Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko memastikan tidak ada pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pedestarian kawasan Kota Tua. Yani mengatakan telah melakukan pengawasan dan penjagaan di kawasan Kota Tua Jakarta mulai pukul 9.00 sampai pukul 22.00.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya mulai dari Senin kemarin sama sekali sudah tidak ada, saya berada di situ, bekerja di situ mulai Senin,” kata dia usai mendampingi Pj Gubernur Heru Budi Hartono di Jakarta Barat, Kamis, 19 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tujuannya bekerja dari sana, kata Yani, untuk memberi semangat kepada petugas Satpol PP, Dishub, Camat, dan Lurah. “Saya berkantor di Kota Tua kemarin, Alhamdulillah dari Senin sampai sekarang clear nggak ada PKL,” ujarnya.
Yani Wahyu Purwoko mengatakan Pemprov DKI Jakarta sudah menyediakan tempat lokasi binaan di Kota Intan yang bisa menampung 458 pedagang. “Sudah ada etalase-nya bagus, kiosnya bagus. Dinas UMKM sudah siapkan itu,” katanya.
Sebelumnya, reportase Tempo menunjukkan Kawasan Kota Tua Jakarta kembali semrawut. Pada Ahad lalu, banyak PKL menjajakan dagangannya hingga menyisakan sedikit ruang untuk pejalan kaki mulai dari pintu keluar Stasiun Jakarta Kota, pedestarian Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia hingga pintu masuk Museum Fatahillah.
Dari pengamatan Tempo di kawasan Kota Tua Jakarta, ada sejumlah petugas dari Satpol PP yang berjaga di pos yang tersebar di beberapa titik, seperti sisi kanan depan Stasin Jakarta Kota, sisi kanan depan Bank Mandiri, dan sisi kiri depan Museum Bank Indonesia.
Menurut petugas di lapangan yang berjaga di pos Bank Mandiri, pedagang kaki lima 'membandel' dengan tetap berjualan meski telah ditertibkan. "Sudah dilakukan penindakan tapi, ya pada bandel," kata petugas yang tidak bersedia identitasnya ditulis kepada Tempo, Ahad, 15 Januari 2023.
Menurutnya, pedagang mulai memadati kawasan tersebut pada sore hari. "Tidak ada izin dari Pemprov. Mereka aja yang badung," ujarnya.
Berjubelnya PKL membuat pengunjung tidak nyaman berjalan di kawasan itu. Jalan yang kecil bertambah sesak dengan kehadiran pedagang. "Susah, ya jalan soalnya banyak yang jualan gini," kata Ety (52) warga Depok.
Ia menyatakan lebih menyukai kondisi kawasan Kota Tua ketika baru selesai revitalisasi. "Kalau dulu kan enak jalan, tempatnya luas," kata dia.
Berbeda dengan Ety, Putri (17 tahun) warga Jakarta Pusat, tidak merasa keberatan dengan banyaknya PKL . "Jadi gampang cari jajanan," katanya.