Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia negara kepulauan tentu memiliki banyak pelabuhan, mulai dari pelabuhan kecil hingga besar. Pelabuhan merupakan tempat kegiatan pemerintahan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang ataupun bongkar muat barang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki pelabuhan pelabuhan utama. Merujuk pada kwbcsulbagtara.beacukai.go.id, pelabuhan utama berfungsi melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mulai dari alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar hingga menjadi angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi. Dikutip dari berbagai sumber, berikut deretan pelabuhan utama yang ada di Indonesia.
- Pelabuhan Tanjung Priok
Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Asia Tenggara, sekaligus pelabuhan tersibuk di Indonesia. Pelabuhan yang berada di sebelah Utara Provinsi DKI Jakarta ini dibangun pada pertengahan 1960.
Awalnya, pelabuhan ini dibuat akibat pengendapan lumpur di muara Ciliwung. Hal ini menyebabkan masalah bagi banyak kapal yang hendak berlabuh di Pelabuhan Sunda Kelapa. Oleh sebab itu, dibangunlah Tanjung Priok sebagai ruang alternatif dikarenakan lokasinya hanya berjarak 9 kilometer dari Sunda Kelapa.
Pelabuhan ini menjadi pusat kegiatan angkutan laut. Mulai dari mengangkut atau menurunkan penumpang, aktivitas bongkar muat peti kemas, hingga bongkar muat barang dari berbagai pulau dan negeri.
Menurut pelindo.co.id, pengembangan pelabuhan ini diarahkan mampu mengantisipasi percepatan bongkar muat barang melalui penyediaan dan kelengkapan fasilitas pelayanan spesialisasi. Pembangunan inner road, pelebaran alur dan pintu gerbang masuk kapal (menjadi lalu lintas dua arah) dan pendalaman alur hingga mencapai -14 mLWS merupakan prioritas program yang dilakukan.
- Pelabuhan Tanjung Perak
Pelabuhan Tanjung Perak terletak di Surabaya, Jawa Timur. Pelabuhan ini sudah dibangun pada 1910 dan menghubungkan Surabaya dengan kota-kota lainnya di Indonesia.
Awalnya, pelabuhan ini bernama Hujunggaluh. Namun pada masa kolonial Belanda, Hujaggaluh diganti menjadi Hujangperak, yang kemudian diubah menjadi Tanjung Perak seperti saat ini.
Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pelabuhan kedua teramai di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Setiap harinya, pelabuhan yang memiliki ranah wisata North Quay ini, menjadi tempat berlabuh ratusan kapal, mulai dari kapal kecil maupun besar, termasuk kapal-kapal pesiar.
Pelabuhan Tanjung Perak berfungsi sebagai pengumpul dan distributor barang dari dan ke Kawasan Timur Indonesia, termasuk Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh hinterland yang potensial maka Tanjung Perak menjadi Pusat Pelayaran Interinsulair Kawasan Timur Indonesia.
Pada 2015, kegiatan di Pelabuhan Tanjung Perak juga ditopang oleh kehadiran Terminal Pelabuhan Teluk Lamong, dengan teknologi canggih. Nantinya antara Pelabuhan Tanjung Perak dan Terminal Pelabuhan Teluk Lamong akan dihubungkan dengan sistem monorel petikemas pertama di dunia. Pelabuhan ini juga dilengkapi dengan fasilitas dermaga yang dapat melayani kapal pesiar baik dari dalam maupun luar negeri.
- Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar
Jika Tangerang memiliki Bandara Soekarno-Hatta, Makassar pun memiliki pelabuhan dengan nama yang sama. Pelabuhan Soekarno-Hatta merupakan pelabuhan laut terbesar di Sulawesi dan tertinggi dalam melayani penumpang di antara pelabuhan lain yang ada di Indonesia.
Pelabuhan dengan lalu lintas kargo terbesar di Sulawesi ini, dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo dan menjadi tempat berlabuhnya kapal penumpang dan kapal peti kemas. Pelabuhan ini terbilang cukup ramai dengan berbagai aktivitas dan pengunjung yang berlalu-lalang, sehingga dikategorikan sebagai pelabuhan kelas utama oleh pemerintah Indonesia.
Pelabuhan Makassar ini memiliki fasilitas dengan rincian lapangan pengumpul seluas 56.812 meter per segi, gudang 11.659 meter per segi, terminal penumpang 6.608 meter per segi, dan terminal kendaraan 10.815 meter per segi.
Sebagai informasi, salah satu perbedaan pelabuhan biasa dan pelabuhan utama yakni adanya penerapan sistem Inaportnet. Melansir dari dephub.go.id, sistem ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kapal dan barang di pelabuhan sehingga agar dapat berjalan cepat, valid dan transparan, termasuk terstandar serta biaya yang minimal.
- Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara
Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan laut di kota Medan, Indonesia. Pelabuhan ini berada di pesisir timur laut Sumatra dan menjadi pintu gerbang logistik di Sumatera bagian utara.
Pelabuhan yang paling ramai di luar pulau Jawa ini, berdekatan dengan Selat Malaka
yang menghubungkan rute pelayaran Asia dengan Timur Tengah, Eropa, dan Afrika. Oleh sebab itu, pelabuhan ini menjadi salah satu rute pelayaran internasional tersibuk dan memainkan peran yang signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Menurut pelindomultiterminal.co.id, bahwa Pelabuhan Belawan memiliki komoditas ekspor unggulan di Pelabuhan Belawan, yakni minyak sawit dan turunannya, bungkil sawit, serta karet. Sedangkan untuk komoditas impor unggulannya mayoritas melalui curah kering, meliputi gandum, makanan ternak, dan gula pasir.
Pelabuhan Belawan memiliki spesifikasi dengan luas gudang 34,350 meter per segi, panjang dermaga 3.514 meter, lapangan penumpukan 137.834 meter per segi, dan kedalaman air -9 mLWS.
- Pelabuhan Patimban, Subang
Pelabuhan yang berlokasi di Subang, Jawa Barat ini memiliki luas 639 hektare. Meski masih dalam tahap pembangunan, Pelabuhan Patimban sudah aktif beroperasi. Dibangun sejak 2018, saat ini pembangunan Pelabuhan Patimban telah memasuki Tahap 1-2 dengan periode pengerjaan 2021-2023. Pembangunannya sendiri ditargetkan rampung pada 2027.
Pemerintah terus mengebut penyelesaian pengembangan Pelabuhan Patimban. Pembangunan fase 1 berupa terminal kendaraan berkapasitas 218.000 CBU dan terminal peti kemas berkapasitas 250.000 TEUs telah rampung.
Kini sedang berlangsung tahap konstruksi pembangunan fase 2, yang akan meningkatkan kapasitas terminal kendaraan menjadi 600.000 CBU dan terminal peti kemas mencapai 3,75 juta TEUs. Ketika rampung nanti, kapasitas maksimal pelabuhan ini disebut bisa mencapai 7,5 juta TEUs
Akhir November lalu, Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa Pelabuhan Patimban telah menerima proposal penawaran kerja sama dari Abu Dhabi Port. Dalam proposal itu, ada beberapa hal masih dinegosiasikan. “Semoga dapat memberikan penawaran terbaik yang saling menguntungkan,” ucap dia.
Selain itu, Budi Karya juga menyampaikan kepada pihak Abu Dhabi Port bahwa Pelabuhan Patimban menjadi pelabuhan rantai pasok pertama di Indonesia. Di mana akan terintegrasi dengan kawasan industri yang ada sekitar pelabuhan (hinterland).
HATTA MUARABAGJA | KHUMAR MAHENDRA