Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kompleks BaliCamp bersolek lagi. Kampung teknologi informasi nan cantik di perbukitan Desa Pacung, Baturiti, Tabanan, Bali, itu sempat menikmati masa kejayaan saat dunia disapu demam Internet gelombang pertama pada 1998-2001. Para programmer-nya berlimpah dolar dan berkutat dengan proyek dari berbagai negara. BaliCamp bahkan sempat disebut-sebut sebagai calon Lembah Silikon-nya Indonesia.
Namun, ketika industri Internet runtuh pada 2001-2002, BaliCamp suwung. "Kami lebih banyak mengerjakan proyek lokal di Jakarta," kata Djarot Subiantoro, Presiden Direktur Sigma Cipta Caraka, induk perusahaan BaliCamp. Adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) yang meniupkan angin segar ke BaliCamp dengan mengakuisisi 80 persen saham Sigma Cipta Caraka.
Telkom kini memang tengah membesarkan bisnis teknologi informasinya. Sebelumnya, sektor itu masih nomor empat, tapi mulai tahun lalu sudah menjadi penyumbang kedua terbesar pendapatan Telkom. Teknologi informasi kini bisa menjadi tumpuan Telkom untuk menggelembungkan pundi-pundinya. Ekspansi itu dilakukan antara lain dengan mengakuisisi Sigma Cipta dan Scicom Berhad (Malaysia)
Akuisisi Sigma dilakukan pada 12 Desember silam. Selain memiliki BaliCamp, Sigma menguasai pasar teknologi informasi perbankan dan keuangan di Indonesia. Saat ini, Sigma mempunyai lebih dari 170 klien perusahaan dan tahun lalu meraup penjualan US$ 25 juta (sekitar Rp 232 miliar).
Menurut Harsya Denny Suryo, Sekretaris Perusahaan PT Telkom, transaksi pembelian Sigma diharapkan kelar akhir Februari ini. "Tinggal finalisasi dan legalisasi ke BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal)," katanya. Berapa nilai transaksi ini, belum dapat dibuka. "Transaksi ini akan membuat Telkom bergerak lebih cepat dalam melebarkan bisnis teknologi informasi," kata Rinaldi Firmansyah, Direktur Utama Telkom.
Hanya berselang satu setengah bulan, pada 25 Januari lalu, Telkom membeli 6,89 persen saham Scicom Berhad lewat bursa Kuala Lumpur Stock Exchange. Perusahaan alih daya (outsource) teknologi informasi itu berkantor di Kuala Lumpur, Malaysia; Bangalore, India; dan Tampa, Amerika Serikat. Tahun lalu, pendapatan Scicom US$ 109 juta (sekitar Rp 1 triliun) dengan laba US$ 11,3 juta (Rp 104,5 miliar), tumbuh 40 persen dari pendapatan 2006.
Hubungan Telkom dengan Scicom ini sebenarnya sudah terjalin lumayan lama. November lalu, Scicom bersepakat dengan Telkom untuk membeli sebagian saham PT Infomedia Nusantara, salah satu anak perusahaan Telkom. Menurut Direktur Utama Scicom Leo Ariyanayakam, Infomedia akan menjadi pijakan Scicom menggarap pasar Indonesia. "Kami akan membantu Infomedia go global," kata Leo.
Beberapa perusahaan teknologi informasi, seperti Indonesia Comnets Plus, anak perusahaan PLN, dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia, juga sempat dikabarkan diincar Telkom. Namun, kata Harsya, hubungan dengan kedua perusahaan negara itu cuma sebatas kerja sama bisnis biasa.
Bagi Telkom sendiri, pembelian dua perusahaan ini bakal memperkuat barisan perusahaan jasa teknologi informasi miliknya. Saat ini sayap bisnis teknologi informasi Telkom digerakkan oleh Infomedia dan Multimedia Nusantara. Infomedia dengan produk buku kuning telepon plus jasa call center. Sedangkan Multimedia, pada Januari 2006, bermitra dengan PT Mekar Prana Indah, milik Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia, membentuk PT Finnet Indonesia, menggarap teknologi pembayaran dan kliring perbankan.
Menurut Djarot, Sigma tidak akan menggerogoti pasar Finnet ataupun Infomedia. "Kami saling melengkapi," katanya. Selain dapat bersinergi dengan Infomedia, Finnet, dan Scicom, Sigma bisa memanfaatkan 6.000 klien perusahaan Telkom. Nama besar dan jaringan Telkom juga bakal memuluskan jalan Sigma menembus pasar luar negeri.
Dia sangat yakin akuisisi Telkom bakal berbuah manis bagi Sigma. Setidaknya efek positif itu sudah menular ke BaliCamp. Sigma akan menghidupkan kembali kampung itu. "Siap-siap saja untuk mengantisipasi proyek-proyek baru dari Telkom."
Sapto Pradityo
Pendapatan PT Telkom (triliun rupiah)
Kuartal III | 2006 | 2007 |
Telepon tak bergerak | 8,07 | 8,46 |
Telepon seluler | 14,89 | 16,71 |
Interkoneksi | 6,37 | 8,76 |
Data dan Internet | 6,37 | 10,16 |
Jaringan | 0,30 | 0,32 |
Jasa telekomunikasi lain | 0,24 | 0,26 |
Sumber: Laporan Keuangan PT Telkom, Q3 2007
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo