Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Platform media sosial X, dulu dikenal sebagai Twitter, telah menghapus ratusan akun yang berafiliasi dengan Hamas dan mengambil tindakan untuk menghapus atau memberi label pada puluhan ribu konten sejak kelompok militan tersebut menyerang Israel. Kepala eksekutif X, Linda Yaccarino menyatakan perihal ini pada hari Kamis, 12 Oktober 2023, dikutip dari Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap ultimatum 24 jam dari kepala industri Uni Eropa Thierry Breton kepada Elon Musk untuk mengatasi penyebaran disinformasi pada platform pesan X miliknya sejak serangan Hamas untuk mematuhi aturan konten online Uni Eropa yang baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Breton, yang mengaku memiliki indikasi bahwa X – yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter – digunakan untuk menyebarkan konten ilegal dan disinformasi di UE, mengatakan timnya akan menganalisis jawaban Yaccarino dan memutuskan langkah selanjutnya.
Undang-Undang Layanan Digital (DSA) yang baru-baru ini diterapkan mengharuskan platform online besar, termasuk Facebook milik X dan Meta (META.O), untuk berbuat lebih banyak dalam menghapus konten ilegal dan mengambil tindakan untuk mengatasi risiko terhadap keamanan publik dan wacana sipil.
X telah mendistribusikan kembali sumber daya dan memfokuskan kembali tim internal untuk mengatasi situasi yang berkembang pesat, kata Yaccarino, tanpa merinci perubahannya. Dia menambahkan bahwa perusahaan membentuk kelompok kepemimpinan untuk menilai situasi segera setelah serangan itu.
“Kami ingin menegaskan kembali bahwa kami menyambut keterlibatan lebih lanjut dengan Anda dan tim Anda, termasuk pertemuan, untuk menjawab pertanyaan spesifik apa pun dan berharap untuk menerima hal spesifik lebih lanjut yang dapat kami tanggapi” kata Yaccarino dalam surat kepada Breton, yang diposting di X.
X telah menanggapi lebih dari 80 permintaan penghapusan yang diterima di UE dalam jangka waktu yang ditentukan dan belum menerima pemberitahuan apa pun dari Europol mengenai konten ilegal di platform tersebut, kata surat itu.
Breton mengeluarkan peringatan serupa kepada Meta pada hari Rabu, memberikan perusahaan tersebut waktu 24 jam untuk memberi tahu dia tentang langkah-langkah yang diambil untuk melawan penyebaran disinformasi pada platformnya setelah serangan terhadap Israel.
Pilihan Editor: Kegagalan Israel Mendeteksi Rencana Hamas, Klaim Perangkat Huawei, dan Pengakuan Terkejut
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.