Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font size=1 color=#FF9900>BUMI RESOURCES</font><br />Gebrakan Baru Mitra Baron Inggris

Bumi Resources melepas saham mayoritas unit bisnis metal dan emas. Sebagian besar buat bayar utang.

20 Juni 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAKAN malam yang digelar keluarga besar Bakrie di Ballroom Hotel Four Seasons, Senin pekan kedua April lalu, berlangsung meriah. Seluruh anggota keluarga, mulai Roosniyah Bakrie (istri almarhum Achmad Bakrie, pendiri Bakrie Group), Aburizal, Roosmania, Nirwan Dermawan, hingga Indra Usmansyah, dan anggota keluarga lainnya berkumpul dalam acara akbar itu. Keluarga Bakrie menjamu tamu utama, Nathaniel Rothschild, mitra barunya di Vallar Plc. Nathaniel tak lain putra bungsu Lord Jacob Rothschild, baron investasi ternama asal Inggris.

Sejumlah menteri juga hadir dalam persamuhan itu. Ada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, pesohor lainnya. Tampak pula Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Martin Alan Hatfull. Tak ketinggalan para petinggi perusahaan Grup Bakrie bersua dalam pertemuan selama hampir tiga jam tersebut.

Secara bergiliran Indra Bakrie (Chairman Vallar Plc) dan Nathaniel (Co Chairman Vallar Plc) memberikan sambutan. Baik Indra maupun Rothschild menyebut malam itu sebagai tonggak sejarah aliansi Grup Bakrie, Recapital, dan Rothschild membentuk perusahaan pertambangan metal serta emas ternama di dunia. Perusahaan ini telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek London. ”Acara ini sekaligus perkenalan resmi Vallar Plc di Indonesia,” kata Dileep Srivastava, Direktur PT Bumi Resources, salah satu perusahaan Grup Bakrie, kepada Tempo di Jakarta, Rabu pekan lalu.

Kerja sama Grup Bakrie, Recapital, dan Nat—panggilan Nathaniel—telah dirintis sejak November 2010. Pada April lalu, mereka telah merampungkan pembentukan perusahaan patungan Vallar Plc—akhir bulan ini berganti nama menjadi Bumi Plc—menuntaskan pengambilalihan 25 persen saham Bumi Resources dan 85 persen saham PT Berau Coal milik PT Bukit Mutiara (Recapital). Nilai transaksinya US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27 triliun (lihat infografis).

Gebrakan tak berhenti di situ. Pada Sabtu dua pekan lalu, Vallar Plc mengumumkan akan mengambil alih (akuisisi) 75 persen saham PT Bumi Resources Mineral Tbk milik Bumi Resources. Pemegang saham mayoritas perusahaan pemilik portofolio tambang emas, tembaga, dan seng itu berpindah dari Bumi Resources ke Vallar Plc. ”Konsolidasi Bumi Resources Mineral akan memberi akses penuh Valar mendiversifikasi asetaset tambang batu bara ke tembaga dan seng,” kata Nat dalam siaran pers.

Untuk membeli saham Bumi Resources Mineral, Vallar tidak membayar tunai, tapi menggunakan surat berharga. Vallar Plc menyerahkan convertible bond (obligasi yang bisa ditukarkan dengan saham) senilai US$ 2,07 miliar (sekitar Rp 18 triliun) kepada Bumi Resources. Obligasi berjangka waktu lima tahun dan berbunga 2 persen per tahun itu tak langsung dicairkan, tapi akan dicatatkan terlebih dulu di Bursa Efek London. Investor publik bisa membeli atau menjual kembali convertible bond Vallar Plc ini.

Menurut Dileep, transaksi itu akan membuat Bumi Resources bisa lebih berfokus mengembangkan bisnis batu bara. Sebaliknya, Bumi Resources Mineral leluasa mengembangkan pertambangan metal (tembaga dan seng) dan logam mulia (emas). Pejabat Hubungan Investor Bumi Resources Mineral Herwin Hidayat menambahkan, struktur perusahaan menjadi lebih sederhana. “Kami juga jadi lebih mudah mencari pendanaan di pasar modal Inggris atau Eropa,” ujarnya.

l l l

PERTALIAN Grup Bakrie dengan keluarga Rothschild bermula dari perkenalan antara Nirwan, Ari Hudaya, dan Nathaniel pada pertengahan tahun lalu. Ian Hannam, Chairman JP Morgan Cazenove, yang memperkenalkan mereka. Kebetulan tatkala Nathaniel mencatatkan saham perdana Vallar Investment UK Limited di Bursa Efek London pada Juli tahun lalu, JP Morgan menjadi penjamin emisi efek. Belakangan Nirwan dan Ari Hudaya memperkenalkan Nathaniel kepada Rosan Perkasa Roeslani, Direktur Utama PT Recapital Advisors.

Singkat cerita, mereka menggagas transaksi pengambilalihan 25 persen saham Bumi Resources oleh Vallar dan tukar guling saham Berau Coal. Dalam sejumlah pertemuan pendahuluan, kata sumber Tempo, manajemen Bumi Resources juga memaparkan sejumlah unit usahanya, termasuk Bumi Resources Mineral. Perusahaan ini menguasai tak langsung 24 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara dan menguasai konsesi pertambangan seng di Dairi, Sumatera Utara. Perusahaan ini juga punya konsensi pertambangan emastembaga di Gorontalo dan lainnya.

Namun pertemuan Nirwan, Ari Hudaya, dan Nathaniel lebih berfokus membahas tukar guling unit bisnis batu bara Bumi Resources dan Berau. “Konsolidasi Bumi Resources Mineral belum jadi prioritas,” ujarnya.

Belakangan rencana konsolidasi Bumi Mineral Resources ke dalam Vallar Plc mulai dijajaki. Kebetulan Grup Bakrie sudah punya rencana memisahkan (spin off) Bumi Resources Mineral dari Bumi Resources setelah perusahaan itu menjual saham perdana (initial public offering/IPO), November tahun lalu. Awal 2011, kata si sumber, manajemen Vallar Plc memutuskan akan mengambil alih 75 persen saham Bumi Resources Mineral.

Keputusan Vallar Plc mengakuisisi Bumi Resources Mineral tak serta merta berjalan mulus. Menurut sumber Tempo lainnya, aksi korporasi Vallar Plc itu mengandung benturan kepentingan karena target akuisisinya perusahaan dari Grup Bakrie. Alhasil, pengambilalihan Bumi Resources Mineral harus diputuskan oleh direksi independen Vallar Plc.

Indra Bakrie sebagai Chairman Vallar Plc dan Ari Hudaya sebagai Chief Executive Officer Vallar tak boleh ikut mengambil keputusan dalam rapat dewan direksi di London, Kamis dua pekan lalu. “Lewat voting akhirnya direksi independen setuju Vallar Plc mengakuisisi Bumi Resources Mineral,” ujarnya.

Keesokan harinya, manajemen Vallar Plc mengeluarkan rilis ke publik akan membeli 75 persen saham Bumi Resources Mineral. Pembayarannya menggunakan obligasi konversi senilai US$ 2,07 miliar. Menurut Dileep, obligasi konversi milik Vallar Plc yang diperdagangkan di Bursa Efek London sangat likuid. Pemegang obligasi, termasuk Bumi Resources, bisa leluasa mencairkannya (monetisasi) kapan saja. Pemegang obligasi juga, ujar Dileep, bisa menikmati keuntungan dari meningkatnya valuasi obligasi tukar yang terdongkrak oleh kenaikan harga saham Vallar Plc di pasar modal.

Seorang praktisi pasar modal membisikkan, transaksi ini bisa dikategorikan jualbeli antarperusahaan dalam Grup Bakrie sendiri. Vallar Plc memang mengakuisisi 75 persen saham Bumi Resources Mineral. Tapi Grup Bakrie sejatinya pemegang saham mayoritas Vallar Plc. dengan kepemilikan saham sekitar 56 persen. Setelah transaksi akuisisi rampung pun, kelompok usaha Bakrie masih akan menguasai 40 persen saham Vallar Plc.

Dengan itu pula, kata si praktisi pasar modal ini, Grup Bakrie ada kemungkinan tak akan membiayai sendiri akuisisi Bumi Resources Mineral ini, tapi menggunakan dana investor publik di bursa efek. Inilah latar belakang obligasi tukar Vallar Plc dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Saham London. ”Investor memang bisa dapat untung dari obligasi itu,” ujarnya. Tapi, kata dia, Grup Bakrie paling gembira bila investor publik membeli obligasi Vallar. ”Grup Bakrie bisa dapat uang banyak dari penjualan obligasi itu.”

Praktisi pasar modal tadi menilai langkah Bumi Resources melepas anak usahanya itu sangat jitu dan rasional. Dana hasil penjualan perusahaan itu diduga kuat akan dipakai buat membayar utang Bumi Resources yang cukup besar dan mahal (berbunga tinggi). Salah satunya utang kepada China Investment Corp senilai US$ 1,9 miliar. Utang dari perusahaan investasi Negeri Tirai Bambu itu bunganya 19 persen dalam mata uang dolar. ”Ini mahal sekali,” ujarnya. ”Jadi memang harus segera dipercepat pembayarannya.”

Dileep tak menampik bahwa dana hasil penjualan Bumi Resources Mineral akan dipakai untuk mengurangi utang perseroan, termasuk utang kepada CIC. ”Pembayaran utang bisa meningkatkan nilai efek para pemegang saham,” ujarnya.

Analis Citi, Kim Kwie Sjamsudin, dalam risetnya menyebutkan penjualan anak usaha emas dan metal akan membuat investor khawatir akan penurunan pendapatan Bumi Resources. Tapi, di sisi lain, perusahaan tambang batu bara itu akan mendapat keuntungan lain, yakni penurunan utang Bumi Resources. Pada akhir 2011, katanya, utang bersih perusahaan itu berpotensi menurun dari sekitar US$ 4,6 miliar menjadi hanya US$ 180 juta.

Padjar Iswara


Konsolidasi

Vallar Plc, perusahaan patungan Grup Bakrie dengan Nathaniel Rothschild, mengakuisisi 75 persen PT Bumi Resources Mineral milik PT Bumi Resources Tbk. Konsolidasi dan reorganisasi ini membuat Bumi Resources berfokus ke bisnis batu bara saja. Portofolio tambang emas, tembaga, dan seng yang dimiliki Bumi Resources Mineral kini langsung di bawah kendali Vallar Plc.

Portofolio Bumi Resources Mineral

Metal dan Emas
Perusahaan ini berfokus menguasai aset-aset pertambangan emas, tembaga, seng, dan bahkan intan. Lokasi tersebar di Indonesia hingga Afrika. Baru aset di Batu Hijau (bersama Newmont Nusa Tenggara) yang sudah berproduksi. Lainnya akan berproduksi empat tahun lagi.

  • Bumi Liberia (kepemilikan 94,1%)
    Produk: intan
  • Citra Palu Mineral (96,97%)
    Produk: emas
  • Gorontalo Mineral (80%)
    Produk: emas dan tembaga
  • Herald Resources/Dairy Sumatera (80%)
    Produk: seng
  • Bumi Mauritania (60%)
    Produk: bijih besi
  • Batu Hijau/Newmont Nusa Tenggara (18%)
    Produk: tembaga dan emas

    Struktur pemegang saham Vallar Plc. (sebelum akuisisi)

  • Free Float London: (32%)
  • Grup Bakrie: 55%
  • Recapital Advisory: 13%

    Vallar Plc. (nanti menjadi Bumi Plc)

  • Bumi Resources:25%
  • Berau Coal:85%
  • Bumi Resources Mineral: 82%

    Struktur Pemegang saham Vallar Plc. (setelah akuisisi)

  • Free Float London: (32%)
  • Grup Bakrie:55%
  • Recapital Advisory: 13%

    Vallar Plc. (nanti menjadi Bumi Plc)

  • Bumi Resources Mineral: 75%
  • Bumi Resources: 25%
  • Berau Coal: 85%
  • Bumi Resources --> Bumi Resources Mineral: 7%

    Terbesar Kelima
    Gabungan Bumi Resources (KPC, Arutmin) dengan Berau Coal akan membuat Vallar jadi produsen batu bara terbesar kelima di dunia.

  • KPC: 38,3 juta ton
  • PT Arutmin Indonesia: 22,7 juta ton
  • Berau Coal: 14 juta ton
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus