KETERLIBATAN Aburizal Bakrie dalam PT Freeport Indonesia Company (FIC) makin kuat. Rapat umum pemegang saham tahunan Rabu pekan silam telah memutuskan, Aburizal Bakrie yang populer dipanggil Ical diangkat menjadi salah seorang komisaris FIC. Komisaris baru lainnya yang diangkat adalah George S. Tahija. Tapi, berbeda dengan George yang dipilih berdasarkan faktor sejarah (karena jasa ayahnya, Paulus Tahija, yang ikut mendirikan Freepot), pemilihan Ical atas pertimbangan murni bisnis. Direktur Utama PT FIC Hoediatmo Hoed mengatakan, pemilihan Ical tersebut sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah RI, yang menghendaki orang Indonesia lebih banyak terlibat dalam FIC. "Yang kebetulan berminat dan memiliki uang adalah Bakrie Group. Jadi, ya, kami menjual saham 50% ke sana," kata Hoed. Aset FIC sekarang mencapai US$ 1,3 milyar. Omsetnya US$ 170 juta. Tembaga produksi FIC 75% diekspor ke Jepang, sisanya terbagi ke Korea, Eropa, AS, dan Australia. Saat ini FIC tengah menyiapkan dana US$ 500 juta untuk mengembangkan prasarana Kota Timika, sekitar 50 mil dari lokasi penambangan Gunung Bijih. Ini merupakan kota tambahan setelah Tembagapura, khusus dibangun untuk kawasan perumahan bagi tenaga kerja yang kelak menjadi 25.000 orang -- sekarang baru 7.000 orang. Dana untuk Timika diambil dari kas perusahaan plus sejumlah bank di AS. Sampai saat ini perjanjian kreditnya belum final.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini