Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
EMPAT belas tahun lalu, Teluk Bintuni di Papua masih senyap dari aroma modal global. Hanya, ada kabar di perairan leher burung cenderawasih itu terpendam kekayaan gas tak ternilai. Kini di sana terpancang dua pengeboran lepas pantai yang akan menyedot triliunan kaki kubik gas alam. Pada 1997, Presiden Soeharto menamai kawasan itu Tangguh.
Pada era Megawati Soekarnoputri, kawasan itu dideklarasikan sebagai proyek nasional untuk pengembangan ekonomi timur Indonesia. Tak lama lagi Tangguh akan berproduksi. Tapi banyak pihak, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla, menganggap transaksi itu sebagai kontrak pembawa musibah negara. Berikut ini seluk-beluk Tangguh, yang merupakan proyek pengembangan gas alam cair (LNG) ketiga di Indonesia, setelah Arun di Aceh dan Bontang di Kalimantan Timur.
Cadangan
Cadangan besertifikat: 14,4 triliun kaki kubik gas
Cadangan pasti: 18,4 triliun kaki kubik gas
Produksi: 7,6 juta ton LNG
Luas lahan pengolahan: 3.200 hektare (600 yang sudah digarap)
Lokasi dua unit: Tanah Merah
Status (Agustus 2008): Unit I 96 persen selesai, Unit II 70 persen
Pekerja: 500 orang
Investasi: US$ 5 miliar (membengkak hingga sekitar US$ 10,6 miliar)
Sistem bagi hasil: 70 : 30
Masa kontrak: Blok Wiriagar hingga 2023, Blok Berau berakhir 2017, dan Blok Muturi selesai 2022. Bisa diperpanjang melihat kebutuhan pasar.
Proyek dimulai: Maret 2005
Rencana pengapalan: Akhir 2008
Lapangan yang Sudah Beroperasi
  | Arun | Bontang Q-H | Bontang I | Tangguh |
Mulai beroperasi | 1978, 1983, 1986 | 1977, 1983, 1997, 1999 | 2007 | 2008 |
Operator | PT Arun NGL | PT Badak NGL | PT Badak NGL | BP Indonesia |
Produsen gas | ExxonMobil | Total, Vico, Uncoal | Total, Vico, Uncoal | Konsorsium |
Produksi | 6,8 juta ton | 22,8 juta ton | 3 juta ton | 7,6 juta ton |
Lapangan gas | Arun | Kalimantan Timur | Teluk Kalimantan | Berau, Muturi, dan Wiriagar |
Saham Penguasa Tangguh Sejak Oktober 2007
KG Berau/KG Wiriagar 10%
LNG Japan Corporation 7,35%
BP Indonesia (operator)* 37,16%
CNOOC 16,96%
MI Berau BV 16,3%
Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd. 12,23%
*BP Indonesia merupakan gabungan dari BP, Amoco, Burmah Castrol, dan ARCO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo