Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas membantah Bintara Pembina Desa (Babinsa) mengawal penyerapan gabah kering oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog). Menurut Zulhas pengawalan oleh prajurit TNI itu tidak bersifat wajib.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tidak harus (dikawal Babinsa)," ujar Zulhas saat ditemui usai menginspeksi harga sembako di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zulhas tetap menyangkal itu meski Tempo telah menunjukkan foto dokumen berkop Bulog, bertajuk Surat Pernyataan Komitmen Pengadaan yang menyediakan kolom tanda tangan untuk Babinsa.
Dalam surat itu, Bulog meminta petani berkomitmen menjual gabah kering seharga Rp 6.500 per kilogram dengan diawasi oleh Babinsa, Tim Jemput Gabah, dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). "Dengan ini menyatakan berkomitmen untuk menjual gabah kering petani (GKP) sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram pada tanggal, bulan, tahun 2025 kepada Bulog," demikian tertulis dalam surat yang harus diisi oleh petani.
Kendati Zulhas membantah Babinsa mengawal Bulog dalam membeli gabah petani, ia menyatakan ada kondisi khusus yang bisa mengecualikannya. "Tapi kalau belinya di bawah (HPP) ini, nah (pengusaha) bisa dipanggil (Babinsa)," ucap Zulhas. Ia juga menekankan pabrik atau pengusaha wajib membeli gabah petani Rp 6.500 per kg kendati Babinsa tidak wajib terlibat dalam pengawasan penyerapan gabah itu.
Saat menyangkal keterlibatan unsur TNI dalam penyerapan gabah Buog, Zulhas sempat menunjukkan nota milik PP Seri Lestari yang membeli gabah petani dari Lampung sebanyak 8.268 kg sesuai HPP. Menurut Zulhas nota itu menunjukkan Bulog hanya bersedia membeli gabah dari pabrik atau pengusaha yang menghargai gabah petani sesuai HPP. "Kalau gak ada bukti (pembelian) Rp 6.500 Bulog gak mau beli berasnya," ucap Zulhas.
Menurut laporan penyerapan gabah Bulog yang diterima oleh Zulhas, ia menerima apresiasi dari petani. "Harga gabah di Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan, harga bagus di tingkat petani. Petani mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Koordinator Pangan," tertulis dalam pesan singkat yang diperlihatkan Zulhas kepada Tempo.