Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Rekonstruksi Pembunuhan, Ana Dihabisi Suami Usai Salat Magrib

Saat Ana salat, Lukman mengambil kunci besi behel di sampingnya, lalu melakukan pembunuhan dengan cara memukul kepala Ana hingga tewas.

19 Oktober 2017 | 20.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tersangka Lukman Nurdin Hidayat, 37 tahun, saat menjalani adegan rekonstruksi di rumahnya, Graha Sienna Blok M, Ciakar, Panongan, Kabupaten Tangerang, Kamis, 19 Oktober 2017. Lukman melakukan pembunuhan terhadap istri dan dua anaknya. Foto: Dokumentasi Pengacara Korban.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang - Kepolisian Resor Kota Tangerang melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan yang dilakukan tersangka Lukman Nurdin Hidayat, 37 tahun, terhadap istrinya, Ana Robinah (27) dan dua anaknya, Syifa Syakilla (9) dan Carisa Humaira (3). Reka ulang adegan itu berlangsung di rumah duka, Graha Sienna Blok M, Ciakar, Panongan, Kabupaten Tangerang, Kamis, 19 Oktober 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan adegan-adegan rekonstruksi polisi yang diterima Tempo, peristiwa pembunuhan bermula saat Lukman yang sedang duduk di kursi dapur bertanya kepada istrinya, Ana Robinah, tentang uang hasil arisan yang dititipkan kepada istrinya pada Jumat, 13 Oktober 2017, pukul 18.00 WIB. Rencananya, uang itu akan digunakan Lukman membayar utang kepada temannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ana yang hendak ke ruang kamar mandi untuk berwudu salat Magrib, dengan enteng menjawab, "Udah jangan nanya-nanya,  lagian  uangnya  sudah  ke pakai," kata Ana seperti diucapkan Lukman.

"Pada hari kejadian, tersangka seharian di rumah, tidak berangkat kerja," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Umum Polres Kota Tangerang Komisaris Wiwin Setiawan kepada Tempo, Kamis, 19 Oktober 2017.

Menurut Wiwin, prosesi pembunuhan terjadi sekitar pukul 18.00, saat Ana masuk ke kamar mandi, Lukman yang duiduk di kursi menanyakan perihal uang. "Tanya uang untuk membayar utang, nilai utang itu hampir sama dengan uang arisan yang disimpan istrinya Rp 30-an juta," kata Wiwin.

Saat Ana keluar kamar mandi, Lukman bertanya kembali, "Dipakai  untuk  apa uangnya?" Ana menjawab, "Sudah lah  enggak  usah nanya-nanya." Ana lantas masuk ke ruang  belakang  untuk  salat.  Di ruang  itu  sajadah  sudah  digelar,  mukena  ada di atasnya.

Mendengar  jawaban itu,  pada pukul 18.10, Lukman yang terpicu amarahnya sontak bangkit  dari  kursi  dan  mengikuti  Ana  ke kamar belakang. Saat Ana salat, Lukman mengambil  kunci  besi  behel  yang  ada  di sampingnya, lalu  memukulkan  berkali-kali ke kepala  Ana hingga  korban  jatuh  tergeletak  tak melawan.

"Kemungkinan korban sudah menunaikan salat Magrib, kami menyita alat bukti sajadah dan mukena terkena darah, " kata Wiwin. Lukman  yang telanjur naik  pitam  tiada  ampun  menyiksa  istrinya itu  dengan  mencekik  istrinya menggunakan kunci besi behel dengan cara menekan ke bagian kepala korban.

Cara menekan kunci besi behel dengan kedua tangan tersangka, hingga korban tercekik. Ana pun lemas tidak bisa bergerak lagi. Setelah mencekik korban. Tersangka Lukman melihat pisau dapur kecil di atas meja kamar. Kemudian Lukman mengambil pisau dan menusukkan ke bagian dada Ana. Namun, pisau dapur tersebut patah.

Karena merasa tidak yakin pembunuhan berhasil, Lukman mengambil pisau dapur lain yang agak besar dari dapur rumah mereka, dan kembali ke kamar tempat Ana tergeletak. Lukman lantas menusukkan pisau dapur itu ke dada korban Ana.

AYU CIPTA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus