Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Anomali yang Tak Terduga

28 Januari 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEHARUSNYA pasar mengantisipasi menguatnya dolar Amerika Serikat memasuki 2018. Suku bunga rujukan The Federal Reserve akan naik. Kebijakan moneter Amerika mengalami normalisasi. The Fed mengurangi aset berupa timbunan utang yang nilainya US$ 4,5 triliun. Presiden Donald Trump juga menjalankan pemangkasan pajak sebagai insentif bagi perusahaan raksasa Amerika untuk menarik pulang uang yang selama ini terserak di berbagai negara. Itu semua akan membuat pasokan dolar di dunia menyusut, likuiditas mengetat, dan harganya cenderung melonjak.

Alih-alih normalisasi, pasar malah melihat anomali. Memasuki 2018, nilai dolar Amerika merosot. Pekan lalu, US Dollar Index menyentuh 88,4, titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Indeks ini mencerminkan pergerakan nilai dolar Amerika terhadap enam mata uang (euro, yen, pound sterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan frank Swiss).

Berhamburanlah berbagai analisis yang justru membingungkan investor. Kekacauan manajemen pemerintahan Amerika Serikat menambah tekanan melemahnya dolar. Kegiatan Pemerintah Federal Amerika Serikat sempat terhenti beberapa hari karena sengketa soal anggaran. Baru saja pasar lega setelah Trump dan Partai Demokrat berkompromi, muncul pernyataan menggegerkan dari konferensi tahunan kaum kapitalis yang pekan lalu berlangsung di Davos, Swiss.

Menteri Keuangan Amerika Steve Mnuchin sempat melanggar tabu terbesar yang selama ini menjadi jangkar kapitalisme dunia dengan mengatakan, "Melemahnya dolar baik untuk ekspor Amerika." Jika benar pemerintah Amerika menginginkan pelemahan dolar, ini sungguh menggegerkan. Praktis semua negara di dunia mengandalkan dolar Amerika sebagai mata uang menyimpan cadangan. Mayoritas perdagangan dunia menggunakan dolar Amerika sebagai rujukan dan alat pembayaran. Jika pemerintah Amerika ingin mata uangnya melemah, kepercayaan bisa runtuh. Transaksi internasional kehilangan jangkar.

Tak sampai sehari, Presiden Trump mengoreksi Mnuchin. Dia ingin melihat dolar Amerika kuat. Pernyataan ini dapat mengerem kepanikan dan kemerosotan dolar. Tapi ketegangan terus menggantung. Apakah benar Mnuchin sekadar terpeleset lidah dan Trump dapat dipercaya?

Gonjang-ganjing dolar Amerika tentu juga berdampak ke rupiah, yang menguat terhadap dolar. Berdasarkan data RTI di pasar spot pada Jumat siang pekan lalu, rupiah menguat 1,89 persen sejak awal tahun. Namun ada satu gejala yang harus kita cermati. Dalam kurun yang sama, bukannya stabil, rupiah malah loyo melawan mata uang selain dolar Amerika. Terhadap yuan, nilai rupiah minus 0,74 persen. Bahkan, terhadap pound sterling, pelemahan rupiah mencapai negatif 2,98 persen. Rupiah juga kian lembek melawan euro (-1,42%), yen (-1,49%), ringgit (-1,99%), dan dolar Singapura (-0,22%).

Melembeknya dolar Amerika juga membuat harga komoditas menggeliat. Harga minyak Brent sempat melewati US$ 71 per barel, harga tertinggi sejak Desember 2014. Emas juga melonjak menjadi US$ 1.366 per ons troy, tertinggi sejak Agustus 2016. Harga acuan batu bara Indonesia per Januari 2018 juga sudah melompat menjadi US$ 94,54 per ton. Dua bulan lalu, harganya masih berkisar US$ 92 per ton.

Menguatnya harga komoditas yang merupakan ekspor utama Indonesia seharusnya mendongkrak rupiah. Kenyataannya, hanya terhadap dolar Amerikalah rupiah menguat. Setidaknya dalam setahun terakhir rupiah terus tergerus terhadap mata uang banyak negara yang menjadi mitra dagang utama Indonesia. Belum ada pertanda anomali rupiah ini akan berakhir pada 2018. Investor harus mengarungi pasang-surutnya yang tak terduga.

Yopie Hidayat - Kontributor Tempo

Kurs
Pembukaan 19 Januari 201813.331
Rp per US$ 13.303
Pembukaan 26 Januari 2018

IHSG
Pembukaan 19 Januari 2018 6.483
6.616
Pembukaan 26 Januari 2018

Inflasi
Bulan sebelumnya3,3%
3,61%
Desember 2017 YoY

BI 7-Day Repo Rate
4,25%
18 Januari 2018

Cadangan Devisa
30 November 2017 US$ 125,967 miliar
Miliar US$130,196
29 Desember 2017

Pertumbuhan PDB
20175,05%
5,4%
Target 2018

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus