Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pedagang alat-alat kesehatan di Pasar Pramuka kebanjiran pembeli yang mencari masker dan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer setelah wabah corona di Jakarta.
Pedagang Pasar Pramuka meraup omzet berlipat dari melonjaknya permintaan masker dan hand sanitizer setelah pandemi virus corona (COVID-19).
Menurut Taufik, 40, pedagang alat-alat kesehatan di Toko Ghani Medika di Lantai 1 Pasar Pramuka, omzet yang didapat dalam beberapa minggu terakhir meningkat hingga 50 persen dari sebelum kasus virus corona merebak.
"Beberapa waktu belakangan ini omzet kami memang sedikit meningkat, masyarakat banyak yang datang ke sini untuk mencari beberapa alat kesehatan di antaranya masker dan cairan pencuci tangan itu," kata Taufik, Sabtu 14 Maret 2020.
Untuk jenis masker yang banyak dicari pembeli adalah masker tipe N95 karena kualitasnya yang lebih baik untuk menangkal polutan hingga virus.
Taufik menuturkan bahwa sebelum wabah corona, satu kotak masker N95 dihargai Rp195 ribu hingga Rp200 ribu, namun kini dijual seharga Rp350 ribu per kotak. Sementara untuk harga satu botol hand sanitizer gel ukuran 85 ml yang awalnya dihargai Rp30 ribu sekarang melonjak menjadi Rp85 ribu.
Taufik menyebut kenaikan harga masker dan sejumlah barang yang banyak dicari pembeli tersebut masih dalam batas wajar.
"Memang akibat dari kenaikan harga ini, saya sering mendapatkan komplain dari pembeli. Kebanyakan mereka keberatan dengan harga yang naik. Tapi gimana lagi stok terbatas dan permintaan banyak ya mau tidak mau harga pasti naik," katanya.
Beberapa waktu yang lalu, Polda Metro Jaya melakukan inspeksi mendadak terhadap aktivitas penjualan masker dan berbagai alat kesehatan lainnya di Pasar Pramuka. Kegiatan itu merupakan respon Kepolisian menyikapi kekhawatiran masyarakat terhadap tingginya harga masker setelah virus corona mulai mewabah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini