Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Masalah Sistem Operasi Chrome Google di Laptop Merah Putih

Pemakaian Chrome untuk menjalankan laptop Merah Putih akan membuat penggunanya harus beradaptasi.

31 Juli 2021 | 06.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara daring (online) memberikan banyak manfaat, misalnya meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi untuk para pesertadidik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah menetapkan Chrome dari Google sebagai sistem operasi pengembangan laptop Merah Putih bagi para pelajar. Menurut koordinator tim pengembangan laptop itu dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Adi Indrayanto, ada beberapa masalah penggunaan Chrome itu nantinya yang harus diatasi. Utamanya terkait dengan jaringan Internet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu, pemakaian Chrome untuk menjalankan laptop itu akan membuat penggunanya harus beradaptasi. “Orang biasa pakai sistem operasi lain terus pindah, kita tidak tahu juga apakah akan dikomplain pengguna,” katanya, Jumat 30 Juli 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adi mengatakan orientasi di negara maju sekarang mengandalkan penyimpanan data komputasi awan atau cloud base. Tujuannya agar pengguna gawai bergerak seperti laptop selalu terkoneksi. Menurutnya, konsep itu sekarang tidak cocok dengan Indonesia. “Jaringan Internet kita masih byarpet begini,” ujarnya.

Masalah itu akan menjadi pekerjaan bagi konsorsium perguruan tinggi negeri yang terlibat untuk mencari solusinya. Adi mencontohkan pilihan untuk menggunakan komputer tablet yang pernah dibuat tahun lalu. Isinya materi pembelajaran yang mirip seperti buku elektronik Amazon Kindle. “Kalau buatan kita yang murah, cuma Rp 1,5 juta, daerah 3T bisa baca dan belajar,” kata Adi.

Namun begitu, masih ada masalah lain terkait bagaimana para siswa dan guru melaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), utamanya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang kesulitan jaringan Internet. “Negara maju tidak ada situasi seperti itu, kita harus riset di situ tapi tidak boleh lama-lama,” ujar dosen di kelompok keahlian Elektronika itu.

Konsorsium perguruan tinggi, yaitu ITB, ITS, dan UGM, akan bekerja sama dengan industri teknologi informasi dan komunikasi dalam negeri untuk memproduksi tablet dan laptop Merah Putih dengan merek Dikti Edu. Spesifikasi perangkat untuk kalangan pelajar dimuat dalam lampiran X di Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2021.

Sebelumnya Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhamad Abduh mengatakan laptop untuk kebutuhan siswa Sekolah Dasar akan berbeda dengan mahasiswa. Pertimbangan lain terkait kondisi daerah siswa yang termasuk 3T, yang tidak memiliki infrastruktur Internet bahkan masih kesulitan listrik.

Nantinya konsorsium perguruan tinggi yang akan menentukan spesifikasi laptop Merah Putih. “Bisa jadi spesifikasi produknya bisa lebih dari satu, sesuai dengan kebutuhan dan inovasi masing-masing tim kampus,” ujarnya, Rabu, 27 Juli 2021.

Adi mengatakan, laptop yang akan dipakai adalah untuk tingkat pemula. Harganya sekitar Rp 4-5 juta dengan RAM 4 GB, penyimpanan 64 GB, yang bisa ditambah SD Card sampai 128 GB. “Memang kecil, ini mungkin arahnya ke mobile computing,” ujarnya.

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus