Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Ancaman Siber Naik Selama Pandemi

Kebijakan bekerja dari rumah berdampak pada peningkatan risiko ancaman kejahatan siber di Indonesia. Dengan beralihnya semua aktivitas ke platform daring, pelaku usaha dan pekerja diimbau untuk berhati-hati terhadap risiko serangan siber.

12 Agustus 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kaspersky memblokir sebanyak 18.488.946 ancaman kejahatan Internet.

  • Sistem bekerja jarak jauh membuat keamanan perusahaan menjadi lebih rentan.

  • Karyawan perlu mendapat edukasi tentang keamanan siber.

JAKARTA — Kebijakan bekerja dari rumah berdampak pada peningkatan risiko ancaman kejahatan siber di Indonesia. Dengan beralihnya semua aktivitas ke platform daring, pelaku usaha dan pekerja diimbau untuk berhati-hati terhadap risiko serangan siber yang berujung pada kebocoran hingga penyalahgunaan data perusahaan maupun individu. Berdasarkan laporan yang dirilis perusahaan keamanan siber global, Kaspersky, pada periode April hingga Juni 2021 terdapat peningkatan sebanyak hampir 9 juta upaya serangan terhadap pengguna Internet di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

General Manager Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, menuturkan, setidaknya satu dari lima pengguna di Indonesia hampir terinfeksi oleh ancaman yang ditularkan melalui situs web pada kuartal II tahun ini. “Selama periode tersebut, kami mendeteksi dan memblokir sebanyak 18.488.946 ancaman Internet berbeda di dunia maya,” ujarnya, kemarin. Jumlah tersebut meningkat tajam dibanding periode kuartal I 2021 yang mencatat 9.639.740 ancaman malware secara daring. Jumlah serangan kali ini pun meningkat 208 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yeo mengatakan kebijakan perusahaan yang banyak beralih ke sistem jarak jauh menyebabkan keamanan perusahaan menjadi lebih rentan. “Kami terus melihat peningkatan serangan berbasis web maupun phishing terkait dengan virus corona,” katanya. Di sisi lain, dalam banyak kasus, kesalahan karyawan dapat terjadi akibat ketidaksengajaan, kurangnya pengetahuan dasar soal keamanan siber sehingga tidak menyadari ancaman, serta akibat tekanan emosional maupun fisik. 

Ilustrasi pengguna Internet. TEMPO/Nurdiansah

Menurut Yeo, serangan yang dihadapi dapat berdampak fatal. Ia menunjuk contoh insiden Bangladesh Heist yang disebabkan oleh surel spear phishing dan menyebabkan kerugian jutaan dolar Amerika Serikat. “Semua bisnis dan infrastruktur penting di Indonesia harus menyediakan protokol kebersihan dunia maya yang tepat bagi karyawan," ucapnya. Sejumlah strategi antisipasi yang dapat dilakukan adalah melakukan pengelolaan fasilitas jaringan, penggunaan kata sandi, pembaruan sistem operasi, penggunaan alat-alat seperti virtual private network (VPN), dan solusi keamanan lain.

Agar perusahaan dapat melindungi bisnis dari ancaman siber, Yeo berujar, hal lain yang perlu dilakukan adalah mengedukasi karyawan tentang keamanan siber dan penerapan tingkat akses data berjenjang, atau hanya memberikan izin kepada mereka yang membutuhkan. “Harus selalu waspada. Yang paling umum adalah selalu memeriksa tautan dalam e-mail dengan cermat sebelum mengklik, dan ingat, nama pengirim yang meyakinkan bukan jaminan keaslian,” kata dia. Sebab, saat ini banyak trik pelaku kejahatan siber yang membuat orang mengklik tautan phishing.

Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, mengungkapkan, penggunaan data di lintas sektor usaha dalam negeri terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir, khususnya pemanfaatan data digital oleh berbagai aplikasi dan layanan digital sektor publik ataupun swasta. “Pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan dan unicorn di Indonesia juga semakin memacu akselerasi jumlah dan pemanfaatan data,” ujarnya.

Dedy membenarkan kondisi tersebut turut membuat ancaman kebocoran ataupun penyalahgunaan data yang semakin besar. “Pengamanan dan pengelolaan data yang lebih terpadu dan berkualitas harus dilakukan seiring dengan pertumbuhan pengelolaan data, yang kami yakini akan semakin deras ke depan.” Kementerian Komunikasi, kata dia, akan terus memutakhirkan kebijakan serta menguatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait guna meningkatkan pengamanan dan pemanfaatan data.

GHOIDA RAHMAH
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus