Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font face=arial size=1 color=#FF0000><B>Susilo Siswoutomo:</B></font><br /><font face=arial size=3><B>Untuk Apa Dihubungkan dengan Presiden?</B></font>

27 Januari 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertengahan 2011, ExxonMobil Oil Indonesia mengumumkan rencana melepas asetnya di Blok B Arun, Aceh. Tiga perusahaan lokal kabarnya berhasil masuk tahap final lelang yang terdiri atas 100 persen saham ExxonMobil di Blok B Arun dan Lapangan North Sumatera serta 30 persen saham di PT Arun NGL.

Tapi rencana divestasi aset ini terhenti pada September tahun lalu. ExxonMobil tiba-tiba memutuskan mengelola sendiri Blok B Arun. Pemerintah menilai langkah ini tidak pro-nasional sehingga tak memperpanjang izin kerja Presiden Direktur ExxonMobil Oil Indonesia Richard J. Owen.

Sumber Tempo menyebutkan ExxonMobil membatalkan lelang setelah mendapat tekanan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menjual aset tersebut kepada Mandiri Oil. Perusahaan ini terbilang muka baru di dunia minyak dan gas bumi Indonesia. Yanuar Arsad, salah satu pemiliknya, disebut-sebut memiliki kedekatan dengan kerabat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo secara tegas membantah informasi tersebut. Kepada Sorta Tobing dan Bernadette Christina, dia menjelaskan proses lelang dan tak diperpanjangnya izin kerja Richard J. Owen.

Kapan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahu ExxonMobil batal menjual aset di Blok B Arun?

Mereka (ExxonMobil) lapor ke Menteri sekitar November atau Desember tahun lalu. Tidak spesifik menyebut alasan pembatalan. Hanya mengatakan berdasarkan evaluasi.

Gara-gara pembatalan lelang itu, izin kerja Presiden Direktur ExxonMobil Oil Indonesia Richard J. Owen tak diperpanjang?

Tidak benar itu. Coba tanya SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi) untuk pastinya.

Ketika izin kerja tak diperpanjang, Menteri Energi Jero Wacik masih merangkap Kepala SKK Migas....

Iya, tapi kami tidak membuat keputusan apa-apa. Rekomendasinya dari Kepala Divisi Sumber Daya Manusia SKK Migas. Prosesnya panjang. Hal ini menyangkut cost recovery. Gaji pekerja migas dibayar dengan uang negara.

Jadi, apa alasan tak memperpanjang izin kerja?

Sebenarnya ini bukan hal luar biasa. Sebelumnya juga ada pekerja asing yang tidak diperpanjang izin kerjanya. Pertimbangannya pasti dari performance. Ada juga masalah konsistensi. Bisa kita lihat dari batal dijualnya Blok B Arun. Lalu soal Cepu, urusan CSR (corporate social responsibility) dan lahan bertele-tele. Kami minta naik produksi saja sulitnya bukan main.

Kabarnya Kementerian Energi menekan ExxonMobil supaya aset di Blok B Arun itu dijual ke Mandiri Oil?

Siapa yang menekan? Kami tidak bisa memaksa. Itu proses bisnis ke bisnis. Sewaktu dulu di ExxonMobil, saya pernah jadi PIC (person in charge) proses penjualan Blok A di Aceh, yang sekarang dimiliki Medco. Semua urusan tender dan due diligence itu Houston (kantor pusat ExxonMobil) yang mengatur. Saya tidak tahu harganya berapa, siapa saja yang ikut. Bahkan waktu dan tempat mereka membuka data di Jakarta saya tidak tahu.

Kementerian Energi dan SKK Migas tidak terlibat dalam proses divestasi itu?

Tidak. Kementerian cuma bagian membuka data dan memberi imbauan melalui SKK Migas supaya harga jualnya tidak kemahalan. Apalagi kalau perusahaan lokal yang terlibat. Jangan sampai perusahaan lokal menang tapi mereka tidak bisa berproduksi karena kebanyakan utang. Nanti Kementerian juga yang repot.

Sampai sekarang Anda tidak tahu harga jual Blok B Arun?

Tidak tahu. Perkiraan harganya paling bisa dilihat dari hasil analisis Wood Mackenzie. Mereka punya data nilai blok minyak dan gas dunia. Tapi itu juga hanya perkiraan nilai aset. Tidak tahu kalau perusahaan menggelembungkan harga ketika divestasi berjalan. Kami tidak bisa berbuat apa-apa.

Anda tahu Mandiri Oil?

Saya kurang tahu.

Anda kenal salah satu pemiliknya yang bernama Yanuar Arsad?

Kenal begitu saja. Tidak ada yang melarang saya untuk kenal. Saya juga kenal pemilik perusahaan migas lain, seperti Arifin Panigoro. Orang di industri migas kan itu-itu saja.

Yanuar kabarnya dekat dengan kerabat Presiden, makanya Anda minta Mandiri Oil menjadi pemenang lelang Blok B Arun....

Untuk apa urusan kayak gini dihubungkan dengan Presiden? Tidak ada hubungannya. Lagi pula ExxonMobil pasti punya standar sendiri perusahaan seperti apa yang pantas mengelola blok itu. Selama ini kami dianggap pro-asing. Tapi giliran kami bersikap tegas terhadap perusahaan asing malah dianggap macam-macam. Ngapain bela-belain ExxonMobil? l

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus