Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Vaksindo Satwa Nusantara (Vaksindo), anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk atau JPFA, siap mengekspor vaksin hewan penyakit mulut dan kuku (PMK) ke Irak. Rencana kerja sama ini dibahas saat delegasi negara itu melawat ke Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Kamis pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teguh Prajitno, President Director, Animal Health and Livestock Equipment Japfa, mengungkap persamuhan itu di antaranya membicarakan PMK. Irak saat ini sangat memerlukan penyediaan vaksin tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, Teguh mengatakan, Vaksindo siap menggaet Irak menjadi mitra strategis. Ia akan segera menyiapkan langkah konkret untuk menindaklanjuti rencana kerja sama itu.
"Kami telah mengekspor berbagai produk vaksin dan obat-obatan hewan ke lebih dari 20 negara,” kata Teguh dalam keterangan resmi yang diterima Tempo, Selasa, 11 Januari 2025.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda mengatakan, prospek masa depan pengendalian penyakit zoonosis sangat menjanjikan. Dengan perkembangan teknologi dan kolaborasi global, ia berharap akan ada lebih banyak vaksin dan obat baru yang efektif.
“Upaya ini tak hanya akan melindungi hewan tapi juga manusia, mencegah wabah besar, dan menjaga kesehatan global," ujar Agung.
Industri obat hewan Indonesia, menurut dia, berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Saat ini, ada 77 fasilitas produksi obat hewan yang tersebar di tujuh provinsi. Obat itu terdiri dari berbagai jenis produk, dari produk biologik atau vaksin, farmasetik, premiks, hingga obat alami.
Agung menambahkan, Indonesia juga telah mengekspor produk biologi seperti vaksin, farmasetik seperti antibakteri dan antiprotozoa, premiks seperti asam amino dan mineral, dan obat hewan lainnya ke 95 negara dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 29 triliun selama 2017–2024.
Tapi ia mengatakan, produksi vaksin LSD dan PMK di Indonesia saat ini masih terbatas pada satu serotipe.
Pengembangan obat hewan, ujar dia, merupakan langkah penting menuju dunia yang lebih sehat. Dengan inovasi ini, pemerintah tak hanya melindungi hewan tapi juga melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang bisa menyebar secara global.
Ia menyatakan, pemerintah terbuka untuk kerja sama lebih lanjut dengan Irak, terutama dalam pertukaran ilmu pengetahuan dan inovasi, serta investasi di bidang kesehatan hewan.
Kementan, ujar dia, memastikan kualitas dan keamanan obat hewan yang diproduksi di dalam negeri melalui mekanisme sertifikasi cara pembuatan obat hewan yang baik (CPOHB) dan registrasi produk.
Dalam pertemuan itu, delegasi Irak diwakili oleh Raaed Nassir Farhan dan Najm Abed Hasan dari Central Lab. Ada pula Khulood Jabbar Chyad, Wasan Mhawi Godan, Muntadher Mohammed Kareem, dan Muneer Saleem Khalaf dari Veterinary Center. Juga Harith Salim Ibrahim, Yazen Harith Salim, dan Hasan Muwafaq Ali dari Techvet Company, Erbil-Irak.