Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Asal Berani Ngomong Inggris

Walk the Talk adalah reality show baru pelajaran bahasa Inggris yang ringan dan menyegarkan. Meski hasilnya kurang efektif.

4 Mei 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANDA tahu arti criminal cat? Penonton setia acara talk show yang dipandu pelawak Tukul Arwana di Trans7 tentu mafhum. Itu adalah terjemahan ”sangat bebas” dari kucing garong, sebutan untuk orang yang rakus mengambil hak orang lain demi kepuasan pribadi. Tak hanya itu jasa Tukul menyumbangkan kosakata ”Inggronesia” atau Inggris ala Indonesia. Dia kerap mengaku shyshy cat jika tamu di acaranya adalah wanita cantik nan seksi. Jangan berpikir berat, terjemahkan saja kata per kata sesuai dengan urutannya. Maka Anda akan tahu: Tukul mengaku malumalu kucing.

Kenekatan Tukul berbicara dalam bahasa Inggris, walaupun ngawur, memang menghibur. Namun keberanian orang ngomong meskipun salah tidaklah muncul dengan mudah. Lihat saja kegagapan berbahasa Inggris dalam acara Walk the Talk, program reality show baru tentang pengajaran bahasa Inggris yang tayang setiap Minggu pukul 10.00 selama setengah jam di Trans7. ”Ini acara edutainment, edukasi berbungkus hiburan,” kata juru bicara Trans7, Anita Wulandari.

Acara ini berisi rekaman perjalanan presenter Jason Daniels, pengajar bahasa Inggris asal Amerika Serikat, ke berbagai lokasi sesuai dengan tema acara. Dalam perjalanannya itu dia ”memaksa” orangorang yang ditemuinya berbicara dalam bahasa Inggris. Karena tak semuanya cakap, muncullah kegagapan dalam tiga segmen acara tersebut: easy, let’s talk, dan challenge.

Misalnya, dalam episode perdana, 26 April lalu, dengan tema transportasi publik, Jason ”mengajarkan” bahasa Inggris kepada tukang ojek, sopir angkot, dan penumpang angkutan umum. Satu adegan menggambarkan sopir angkot berusia 50an tahun mengaku sudah menjalani profesinya selama 60 tahun. Ternyata dia salah mengucapkan 16 menjadi 60 dalam bahasa Inggris. Kelucuan juga muncul ketika ada yang berbahasa Inggris patahpatah dengan logat daerah.

Walk the Talk memang terasa segar dan ringan, apalagi ditambah dengan aksi Jason yang lincah dan gokil. Bila Anda belum sempat melihat Walk the Talk, bayangkan saja kelucuan Jason ketika menjadi presenter Bule Gila. Komunikasi dengan orang yang kemampuan bahasa Inggrisnya cetek pun bisa terjalin mengingat Jason fasih berbahasa Indonesia. Maklum, dia pindah ke Indonesia untuk mengajarkan bahasa Inggris sejak 12 tahun lalu.

Paradigma Film, rumah produksi pembuat program ini, memang mengharapkan munculnya tayangan edukasi yang ringan dan segar, tidak kering. ”Kami menghindari kesan menggurui,” kata Produser Paradigma Film Cacuk Wibisono. Dengan konsepnya itu, Paradigma Film menyisihkan 50 peserta pemilihan program pengajaran bahasa Inggris oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia.

Acara ini memang berasal dari tawaran Kedutaan Amerika Serikat di Indonesia. Perwakilan diplomatik tersebut menawarkan dana untuk produksi tontonan edukasi bahasa Inggris. Yang konsep acaranya terpilih mendapat dana produksi, bertanggung jawab mencari stasiun televisi yang bisa menayangkannya, sekaligus mencari iklan. Saat ini Paradigma Film sudah meneken kontrak dengan Trans7 sebanyak 13 episode. Sekitar 10 episode sudah digarap, dengan lokasi di berbagai kota, dengan tema beragam, seperti arsitektur, pertanian, olahraga, industri minyak, dan industri film.

Namanya juga hiburan, Jason tidak menjamin orang mahir berbahasa Inggris hanya dengan menonton 13 episode. Itu dibenarkan praktisi pendidikan bahasa Inggris, Sumadiono. Tayangan itu tidak cukup efektif sebagai media meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, tapi minimal mendorong motivasi orang berani berbicara.

Nah, seberapa menarik acara ini? Menurut hasil survei AGB Nielsen Media Research, tayangan episode pertama Walk the Talk meraih rating 0,6 persen dengan share 4 persen. ”Menjaring sekitar 270 ribu orang penonton,” kata Communications Executive AGB Nielsen Media Research Andini Wijendaru. Ya, lumayanlah.

Harun Mahbub

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus