Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

AirNav Pastikan Tak Ada Dampak Penerbangan Akibat Erupsi Gunung Anak Krakatau

AirNav Indonesia memastikan belum ada dampak signifikan dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

28 April 2022 | 11.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -AirNav Indonesia memastikan belum ada dampak signifikan dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Saat ini, operasional pelayanan navigasi AirNav berjalan normal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tidak ada rute dan jadwal penerbangan yang terdampak aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau,” ujar Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia Rosedi, Kamis, 28 April 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi ESDM menaikkan status gunung api Gunung Anak Krakatau dari level II atau waspada) menjadi level III atau siaga pada 24 April 2022. AirNav Indonesia melakukan pemantauan terhadap pergerakan sebaran abu vulkanik di udara untuk melihat potensi bahaya operasional penerbangan sejak status aktivitas gunung api itu meningkat.

Saat ini, Rosedi mengatakan AirNav belum menemukan sebaran abu vulkanik yang terdeteksi, baik melalui citra satelit maupun laporan dari pilot. Meski demikian, AirNav Indonesia telah menyiapkan contigency plan dan simulasi pengaturan operasional penerbangan.

Salah satunya dengan skema pengalihan rute untuk mengantisipasi adanya gangguan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau terhadap operasional penerbangan yang terjadi sewaktu-waktu. “AirNav terus  meningkatkan awareness terhadap aktivitas Gunung Anak Krakatau, mengingat potensi dampaknya terhadap operasional navigasi penerbangan menjadi kewaspadaan dan tanggung jawab seluruh stakeholder penerbangan,” ujar Rosedi.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati sebelumnya meminta masyarakat mewaspadai potensi tsunami akibat peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau. “Dengan meningkatnya level aktivitas dari level 2 menjadi level 3 yang disampaikan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami terutama di malam hari sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh BMKG,” ujar Dwikorita, 25 April lalu.

Dwikorita menjelaskan, masyarakat sulit melihat ketinggian gelombang air laut pada saat malam hari. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak gelombang tsunami seperti yang pernah terjadi pada 2018.

Dia memastikan BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memonitor potensi dampak erupsi gunung aktif yang saat ini berlangsung. BMKG akan mengabarkan informasi teranyar ihwal status gunung api tersebut melalui saluran resmi. 

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus