Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Rehabilitasi Baru Beberapa Bulan, Atap Sekolah Sudah Bocor

Setiap kali hujan, air selalu mengucur dari atap bangunan sekolah, padahal rehabilitasi gedung baru beberapa bulan lalu.

11 Juli 2018 | 11.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah pelajar sekolah dasar bermain di halaman sekolah Dasar Negeri (SDN) 15 Klender yang telah tidak terpakain karena rusak di Jalan Dermaga Baru, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, 19 November 2015. Tempo/Dian Triyuli Handoko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penjaga sekolah itu bersungut-sungut sambil jalan berjingkat menyusuri lorong kelas. Edi, si penjaga itu, berusaha menghindari air hujan yang menggenangi lantai dua bangunan Sekolah Dasar Negeri 03/05 Duri Utara, Jakarta Barat. Padahal rehabilitasi gedung sekolah baru rampung beberapa bulan lalu.

Setiap kali hujan, menurut Edi, air selalu mengucur dari atap gedung sekolah. Padahal sekolah itu baru direnovasi PT Murni Konstruksi Indonesia pada awal tahun ini. "Ini habis direnovasi bukannya bener, malah atap bocor," kata Edi, Senin, 9 Juli 2018.

Edi telah bekerja 15 tahun sebagai tenaga honorer penjaga sekolah yang dibangun pada 1992 itu. Namun ia baru beberapa bulan terakhir melihat atap sekolah itu bocor. Air tempias sering bercucuran menggenangi lantai justru setelah sekolah itu direhabilitasi untuk pertama kalinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PT Murni Konstruksi merupakan pemenang lelang rehabilitasi berat 119 gedung sekolah di Ibu Kota. Berdasarkan salinan dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) rehabilitasi berat yang diperoleh Tempo, PT Murni Konstruksi antara lain memiliki kewajiban mengganti semua genteng sekolah itu. Faktanya, yang terpasang adalah campuran genteng lama dan genteng baru.

Menurut dokumen yang sama, PT Murni Konstruksi seharusnya mengerok cat lama. Kenyataannya, mereka mengecat tembok tanpa mengeroknya. Pada banyak bagian, cat mulai terkelupas. Beberapa bagian plesteran dinding tembok bahkan rontok. Plafon yang terpasang juga tidak rapi. Pada beberapa bagian sudah hampir ambrol.

Saklar dan lampu juga hanya dipasang di lantai dua dengan jumlah tak sesuai RAB. Di lantai satu sama sekali tak dipasang saklar dan lampu baru. Masalah lain, tidak ada baut di sambungan baja ringan. Keramik yang terpasang tidak simetris di beberapa tempat. Siku teras pun tidak ada. Talang baru yang harus terpasang juga tak ada.

Penelusuran Tempo menemukan buruknya pengerjaan rehabilitasi berat di empat sekolah dasar negeri lain di Jakarta Barat, yakni di SD Negeri 03/02 Semanan, SD Negeri 09 Rawa Buaya, SD Negeri 02 Tegal Alur, dan SD Negeri 01 Pinangsia. Pengerjaan di semua sekolah tersebut dilakukan sejak November 2017 hingga melewati tahun anggaran, yakni Maret 2018.

Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Barat Tajudin Nur mengatakan saat ini inspektorat telah memeriksa hasil pekerjaan PT Murni Konstruksi untuk memastikan sesuai dengan spesifikasi atau tidak. "Sebetulnya, pengamatan kami, semua dikerjakan. Cuma mungkin ada yang kurang sana-sini," tuturnya ketika dikonfirmasi.

Dia mengatakan di wilayahnya ada tujuh sekolah yang mendapat rehabilitasi berat pada tahun lalu. Kata Nur, tidak semua sekolah diganti gentengnya. Beberapa di antaranya hanya diperbaiki 20 persen dan telah dikerjakan sesuai dengan RAB.

Avit Hidayat

Avit Hidayat

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo sejak 2015 dan sehari-hari bekerja di Desk Nasional Koran Tempo. Ia banyak terlibat dalam penelitian dan peliputan yang berkaitan dengan ekonomi-politik di bidang sumber daya alam serta isu-isu kemanusiaan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus