Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Musim Cuan Bisnis Buah Tangan

Larangan mudik membuat distribusi paket kiriman Lebaran, seperti parsel, tertahan di sekitar kota besar.

6 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Distribusi parsel oleh pelaku usaha mikro hanya meningkat sekitar 20 persen dibanding pada 2020.

  • Tak hanya entitas dan pengusaha kecil, bisnis parsel pun berkembang di level rumah tangga.

  • Produksi makanan dan minuman kecil pun ikut melonjak seiring dengan peningkatan pesanan hamper.

JAKARTA – Bisnis pesan-antar bingkisan Lebaran diprediksi semakin ramai sepekan ke depan. Ketua Umum Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia, Muhammad Ikhsan Ingratubun, mengatakan pengusaha kecil, terutama dari sektor retail, makanan, dan minuman, sudah berbondong-bondong menyiapkan segmen antaran buah tangan sejak beberapa pekan lalu. Tapi puncak pemesanan parsel dan hamper baru terjadi beberapa hari sebelum Idul Fitri 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ini bisnis musiman. Jadi, ketika dekat Lebaran, mayoritas UMKM akan ikut menyiapkan jasa parsel dan hamper,” ucap dia kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski kegiatan UMKM mulai pulih secara bertahap di tengah program vaksinasi dan penerapan protokol pencegahan Covid-19, distribusi parsel oleh pelaku usaha mikro hanya meningkat sekitar 20 persen dibanding pada 2020. Itu pun karena pembatasan aktivitas sosial pada tahun lalu masih jauh lebih ketat. “Ramai. Tapi, menurut kami, belum besar sekali volumenya,” kata Ikhsan.

Tanpa merinci jumlah pesanan yang sudah didapat ataupun targetnya, Direktur Utama PT Sarinah (Persero), Fetty Kwartati, memastikan entitasnya ikut menjual hamper dan parsel untuk Lebaran tahun ini. Namun, berbeda dengan periode sebelum masa pandemi, manajemen Sarinah mengandalkan pemasaran digital. “Jadi, volume pesanannya belum besar, berhubung gerai Sarinah di Jakarta tutup untuk renovasi.”

Sementara parsel identik dengan buah tangan berupa makanan kering, isi hamper jauh lebih beragam dan tergantung permintaan pasar. Paket hari raya itu bisa berupa pakaian atau perlengkapan fashion. Manajemen Sarinah, kata Fetty, menyediakan antaran aksesori, wastra atau kain tradisional, serta produk perawatan pribadi.

Parsel siap kirim di kawasan Cikini, Jakarta, 1 Mei 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.

Tak hanya entitas dan pengusaha kecil, bisnis parsel pun berkembang di level rumah tangga. Dinda Audriene Muthmainah, 28 tahun, misalnya, menjajakan paket Lebaran yang berisi berbagai jenis kue kering sejak 27 April lalu. Belum sampai dua pekan, sudah ada 33 pesanan parsel yang dilayani pegawai swasta asal Cibubur itu. Menyediakan roti kepang, nastar, dan varian kue lainnya, Audriene mematok tarif Rp 48-160 ribu.

“Semakin dekat Lebaran, semakin banyak pesanannya,” kata dia. Satu konsumen bisa memesan beberapa paket sekaligus untuk dikirim.  

Rahayu Subekti, yang juga pegawai swasta, pun mengaku sudah memulai jasa bingkisan makanan sejak Lebaran tahun lalu. Namun kemasan makanan yang dia jual dengan harga Rp 25-60 ribu itu lebih sederhana daripada hamper pada umumnya. “Karena bisa juga dibeli untuk menambah isi parsel yang sudah dibeli konsumen.”

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi), Adhi Lukman, mengatakan produksi makanan dan minuman kecil pun ikut melonjak pada masa Ramadan dan Lebaran, seiring dengan peningkatan pesanan hamper.  “Meningkat 10-15 persen dibanding rata-rata produksi,” ujarnya.

Jika tak ada pandemi dan kapasitas produksi berjalan normal, kata dia, kenaikan tersebut seharusnya bisa mencapai 30 persen.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Mahendra Rianto, mengatakan distribusi barang berupa bingkisan Lebaran tak akan setinggi tahun-tahun lalu karena adanya larangan gratifikasi. Surat Edaran Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 13 Tahun 2021 yang terbit bulan lalu menjadi imbauan bagi pejabat negara untuk menolak hadiah bingkisan saat hari raya. Otomatis, konsumen parsel dan hamper menurun.

“Jadi, mungkin hanya di antara perusahaan swasta dalam negeri,” kata dia, kemarin.

Larangan mudik pun membuat distribusi paket kiriman Lebaran, seperti parsel, tertahan di sekitar kota besar saja. “Orang yang ingin spending uang ke daerah jadi tertahan di kota besar,“ katanya. “Yang menikmati hanya industri sekitar kota.”

YOHANES PASKALIS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus