Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perbankan
BRI Terbaik Kedua di Asia Pasifik
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. dinobatkan sebagai bank terbaik kedua di antara 150 bank Asia Pasifik yang paling menarik investor selama tahun ini. Posisi pertama, menurut survei lembaga riset bisnis The Asian Banker, ditempati China Merchants Bank, dengan nilai 8,33. Dasar penilaiannya, antara lain, tingkat keuntungan, pendapatan pemegang saham, kualitas aset, likuiditas, kecukupan modal, serta kualitas hubungan investor.
Direktur Riset The Asian Banker Chris Kapfer menyatakan bank-bank top di Asia Pasifik ini mencatat pertumbuhan pendapatan lebih dari 50 persen bagi pemegang sahamnya selama kurun 2007-Juni 2009. Pemeringkatan bank ini, menurut dia, akan menjelaskan kepada para investor perihal kekuatan bank, kualitas manajemen, kultur perusahaan, dan nilai-nilai pemegang saham.
Selain BRI, bank lainnya di Indonesia yang mendapat peringkat cukup baik adalah Bank BCA (posisi ke-15), Bank Danamon (17), dan Bank Mandiri (20). Selain itu, Bank Internasional Indonesia (26), Bank BNI (32), Bank OCBC NISP (46), Bank CIMB Niaga (48), Bank Mega (60), Bank Permata (83), serta Bank Bumiputera (100).
Rupiah
Masih Mungkin Menguat
Lana Soelistianingsih, analis ekonomi PT Samuel Sekuritas Indonesia, dalam analisis harian dan mingguan Samuel Sekuritas mengatakan rupiah masih dalam tren penguatan di kisaran Rp 9.380-9.450 per dolar AS. Potensi penguatan rupiah masih terbuka karena tren pelemahan dolar AS yang masih berlanjut. Senin pekan lalu, indeks dolar AS kembali menyentuh ke titik terendah.
Dia menilai faktor domestik tidak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah karena kondisi ekonomi relatif stabil dan situasi politik relatif netral. Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II juga bersifat netral terhadap sentimen pasar, karena beberapa pos menteri ekonomi diduduki orang yang sudah dikenal pasar, seperti Sri Mulyani Indrawati yang tetap menjadi Menteri Keuangan dan Mari Elka Pangestu sebagai Menteri Perdagangan.
Namun para pelaku pasar tidak terlalu yakin rupiah bisa menembus level penguatan tertinggi terbaru, misalnya ke Rp 9.200 per dolar AS. Apalagi menjelang diumumkannya susunan kabinet pada pekan lalu, nilai tukar rupiah pada pembukaan pasar langsung anjlok ke 9.475 per dolar AS, melemah 80 poin dari sehari sebelumnya Rp 9.395 per dolar AS.
Beras
Bulog Tambah Pembelian
SELAMA dua bulan ke depan, Perusahaan Umum Bulog akan menambah pembelian sekitar 400 ribu ton beras dalam negeri. Ini untuk memenuhi target pembelian 3,8 juta ton guna mendukung program pengadaan beras rakyat miskin (raskin) bagi 19,1 juta rumah tangga sasaran. Tahun lalu Bulog hanya menyerap 3,2 juta ton.
Raskin 15 kilogram dengan harga Rp 1.600 per kilogram untuk tiap rumah tangga miskin itu disalurkan di 5.000 titik distribusi. Menurut Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Bulog Mohammad Ismet, pemberian beras bersubsidi ini akan membantu sepertiga biaya kebutuhan setiap keluarga miskin. Program ini hanya pelengkap dari program pemberdayaan masyarakat.
Guru besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Dwijono, menilai Bulog yang punya jaringan sangat luas hingga kabupaten dan kecamatan seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mengurusi jenis pangan nonberas. ”Tidak hanya beras, tapi juga kedelai, jagung, dan minyak goreng. Tugas utamanya adalah ketersediaan pangan yang merata dan terjangkau,” ujarnya Selasa pekan lalu.
Pengawasan Perbankan
BI dan LPS Bertukar Data
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Darmin Nasution dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Rudjito meneken surat keputusan bersama mengenai koordinasi serta pertukaran data di antara kedua lembaga itu. Mereka juga sepakat memeriksa bank bersama-sama.
Sebagai jaring pengaman sektor keuangan, menurut Darmin, LPS perlu fasilitas tambahan pasokan data ketika sebuah bank terserang masalah. Data itu dapat mendorong LPS segera mengambil keputusan menyelamatkan bank yang masuk kategori sistemik dalam waktu singkat.
Selama ini LPS hanya mengandalkan pengawasan berdasarkan laporan keuangan bulanan dari bank masing-masing. Padahal, kata Direktur Eksekutif LPS Firdaus Djaelani, banyak data lain yang dibutuhkan, seperti data pelaksanaan program penjaminan dan resolusi bank gagal, data hasil stress test atau sistem deteksi dini perbankan, jumlah simpanan nasabah, pemeriksaan bank dalam pengawasan khusus dan bank gagal, serta perkembangan penanganan bank bermasalah.
Sehubungan dengan produk liar penyebab kolapsnya bank seperti Bank Century dan Bank Global, bank sentral juga akan menjalin kesepakatan serupa dengan lembaga lain seperti Badan Pengawas Pasar Modal.
Elektronik
Penjualan Anjlok
SELAMA September, penjualan barang elektronik mencapai Rp 1,481 triliun atau anjlok 25 persen dibanding bulan sebelumnya yang Rp 1,96 triliun. Selain karena hari kerja yang cukup pendek karena masa Lebaran, menurut Electronic Marketer Club (EMC), penurunan itu karena ada bencana alam di daerah Padang dan sekitarnya.
Penurunan penjualan kulkas yang paling drastis, atau 39 persen dari bulan Agustus 309.343 unit menjadi 187.066 unit pada bulan berikutnya. Kemudian diikuti pompa air turun 37,8 persen menjadi 125.553 unit, dan audio yang turun 29,3 persen menjadi 20.958 unit. Adapun penjualan produk yang turun paling sedikit adalah pemutar video sebesar 10,2 persen menjadi 138.526 unit.
Sekretaris Jenderal EMC Agoes Soejanto menilai penurunan penjualan juga karena puncaknya sudah terjadi pada Agustus. Namun ia yakin sepanjang tahun ini penjualan bertumbuh 10-15 persen dibanding tahun lalu. Di antaranya karena daya beli masyarakat membaik dan berkurangnya produk elektronik impor ilegal akibat terbitnya aturan produk tersebut hanya bisa masuk melalui pelabuhan dan bandara tertentu.
Kredit Macet
Mandiri Ajukan Paksa Badan
Bank Mandiri mengajukan paksa badan atas Burhan Uray dan Soejono Varinata dalam gugatan personal guarantee kasus piutang antara Bank Mandiri dan Djajanti Group. Soejono adalah pemegang saham Biak dan Ultimate, sedangkan Burhan Uray pendiri Djajanti Group. ”Kami sudah memohonkan paksa badan kepada hakim,” ujar kuasa hukum Bank Mandiri, Savitri Kusumawardani, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pekan lalu.
Savitri menjelaskan, permintaan paksa badan itu memungkinkan karena jumlah kewajiban bayar pemberi jaminan lebih dari Rp 1 miliar. Sedangkan kewajiban yang harus dilunasi oleh Djajati Group per September 2009 sebesar US$ 120,31 juta dan PT Biak Mina Jaya sebesar US$ 19,13 juta. Menurut dia, angka itu diperkirakan bakal terus bertambah karena bunga, denda, dan biaya lain sampai seluruh utang dilunasi.
Grup Djajanti memiliki lima anak perusahaan, yaitu PT Artika Optima Inti, PT Djarma Aru, PT Djajanti Plaza, PT Biak Mina Jaya, PT Nusa Prima Pratama Industry. Semuanya sudah tidak beroperasi. PT Artika Optima Inti, PT Djarma Aru, PT Biak Mina Jaya sudah dinyatakan pailit.
Sebelumnya pihak Bank Mandiri dan tergugat sudah melakukan mediasi tiga kali pada 3 September, 17 September, dan 1 Oktober 2009. Namun hingga batas akhir waktu mediasi pada 12 Oktober 2009 belum ada kesepakatan. Sehingga dalam sidang perdana perkara, proses mediasi itu dihentikan.
Bursa
Astra dan Bakrie Jatuhkan Indeks
Pekan lalu, harga saham Astra International anjlok Rp 1.150, disusul Astra Agro Lestari jatuh Rp 750, United Tractors merosot Rp 700, Indocement melorot Rp 450, Bank BRI jatuh Rp 300, Unilever turun Rp 250, Bumi Resources melemah Rp 175, serta Bank Mandiri tergelincir Rp 75 per saham.
Analis saham dari PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah mengemukakan, saham kelompok Astra dan Bakrie menjadi motor pendorong penurunan indeks. Saham kelompok Astra, yang dalam beberapa waktu sebelumnya naik cukup tajam, kali ini mengalami tekanan jual dari para investor yang merealisasikan keuntungan. Secara valuasi harga saham-saham unggulan sudah sangat mahal, karena indeks juga naik sangat tinggi sepanjang tahun ini.
Pengumuman susunan kabinet tidak banyak mempengaruhi bursa karena sudah bisa diperkirakan. Tidak ada respons positif pasar. Investor malah cenderung melepas saham setelah berita tersebut keluar. ”Penurunan indeks juga tidak terlepas dari depresiasi rupiah hingga Rp 9.500, seiring dengan penguatan dolar AS terhadap mata uang global,” ujar Alfiansyah.
Harga Minyak
Level Tertinggi
Harga minyak mentah melonjak di atas US$ 81 per barel pekan lalu. Harga minyak untuk kontrak bulan Desember naik 2,8 persen menjadi US$ 81,37 per barel. Ini merupakan level tertinggi dalam setahun terakhir, setelah data cadangan kenaikan minyak pemerintah Amerika Serikat ternyata lebih rendah dari ekspektasi para analis. Padahal impor minyak turun dalam dua bulan terakhir.
Pemicu kenaikan harga komoditas emas hitam ini, antara lain, indeks Dow Jones sempat menembus 10 ribu, mata uang dolar AS yang jatuh terhadap mata uang rival utamanya. ”Pemicu utama melonjaknya harga minyak karena kita melihat bahwa pelemahan dolar AS akan terus berlanjut,” kata Tariq Zahir, Direktur Manajer dari Tyche Capital Advisor.
Cadangan minyak AS sebenarnya naik 1,3 juta barel hingga 16 Oktober lalu, menurut catatan Energi Information Administration (EIA). Namun para analis memprediksi kenaikan seharusnya 2,2 juta barel. Pasalnya, impor minyak AS turun menjadi 8,7 juta barel per hari pada akhir pekan lalu. Penurunan ini merupakan level terendah sejak 14 Agustus lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo