Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rasa jenuh dan tidak bahagia dapat dialami oleh siapa saja saat berada di tempat kerja. Sebuah data terbaru yang dimuat oleh Gallup telah menunjukan bahwa 55 persen pria di tempat kerja mengalami tingkat kebosanan yang tinggi dan merasa tidak menikmati apa yang sedang mereka kerjakan.
Baca juga: Ramai Awkarin Pindah Profesi, Cek 2 Hal Ini Sebelum Pindah Kerja
Melalui diskusi interaktif bertajuk Happier At Work: How Psychological Health Affects Productivity yang diselenggarakan oleh Personal Growth pada 30 Oktober 2018 malam, disebutkan tiga tips utama bagi pria yang ingin lebih bahagia dalam bekerja.
1. Sadari apakah pekerjaan tersebut cocok untuk Anda
Menurut pemaparan yang disampaikan oleh seorang penulis dan experienced brand and PR strategist, Henry Manampiring, salah satu alasan kuat mengapa pria mengalami tingkat kebosanan dan tidak menikmati pekerjaannya adalah karena mereka tidak menyadari bahwa pekerjaan yang sedang mereka geluti nyatanya tidak sesuai dengan kepribadian dan minat mereka. Seperti yang diketahui, pria memiliki tanggungjawab yang lebih besar dibandingkan perempuan, khususnya jika sudah berumah tangga. Sehingga mereka akan cenderung menerima pekerjaan apa saja asalkan sesuai dengan hygiene factors seperti gaji dan bonus.
2. Hindari sifat gengsi dalam bekerja
Ada kalanya saat sedang bekerja, seorang karyawan akan menemukan death end atau titik buntu. Berbeda dengan pekerja perempuan, bagi pria, sikap gengsi dalam pekerjaan yang dapat disimpulkan dengan rasa menahan diri untuk meminta bantuan agar tidak dianggap remeh oleh karyawan lainnya, ternyata cenderung tinggi. Ferro Ferizka Aryananda yang merupakan worldwide senior program lead dari Microsoft mengatakan bahwa sifat gengsi ini justru berdampak buruk bagi peforma kerja seseorang. Dengan memiliki sifat terbuka dan tidak malu untuk berdiskusi dengan rekan kerja, seorang pekerja akan merasa lebih terbantu sehingga dapat menikmati waktu kerjanya, khususnya dengan tekanan yang berkurang.
3. Tinggalkan pemikiran yang tidak berhubungan dengan pekerjaan saat bekerja
Dalam sebuah data yang menunjukan hasil survey kesehatan mental yang disampaikan oleh vice president of HR development PT. Pertamina, Gustini Raswati, 25 persen dari karyawan mengalami stres dipekerjaan oleh karena faktor lain yang contohnya adalah keluarga. Dalam hal ini, karyawan cenderung memusingkan hal diluar pekerjaan saat sedang bekerja, yang kemudian dapat berpengaruh kepada produktivitas mereka di tempat kerja. Dengan menurunnya produktifitas, atasan pun akan cenderung menegur karyawan tersebut. Hal ini kemudian akan berdampak pada rasa jenuh dan tidak bahagia dalam bekerja di tempat tersebut.
Baca juga: Waspada, Diabetes Bisa Akibatkan Impotensi pada Pria
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini