Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Belum Bisa Bikin, 100 Persen Rel Kereta di Indonesia Masih Impor

Hingga saat ini Indonesia masih 100 persen mengimpor rel kereta untuk memenuhi kebutuhan industri kereta api.

18 Desember 2019 | 18.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto udara gerbong kereta api yang keluar jalur rel akibat anjloknya Kereta Api barang 2704 pengangkut semen yang melaju dari stasiun Kampung Bandan menuju stasiun Kalimas di KM 52+926 di jalur stasiun Doplang, Blora, Jawa Tengah, 12 Desember 2019. ANTARA/Yusuf Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan industri baja dalam negeri belum bisa memproduksi rel kereta api. Karena itu, kata dia, hingga saat ini Indonesia harus mengimpor 100 persen rel kereta untuk memenuhi kebutuhan.

"Kereta api relnya apa bisa kita buat? Saya tanya? Tidak ada, jadi terpaksa impor juga rel kereta api," kata Harjanto di Gedung Menara Batavia, Jakarta, Rabu, 18 Desember 2019.

Namun, dia mengatakan industri baja dalam negeri sudah mampu membuat sebagian komponen kereta. Dia mencontohkan komponen yang bisa dibuat yaitu bogie atau bagian dari sistem kesatuan roda kereta api dan sistem pengkabelan atau wiring.

Dia mengatakan belum ada investor yang berinvestasi di bagian rel kereta, karena sebelumnya kebutuhan rel di Indonesia memang tidak terlalu tinggi. Namun, dia memperkirakan ke depan kebutuhan rel kereta akan meningkat permintaannya.

Apalagi, kata Harjanto, pemerintah juga membuat proyek kereta api. Bahkan negara lain juga ada yang meminta Indonesia membangun transportasi kereta api di tersebut.

"Tadi saya cerita ada orang minta untuk dibangunkan rel sistem kereta api di Madagaskar. Contoh ini ada project yang ditawarkan. Tapi begitu pengusaha nanya ke saya 'pak relnya gimana?', relnya tidak ada," kata dia.

Harjanto melihat saat ini secara umum industri baja di Indonesia fokus menggarap baja untuk kebutuhan konstruksi. "Boleh cek, industri baja kita ada yang buat rel kereta api enggak? Walaupun kita keperluannya nanti kelihatannya akan besar," ujar dia.

HENDARTYO HANGGI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus