Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Samanta Elsener menjelaskan upaya menemukan jati diri, khususnya demi karir yang lebih cemerlang, mengetahui kepribadian itu penting. Menurut Samanta, orang dapat meningkatkan karir dengan memahami kepribadian mereka. Setiap orang memiliki kepribadian masing-masing. Ia merujuk pada koleganya, Taylor Hartman, yang membagi tipe kepribadian sesuai empat aspek dominan di alam, yaitu api, tanah, air, dan udara. Lalu, atas dasar ini dia membedakan tipe kepribadian melalui empat kode warna, yaitu merah, biru, putih dan kuning.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Keempat warna ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan sangat penting untuk kita mampu memahaminya,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang dengan kepribadian warna dominan merah memiliki kekuatan seperti berkomitmen tinggi dan berdedikasi pada tugas, dinamis, dan tidak bertele-tele, punya keinginan kuat untuk berkembang, dapat mendelegasikan tugas dengan baik, serta memiliki motivasi intrinsik, asertif dan ingin berprestasi. Karakteristik ini biasa dimiliki oleh para pemimpin.
Meski demikian, merah bisa kurang sabar dan tidak sensitif, tidak berfokus pada hal rinci, merasa selalu benar dan egois, kurang bisa mendengarkan pendapat orang, serta cenderung kaku dan otoriter. Karena itu, agar merah belajar berhubungan dengan orang, dia perlu menghindari menyalahkan orang lain dan belajar relaksasi, serta terbuka pada saran dan pendapat orang lain.
Selanjutnya, kepribadian warna biru yang memiliki kelebihan menyukai hal rinci dan terjadwal, terbuka pada pendapat orang lain, disiplin dan memiliki orientasi tujuan yang kuat, stabil dan dapat dipercaya, serta selalu berusaha meraih prestasi tinggi. Karakter ini banyak dimiliki para filantropis.
Namun, biru juga memiliki keterbatasan. Dia cenderung kaku pada prinsip hidup dan takut mengambil risiko, biru cenderung perfeksionis dan sulit percaya orang lain, terlalu memaksakan diri, memiliki ekspektasi tinggi dan merasa orang lain tidak bisa bekerja sebaik dirinya. Karena itu, pemilik warna dominan biru perlu belajar berpikir rasional dan belajar relaksasi, penting juga memiliki batasan-batasan yang sehat, serta fokus pada proses.
Putih dan kuning
Berikutnya, sesuai dengan warnanya, orang dengan warna kepribadian dominan putih memiliki beberapa karakter kuat, yaitu tenang, damai dan tulus, mampu terbuka pada masukan orang lain, mudah bergaul dan tenang di bawah tekanan, pandai berdiskusi dan bernegosiasi, serta suportif dan sabar. Tetapi, putih bukan berarti tidak memiliki keterbatasan.
Mereka bisa saja membosankan dan takut pada konfrontasi, kurang menonjolkan diri, bekerja dengan irama lambat, sulit dimotivasi dan takut pada perubahan, serta cenderung ingin menjauhi konflik. Karena itu, dia perlu belajar untuk menyatakan perasaan dengan asertif, meningkatkan keterampilan resolusi konflik, meningkatkan sikap proaktif, dan mempercepat tempo kerja.
Terakhir, orang dengan warna kepribadian dominan kuning memiliki beberapa kekuatan sebagai berikut, bersemangat tinggi dalam kerja, mampu mengambil risiko, karismatik dan menyenangkan untuk kerja sama, menyukai pengalaman baru, serta gesit dengan rasa penasaran yang tinggi. Karakteristik ini banyak dimiliki figur publik atau artis.
Meski demikian, kuning juga memiliki keterbatasan, mereka sering bicara tanpa berpikir, sering mengulang-ulang dan bicara terlalu banyak, merasa tidak perlu menyiapkan masa depan, kurang bisa ditebak atau diprediksi, serta kurang konsisten dalam menyelesaikan tugas. Kuning dikatakan perlu banyak belajar untuk mengelola waktu lebih baik, membuat rencana masa depan, serta membuat skala prioritas dalam hidup.
“Kita memang memiliki warna kepribadian yang berbeda-beda tetapi bukan berarti satu warna lebih baik daripada warna yang lain. Yang terpenting adalah jangan pernah ragu untuk percaya dan yakin akan kemampuan sendiri. Keyakinan diri untuk meraih sukses membuat produktivitas meningkat, terutama di dunia pekerjaan,” pesan Samanta.