DAERAH gersang Kabupaten Gunung Kidul (Yogya) kini jangan dikira
cuma tempat penyakit busung lapar. Di situ sudah berdiri satu
perusahaan berikut pabriknya yang mengolah jambu mete menjadi
anggur dan sari-buah (juice) -- merupakan satu-satunya di
Indonesia.
Perusahaan itu, PT Agung Niaga, adalah patungan antara Pemda
Gunung Kidul (20%), KUD dari 6 kecamatan (50%), PT Cipta Niaga
milik negara (10%) dan PT Ciri Agung milik swasta (20%).
Menelan biaya Rp 85,6 juta, proyek ini sudah besar menuut
ukuran setempat, apalagi menyerap 200 tenaga kerja setiap hari.
Mereka yang paling melarat kini mendapat upah Rp 150 per
orang/hari yang dianggap lumayan di Gunung Kidul.
Ketika diresmikan tanggal 29 Oktober kemadn oleh Wakil Presiden
Sultan Hamengkubuwono, bangunan pabrik dan perkantorannya di
desa Kelor, Kecamatan Karangmojo, sudah ad kebun jarnbu mete
seluas 13.128 hektar. Ini tennasuk tanaman swadaya rakyat, tapi
baru 1.500 Ha yang berproduksi. esungguhnya ini adalah bagian
dari proyek penghijallan yang juga mendapat bantuan NOVIB,
oranisasi penyalur bantuan Belanda untuk kegiatan swasta di
negeri berkembang.
Karena KUD memiliki saham 50%, Menteri Nakertranskop Prof.
Subotb memujinya dan sudah pula berara tentang "Pengembangan
Koperasi Pola Kelor". Mented Perdagangan Radius Prawiro
menyebutnya- sebagai proyek "tanpa alon-alon bisa kelakon",
karena dikerjakan dengan keberanian menempuh risiko dalam waktu
110 hari. Tapi bagi Bupati Gunur Kidul, ir. Darmakun, menurut
laporan koresponden TEMPO Syahril Chili, "ini merupakan titik
tolak untuk minta lebih banyak (proyek) lagi. Sesudah jambu
mete, Darmakun menawarkan kemungkinan untuk menambang mangaan,
batu fosfat, batu kalsit dan kaolin."
Areal jambu mete di Gunung Kidul masih akan diperluas lagi. KRT
Joyodiningrat, bekas Bupati Gunung Kidul yang kini menangani
Pusat Pemasaran dan Pengolahan Mete di daerah tingkat II itu.
mengatakan bantuan NOVIB masih tersedia untuk pengluasan areal
itu. Jika berlebih, mete akan bisa dipasarkan ke Eropa, Jepang
dan Amerika. Tapi "untuk sementara ekspor kita tangguhkan," kata
Menteri Radius, "supaya biar nleniknati dulu (anggur merek
GANA) sepuasnya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini