Adithya Prakarsa Winata, putra Tomy Winata: Infrastruktur di Tual Sudah Siap

DIA mendampingi Tomy dalam pertemuan kontraktor Blok Masela yang membahas fasilitas pelabuhan PT Samudera Indo Sejahtera di Tual, Maluku, sebagai opsi lokasi penampungan pasokan logistik proyek senilai Rp 280 triliun tersebut.
Pada Selasa petang-Rabu siang, 5-6 November lalu, Adithya pula yang menjadi “among tamu” ketika rombongan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Dwi Soetjipto serta Gubernur Maluku Murad Ismail berkunjung ke bekas dermaga perikanan PT Maritim Timur Jaya tersebut. “Sudah beberapa tahun tidak beroperasi,” kata pria 31 tahun itu. Hari itu, sejumlah kapal penangkap ikan dan tanker pengangkut bahan bakar minyak bersandar di pelabuhan. Sekujur badan kapal-kapal itu penuh karat.

Siapa yang menawarkan fasilitas pelabuh­an PT Samudera Indo Sejahtera dijadikan basis logistik proyek Masela? Anda atau Gubernur Murad Ismail yang mengusulkan?

Infrastruktur di dalam sini ada beberapa. Mana yang belum terpakai optimal, mungkin beliau (Gubernur) ingin melihat sendiri. Kemudian disambung-sambungin, mana yang bisa digunakan untuk jadi pendukung (proyek Masela). Jadi jangan lagi bilang, “Oh, perlu waktu….” Tertunda berapa tahun karena ini dan itu belum siap. Enggak. Ini sudah siap infrastrukturnya. Jangan kasih alasan untuk terlambat proyek Masela-nya. Jadi benar-benar didorong untuk siap di Masela. Kami diminta mendukung. Dan beliau pasti kami dukung.

Perusahaan yang menyampaikan usul ini ke pemerintah?

Mungkin ada, tapi saya enggak tahu kapan.

Anda ikut datang ke kantor Inpex beberapa waktu lalu di Jakarta?

Iya.

Bersama Ayah (Tomy Winata)?

Iya.

Bagaimana ceritanya sampai ada pertemuan itu? Membahas apa?

Saya enggak tahu itu. Waktu itu ada Pak Gubernur Nusa Tenggara Timur (Viktor Laiskodat). Seharusnya Gubernur Maluku (Murad Ismail) juga ikut. Untuk ikut mendukung pembangunan yang dilakukan Inpex. Bagaimana kami bisa mendukung gubernur-gubernur di sekitarnya. Nah, kami juga dipanggil. Mungkin karena (keberadaan fasilitas) ini.

Siapa yang memanggil?

Saya juga enggak tahu. Kami diundang, datang.

Anda mempresentasikan fasilitas yang tersedia di Tual?

Lebih banyak enggak. Pak Gubernur (Gubernur NTT) yang presentasi semua.

Gubernur Maluku tidak hadir dalam pertemuan itu?

Iya. Saya enggak tahu kenapa. Saya disuruh bersiap ke sana.

Apa saja yang tersedia di fasilitas PT Samudera Indo Sejahtera?

Ada pembangkit diesel 6 megawatt. Kalau luas kompleks ini totalnya 160 hektare.

Fasilitas ini sudah lama sekali tidak digunakan. Apakah masih ada perawatan? Kapal, misalnya….

Sangat minim. Kan, juga enggak ada kegiatan selama ini. Padahal dulu, untuk logistik perikanan, ini yang paling lengkap di seluruh Indonesia. Kami salah satu yang bener-bener investasi, bikin pabrik dan sebagainya. Kapal-kapal ini enggak bisa dipakai. Kami mau bawa balik ke Ambon, rencananya untuk docking.

Jadi tidak ada manajemen dari Jakarta yang mengurus di sini?

Di sini ada staf. Manajemen bolak-balik Tual-Jakarta. Saya sendiri bantu-bantu di holding. Kami di sini sudah setop beroperasi lima tahun. Jadi hanya day-to-day. Manajemen beberapa dari Jakarta, bolak-balik. Lebih untuk maintenance saja.