Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font face=verdana size=1>Rafat Ali Rizvi:</font><br />Saya Bodoh, Terlalu Percaya Robert

26 Oktober 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ambruknya Bank Century telah menyeret Rafat Ali Rizvi. Salah satu pemilik First Gulf Asia Holding yang menjadi pemegang saham Century ini pun dinyatakan Kejaksaan Agung sebagai tersangka. Polisi juga sudah meminta bantuan Interpol memburu warga negara Inggris ini. Wartawan Tempo Wahyu Muryadi, Padjar Iswara, dan Rumbadi Dalle menemuinya di tempat yang dirahasiakan.

Sejak kapan kenal Robert Tantular?

Saya kenal dia akhir 1993 atau awal 1994. Saat itu saya bekerja di sebuah bank investasi asal Amerika Serikat. Saya kenal dia karena Bank CIC milik Robert menjadi klien. Saat keluar dari bank asal Amerika itu pada 1998, saya berbisnis dengan Hesham al-Warraq dan mitra lain dari Korea. Saya membeli sedikit saham Bank CIC pada 1999. Saya yakin waktu itu bank tersebut bagus.

Anda tahu rekam jejak Robert Tantular?

Pada saat masuk, dia masih oke. Baru ada problem di CIC pada 2001 dan 2002. Terjadi penggelapan. Tapi Robert menyalahkan direktur internasionalnya.

Setelah Century lahir, siapa sebenarnya pemegang pengendali di bank ini?

Setelah merger, Robert Tantular mengendalikan Century dari lantai 3. Dia menempatkan anggota keluarganya, Dewi Tantular, dan dua orang dekatnya di bagian treasury dan sebagai konsultan yang mengawasi pergerakan dana. Namanya Krishna Jagateesen dan Muhammad Arif Khan. Saya heran mengapa orang-orang ini tak pernah tersentuh polisi.

Bank Indonesia baru tahu Robert Tantular pemegang saham Century pada April 2008?

Oh, come on. Semua orang di dunia ini tahu Robert Tantular mengendalikan Century. Jika dia bukan pengendali Century, mengapa sejak 2003 hingga 2008 orang-orang International Finance Corporation, RHB Bank dari Malaysia, Royal Bank of Scotland Plc., Wachovia Amerika Serikat, Hana, juga Sinar Mas datang ke Robert saat ingin membeli bank itu? Mereka tidak datang ke direksi Century atau saya atau Hesham terlebih dulu.

Bagaimana sebenarnya susunan pemegang saham Century?

Saya hanya menguasai dua persen saham Century secara langsung. Bersama Hesham, lewat First Gulf, sekitar sembilan persen. Century Mega Investindo punya Robert sekitar sembilan persen. Kabarnya, 40 persen saham dimiliki investor publik. Tapi, saat Lembaga Penjamin Simpanan mengambil alih, tak ada investor publik yang memprotes. Itu karena 40 persennya dikuasai Robert Tantular.

Mengapa Century kesulitan likuiditas?

Bank Century kekurangan likuiditas bukanlah kejahatan. Bahwa di situ ada kekeliruan penilaian, seperti memberikan kredit kepada perusahaan yang akhirnya macet, mungkin ya. Tapi itu bukan kejahatan. Lihat Citibank, UBS, Deutsche Bank, dan bank lain di dunia pernah kesulitan likuiditas. Tapi, bagi saya, masalah awal dan utama Century bukanlah kekurangan likuiditas, melainkan penggelapan dana US$ 400 juta oleh Robert Tantular dari pemberian letter of credit (L/C) kepada perusahaannya dan Antaboga Delta Sekuritas.

Mengapa Anda tidak menegur Robert Tantular?

Saya sama sekali tidak tahu ada akal-akalan Robert. Dia melakukannya begitu rapi. Saya baru tahu setelah Century kolaps. Dia malah menyalahkan kami sebagai orang asing. Saya memang bodoh terlalu mempercayai dia.

Komentar Anda soal pengambilalihan Century oleh Lembaga Penjamin Simpanan?

Tidak tepat bila Century ditutup akan berdampak sistemik, karena asetnya sangat kecil. Risiko penutupan Century hanya untuk pemegang saham dan sebagian kecil pemilik dana. Dana pihak ketiganya saja hanya Rp 6 triliun. Asetnya hanya Rp 15-an triliun. Jadi tidak ada efek risiko dan domino atas sistem perbankan di Indonesia. Bank ini tidak terlalu material dalam sistem perbankan di Indonesia. Jadi tak perlu suntikan Rp 6,7 triliun.

Maksud Anda hanya seperti sekerat roti?

Bahkan seperti roti yang diiris tipis-tipis….

Anda bersedia datang ke Indonesia untuk menjelaskan masalah ini?

Saya bersedia ke Indonesia dengan tiga syarat: cabut red notice, cabut pencekalan saya, dan cabut status tersangka karena saya korban Robert Tantular. Mohon maaf, biang dan otak penggelapan adalah orang Indonesia, Robert Tantular.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus