Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Corporate Communications PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah mengatakan uji coba atau System Acceptance Test (SAT) perdana menggunakan rangkaian kereta sudah dilakukan pada 9 Agustus 2018. Uji coba ini dimulai dari Depo Lebak Bulus menuju Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, hingga Stasiun Cipete Raya.
Baca: Pembangunan MRT Jakarta Fase Pertama Telah Mencapai 94,6 Persen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Uji coba diawali dengan menjalankan kereta di jalur up-track (rel menuju Stasiun Bundaran Hotel Indonesia) lalu kereta berpindah ke jalur down-track (rel dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia ke Stasiun Lebak Bulus). "SAT sukses sesuai dengan harapan," ujar Hikmatullah melalui keterangan tertulis, Sabtu, 11 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tahapan yang diuji coba adalah menjalankan kereta dengan kecepatan rendah lalu kecepatan medium dan kecepatan tinggi. Dalam pengoperasiannya, kereta MRT Jakarta menggunakan sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) yang dikendalikan dari ruangan Operation Control Center (OCC) oleh Traffic Dispatcher.
"Kelebihan sistem persinyalan ini salah satunya memungkinkan pengaturan rentang waktu antarkereta di jalur utama diatur oleh Pusat Kendali Operasi atau OCC," katga Hikmatullah.
PT MRT Jakarta akan terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan aspek keamanan, kenyaman, dan keandalan kereta dapat terpenuhi dalam melayani masyarakat.
Tidak hanya meningkatkan mobilitas, MRT Jakarta juga akan memberikan manfaat tambahan, seperti perbaikan kualitas udara dan menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan, seiring dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jabodetabek yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik. “Hadirnya MRT Jakarta adalah terobosan baru bagi transportasi publik di kota ini," kata Hikmatullah.