Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Presiden Jokowi menginstruksikan impor tambahan 1 juta ton beras.
Bulog berencana mendatangkan beras dari Cina.
Pemerintah diminta menghitung ulang kebutuhan impor tambahan.
JAKARTA — Harga beras terus mencetak rekor baru. Menyitir panel harga Badan Pangan Nasional, harga rata-rata nasional beras medium di tingkat pedagang eceran telah mencapai Rp 13.040 per kilogram. Adapun beras premium seharga Rp 14.650 per kilogram. Padahal pemerintah sudah menggelontorkan cadangan berasnya dalam bentuk bantuan sosial ataupun operasi pasar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Demi menjamin cadangan beras tetap tersedia untuk mengintervensi pasar, pemerintah berencana mengimpor lagi beras sebanyak 1 juta ton sebagai tambahan dari kuota 2 juta ton yang sudah ditugaskan kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). "Presiden telah memberikan arahan untuk menambah stok beras melalui mekanisme pengadaan luar negeri sebesar 1 juta ton," ujar pelaksana tugas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Ferry Irawan, kepada Tempo, kemarin, Jumat, 22 September 2023.
Ia mengatakan tambahan beras dari luar negeri diperlukan untuk menjaga pasokan beras pada kuartal pertama 2024. Indonesia bakal menghadapi beberapa momentum besar pada tahun depan yang diperkirakan membuat permintaan beras meningkat, antara lain pemilihan umum presiden dan wakil presiden pada Februari, Ramadan pada Maret, serta Idul Fitri pada April.
Baca juga:
Terancam Miskin Gara-gara Beras
Gawat Darurat Pasokan Beras
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga 21 September 2023, cadangan beras pemerintah yang disimpan di gudang Bulog sebesar 1,4 juta ton. Jumlah tersebut tidak termasuk sekitar 400 ribu ton beras impor yang belum masuk. Namun stok itu diperkirakan berkurang lantaran dipakai untuk bantuan sosial pangan 213 ribu ton per bulan selama tiga bulan.
Bantuan tersebut hingga Ahad lalu baru tersalurkan sekitar 15 ribu ton. Selain itu, cadangan beras akan tergerus oleh kebutuhan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang diperkirakan Badan Pangan Nasional butuh sekitar 300 ribu ton hingga akhir tahun.
Ferry berharap beras impor tambahan dapat menjaga volume cadangan beras pemerintah pada kisaran 1,2 juta ton. "Dengan cadangan beras pemerintah yang cukup tinggi, stabilitas harga beras diharapkan dapat terjaga sehingga inflasi 2023 tetap terkendali," ujar dia.
Semua Turun Harga Kecuali Beras
Pekerja menata beras di gudang Bulog Gedebage, Bandung, Jawa Barat, 14 September 2023. TEMPO/Prima mulia
Rencana tambahan pasokan beras pertama kali diungkapkan Presiden Joko Widodo saat memantau harga pangan di Pasar Jatinegara pada Selasa lalu. Kala itu, ia mengatakan berbagai komoditas mengalami penurunan harga, kecuali beras. Padahal pasokan beras nasional mencukupi.
“Itu pun masih akan kita tambah lagi 1 juta ton untuk memastikan stoknya ada sehingga kita tidak khawatir karena kekeringan yang menyebabkan produksi turun,” kata Jokowi. Sebelumnya, Badan Pangan Nasional memperkirakan produksi beras nasional turun hingga 5 persen lantaran adanya anomali iklim El Nino yang membawa kemarau panjang.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi membenarkan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) akan tergerus minimum 940 ribu ton hingga akhir tahun ini. Sebanyak 640 ribu ton akan dipakai untuk bansos dan 300 ribu ton untuk SPHP. "Jadi, harus kita tambah lagi stoknya," ujarnya.
Namun ia belum bisa memastikan mengenai sumber pasokan CBP. Arief mengatakan Bulog akan mendahulukan penyerapan di dalam negeri jika pasokannya tersedia dan harganya sesuai dengan harga pembelian pemerintah. "Bila diperlukan pengadaan luar negeri, atas perintah Presiden, kami siap melaksanakan."
Arief berujar, saat ini harga beras dan kebutuhan pangan lainnya secara global mengalami tren kenaikan. Karena itu, pengembangan cadangan pangan pemerintah menjadi penting. Ia mengatakan Bulog tengah berfokus menyelesaikan tugas impor 2 juta ton beras lebih dulu, sedangkan Badan Pangan menghitung kembali neraca komoditas bersama kementerian dan lembaga. Bapanas menargetkan cadangan pangan tetap sebesar 1,2 juta ton pada akhir tahun.
Baca juga: Salah Arah Diversifikasi Pangan
Pekerja menjemur gabah di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. TEMPO/Tony Hartawan
Menambah Ketat Persaingan Pembelian Gabah
Pemerhati pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, menilai penambahan pasokan dari produksi beras dalam negeri sulit direalisasi karena kini petani menghadapi paceklik berkepanjangan. Masuknya Bulog menyerap gabah petani dikhawatirkan justru menambah ketat persaingan membeli gabah di tingkat penggilingan.
Namun ia sepakat Bulog mesti menambah stok CBP. Musababnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengindikasikan musim hujan akan mundur sekitar dua bulan di daerah-daerah sentra produksi padi. Artinya, jika biasanya petani bisa memulai masa tanam pada Oktober, periode itu akan mundur ke Desember sehingga panen raya pun diperkirakan mundur ke akhir April hingga awal Mei 2024.
"Jadinya masa paceklik itu makin panjang, bisa enam bulan," ujar dia. Belum lagi, proses dari panen padi hingga menjadi beras di pasar perlu waktu yang tak sebentar. Kondisi itu menjadi pelik karena harga beras bakal melejit lebih tinggi lagi setelah periode bantuan sosial kelar pada November nanti.
Khudori pun memperkirakan pemerintah perlu menyalurkan bansos lagi pada awal tahun nanti. Akibatnya, cadangan beras akan semakin tipis jika tidak segera ditambah melalui impor. "Ketika penyerapan dari dalam negeri tidak ada, satu-satunya jalan ialah impor," ujar Khudori.
Walau demikian, Khudori mengimbuhkan, jumlah tambahan impor harus dihitung secara teliti serta dipastikan waktu kedatangannya. Jika impor dilakukan tanpa perhitungan matang, malah akan menekan harga gabah petani pada masa panen raya mendatang. "Jadi, pastikan volume dan waktu impor. Saya rasa butuh 300 ribu ton atau paling banyak 500 ribu ton. Kalau 1 juta ton sih, kebanyakan," kata dia.
Pekerja menata karung beras di Pasar Perumnas Klender, Jakarta, 28 Agustus 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Perlu Intervensi Pasar
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, sepakat impor beras tambahan menjadi penting untuk menjaga psikologi pasar. Ia mengatakan pemerintah perlu memastikan ketersediaan pasokan dan melakukan intervensi pasar ketika harga melonjak tinggi. Apalagi harga beras medium pada September 2023 sudah naik sekitar 16 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu.
"Impor dapat mengurangi kenaikan harga beras dan mengurangi tekanan inflasi," ujar Josua. Berdasarkan pantauannya, kendati harga beras internasional terus naik, besarannya masih lebih rendah daripada harga di dalam negeri. Karena itu, impor masih bisa menjadi pilihan solusi.
Josua mengingatkan bahwa beras masih menjadi komponen terbesar penyusun inflasi karena besarnya proporsi beras dalam konsumsi masyarakat Indonesia. Berdasarkan perhitungannya, setiap kenaikan 1 persen harga beras akan menyumbang inflasi sebesar 0,03-0,04 persen.
Atas wacana impor tambahan tersebut, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan siap melakukannya jika mendapat mandat dari Presiden Jokowi. Impor tersebut rencananya didatangkan dari Cina. "Karena yang sudah bertemu dengan Presiden dan memastikan sanggup menjual beras ke Indonesia sejumlah 1 juta ton itu Cina," kata dia.
Budi menyadari, kendati hingga akhir tahun perseroan diperkirakan masih menguasai 1,2 juta ton beras, tak tertutup kemungkinan pasokan itu akan terpakai untuk bantuan pangan beras tambahan pada Desember nanti. Penyaluran bantuan itu diperlukan untuk menjaga harga pangan selama masa panen raya belum tiba pada awal tahun depan. "Memang perlu disalurkan bantuan pada Desember. Tapi Presiden sudah menyampaikan di Karawang bahwa bantuan akan disalurkan kembali pada Januari, Februari, dan Maret."
Sementara itu, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, mengatakan sampai saat ini perseroan masih belum melakukan penjajakan ke Cina karena masih menunggu penugasan resmi dari pemerintah. Bulog perseroan masih berfokus menyelesaikan penugasan impor 2 juta ton beras dari Kamboja, Pakistan, Vietnam, dan Thailand. Namun Cina bisa menjadi salah satu pemasok beras bila ada penugasan impor tambahan. "Kami jajaki potensi semua negara, walau memang sejak 2018 kita tidak lagi mengimpor beras dari Cina."
CAESAR AKBAR | SEPTIA RYANTHIE
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo