Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Soal Pertanian Anies Baswedan, Pengamat: Bikin Payung Hukum Dulu

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hari ini meluncurkan empat desain Kota Jakarta yang berketahanan, salah satunya pertanian perkotaan.

24 Januari 2018 | 09.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengikuti panen raya di areal persawahan yang terletak di kawasan Cakung Timur, Jakarta, 23 Januari 2017. Areal persawahan yang terletak di pinggir Ibukota ini memiliki luas 5,4 hektareNamun hanya 3 hektare yang di tanami padi dengan sekali panen mencapai 15 ton. TEMPO/Ilham Fikri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Selasa, 23 Januari 2018, meluncurkan empat desain kota berketahanan. Empat desain tersebut berfokus pada Jakarta menuju kota layak anak, sistem pengelolaan sampah, pertanian perkotaan, serta layanan air minum dan air limbah domestik DKI Jakarta.

Menanggapi hal tersebut, pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, mengatakan seharusnya Pemerintah Provinsi DKI membuat payung hukum lebih dulu sebelum meluncurkan rencana untuk pertanian perkotaan.

"Pertanian perkotaan seharusnya dibikin payung hukum dulu, apakah bentuknya perda atau pergub. Jadi, konsultasi dengan DPRD. DPRD-nya dilibatkan, tidak boleh dieksekusi sendiri," ucap Trubus saat dihubungi, Selasa.

Baca: 100 Hari Anies-Sandi, Pengamat Sebut Banyak di Tataran Pencitraan

Menurut Trubus, payung hukum tersebut dibuat dengan dasar membuat kajian yang mendalam lebih dulu. Trubus berujar, perlu dipertimbangkan mengenai lahan yang semakin sempit dan pembangunan yang berjalan cepat. Ia menilai sawah-sawah di Jakarta sudah semakin sempit atau beralih fungsi menjadi tempat industri, tempat permukiman, dan tempat bisnis.

"Jadi itu perlu suatu kajian yang mendalam. Tidak bisa buru-buru," tutur Trubus.

Ia berharap Pemprov DKI Jakarta tidak langsung eksekusi, karena bisa berujung hanya janji-janji manis. "Ada namanya itu kebohongan publik nantinya, karena masyarakat, seperti petani-petani, sudah mengharapkan ada lahan (tambahan)," kata Trubus.

Trubus menilai gagasan tersebut bagus, tapi nanti implementasinya akan sulit. "Karena tanah-tanah sekarang lahan siapa yang mau dipakai? Lahan pemerintah provinsi? Lahan pemprov itu juga lahannya sangat sedikit. Apakah nanti malah tidak menimbulkan kecemburuan lagi (di antara masyarakat berpenghasilan rendah/MBR). Nanti bisa terjadi berebut di antara MBR," ujar Trubus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memanen padi di kawasan Cakung, Jakarta Timur. TEMPO/Ilham Fikri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trubus juga memberikan masukan kepada Pemprov DKI untuk melakukan pemetaan, seperti wilayah-wilayah, termasuk tanah milik siapa dan jenis tanaman.

"Itu perlu kebijakan yang jelas, agar tidak timbul tumpang-tindih atau permasalahan yang baru. Jangan sampai kita mengeluarkan kebijakan malah menimbulkan masalah baru," ucap Trubus tentang beleid soal pertanian Gubernur Anies Baswedan tersebut.


Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus