PDIP Gilbert Simanjuntak menilai kubu Anies seharusnya tahu jika alat peraga kampanye dilarang dipasang di gedung milik pemerintah

10 Januari 2024 | 07.08 WIB

Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, merupakan bangunan milik Pemprov DKI Jakarta, namun dipenuhi Alat Peraga Kampanye (APK) pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Sabtu, 6 Januari 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Perbesar
Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, merupakan bangunan milik Pemprov DKI Jakarta, namun dipenuhi Alat Peraga Kampanye (APK) pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Sabtu, 6 Januari 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pemerintahan DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, menanggapi banyaknya spanduk pasangan calon (paslon) capres-cawapres nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Kampung Susun Akuarium.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menjelaskan Kampung Susun Akuarium yang berstatus sebagai aset dilarang dipasang alat peraga kampanye. "Seharusnya Tim AMIN tahu aturan itu atau memang kurang cerdas, saya tidak tahu," katanya kepada TEMPO melalui pesan WhatsApp, Selasa, 9 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Gilbert menilai pengelola rusun seharusnya mengetahui aturan pemasangan alat peraga kampanye dan mencopotnya. Ia juga meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) segera mengambil sikap tegas.

Sebelumnya, spanduk ajakan untuk memilih pasangan Anies-Imin terpampang di bangunan utama Kampung Susun Akuarium. Berdasarkan pantauan Tempo kemarin, ada spanduk berukuran besar dan kecil bergambar wajah Anies-Cak Imin (AMIN).

Beberapa tulisan terlihat dalam spanduk tersebut. Salah satunya, "Kami adalah bukti nyata. Pak Anies mencintai rakyat. Dari kami warga Kampung Akuarium untuk Pak Anies."

Warga juga menuliskan kata-kata ajakan untuk memilih pasangan capres-cawapres nomor urut satu ini, seperti 'Pilih Anies & Muhaimin' dan 'Wakanda no more, Indonesia forever'. Spanduk itu didominasi warna merah, putih, dan biru tua.

Gilbert turut menyinggung cara kampanye yang dilakukan paslon capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. "KPU/Bawaslu kalau tahu juga langsung perintahkan dicopot. Jangan tiru gaya tim kampanye 02 yang terlalu vulgar. Kita harus menunjukkan sikap tidak setuju dengan cara tim kampanye 02," ujarnya.

Politikus PDIP itu juga menyinggung Bawaslu yang dalam menyikapi aksi Gibran bagi-bagi susu di kegiatan car free day atau CFD Sudirman-Thamrin, Jakarta. “Jadi kurang berwibawa. Mereka seperti gamang, dan itulah dampak adanya kroni Presiden incumbent maju sebagai pasangan Capres Cawapres," ucap Gilbert.

Seandainya Bawaslu tidak gamang, kata Gilbert, rakyat akan lebih percaya dengan netralitas KPU dan Bawaslu. Ia menyoroti KPU dan Bawaslu yang tidak melarang adanya foto presiden di baliho-baliho PSI. “Harusnya Presiden netral secara kampanye,” katanya.

Mutia Yuantisya

Alumnus Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang ini memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2022. Ia mengawalinya dengan menulis isu ekonomi bisnis, politik nasional, perkotaan, dan saat ini menulis isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus