Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Megaproyek Meikarta resmi diluncurkan pada 17 Agustus 2017 yang menjanjikan segala kemudahan bagi para penghuni di masa depan. Melansir meikarta.com, selain itu, kita yang berlokasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, dekat Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini juga menawarkan segala fasilitas dengan teknologi terlengkap demi menyongsong perkembangan zaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan dilengkapi ratusan gedung pencakar langit yang akan memenuhi segala kebutuhan para penghuninya. Ditambah dengan tata kota rapi dan nyaman tentunya membuat Meikarta menjadi kota yang sangat layak untuk dihuni.
Mengutip p2k.unmaha.ac.id, sepanjang 2017 media digemborkan dengan proyek manis Meikarta. Hampir di setiap media semuanya dipenuhi oleh janji manis megaproyek dari PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), anak perusahaan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK). Lembaga riset pemasaran Nielsen pun mengungkap bahwa sepanjang 2017 belanja iklan Indonesia terdongkrak, salah satunya berkat kontribusi Meikarta yang mencapai lebih dari Rp1,5 triliun. Lantas, sebenarnya apa arti di balik nama Meikarta yang digadang menjadi “Jakarta Baru”?
Presiden Lippo Group, James Riady memberikan nama Meikarta dari dua kata, yaitu Mei dan Karta. Mei diambil dari nama sang ibu, sedangkan Karta berarti Jakarta atau kota. Jika keduanya digabungkan menjadi Meikarta. Arti dari kata Meikarta ini memiliki makna sebagai sebuah kota yang dipersembahkan untuk ibu dan Jakarta. Meikarta juga menjadi sebuah kota modern yang memiliki infrastruktur dan fasilitas terlengkap se-Asia tenggara.
Arti dari Meikarta ini tentunya sejalan dengan tujuan dari dibangunnya kota Meikarta.Tujuan dibangunnya kota ini adalah untuk mengurangi kepadatan penduduk yang mengumpul di Jakarta. Sebab, Jakarta yang dahulunya menjadi Ibu Kota Indonesia memiliki penduduk padat sekali dan semuanya berpusat di sini. Akibatnya, perlu ada tawaran solusi untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk di Jakarta dengan menciptakan Meikarta.
Mengutip mei-karta.com, dengan dibangunnya Meikarta di lokasi yang sangat strategis, yaitu diapit oleh dua kota metropolitan, Jakarta dan Bandung diharapkan dapat mengurangi kepadatan penduduk. Selain itu, lokasi Meikarta ini juga berada di sekitar perusahaan-perusahaan multiinternasional yang tentunya memiliki jumlah karyawan mencapai ratusan juta atau bahkan ratusan ribu.
Meikarta juga menjadi sebuah kota yang hadir dengan menjanjikan kenyamanan, keamanan, dan ketentraman. Kota modern ini juga digadang dapat mengatasi berbagai masalah yang ada di Jakarta, termasuk masalah tempat layak huni. Sebab, Meikarta memang dibangun untuk kelas menengah ke bawah sehingga harga yang ditawarkan untuk memiliki satu buah unit apartemen dan tanah sangat terjangkau. Ditambah pula dengan sistem kredit yang ringan tentunya akan menjadikan semua orang dapat memiliki hunian layak pribadi.
Meikarta yakin dapat menarik ratusan atau bahkan ribuan penghuni karena kebanyakan orang indonesia, khususnya di Bekasi, Jakarta, dan sekitarnya akan kesulitan dalam memiliki rumah pribadi. Pasalnya, setiap tahun harga tanah di selalu meningkat sehingga banyak orang berpikir ulang untuk memiliki rumah pribadi. Misalnya, harga tanah di Bekasi-Cikarang sudah mencapai angka Rp18-20 juta per meter persegi, sedangkan Meikarta hanya mematok harga lebih murah senilai Rp12,5 juta per meter persegi.
Baca: Proyek Apartemen Tak Ada Kepastian, Konsumen Meikarta Keluhkan Cicilan Terus Berlanjut
Kisruh Meikarta Hari Ini
Namun apa yang terjadi. Setelah masif iklan "Aku Ingin Pindah ke Mikarta" di berbagai stasiun televisi. Serah terima tak kunjung hadir. Itu membuat lebih dari 100 konsumen apartemen Meikarta membuat komunitas dan bersama-sama mengadukan langsung kekecewaannya pada DPR, bahkan sampai ke Presiden Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Komunitas Peduli Konsumen Meikarta, Aep Mulyana pun menjelaskan, sumber kekecewaan para konsumen datang dari adanya kegagalan serah terima unit pengembang, yaitu PT Mahkota Sentasa Utama (MSU). Pihaknya menilai bahwa pengembang tidak berupaya membangun apartemen tersebut dengan benar. Beberapa kali para konsumen mencoba untuk berkomunikasi secara langsung dengan pihak PT MSU, tetapi sampai sekarang tidak berbuah manis.
“Kami sebagai anggota komunitas ingin memperjuangkan hak-hak kami dalam mendapatkan kembali dana pembelian apartemen Meikarta," kata Aep pada Rabu, 7 Desember 2022, seperti dilansir dari Bisnis.com.
Megaproyek Meikarta yang terdiri dari Distrik 1, Distrik 2, dan Distrik 3 dibeli oleh para anggota perkumpulan, tetapi sampai sekarang belum sama sekali menerima unit apartemen. Sebab, megaproyek yang baru dikerjakan sampai sekarang baru distrik 1 saja dan baru diserahterimakan pada 16.600 unit. Padahal, konsumen Meikarta sudah puluhan ribu. Aep dan pihaknya juga sudah melakukan pengecekan langsung ke lokasi, tetapi sebagian besar proyek masih berupa tanah kosong.
Berdasarkan Putusan No. 328/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Niaga Jakarta Pusat pada 18 Desember 2020 atau Putusan Homologasi, disebutkan bahwa serah terima unit akan dilakukan secara bertahap sejak Maret 2021 hingga tahun 2027.
Coorporate Secretary PT Lippo Cikarang Tbk., Veronika Sitepu, menerangkan progres pengembangan Meikarta saat ini sudah diserahterimakan kurang lebih 1.800 unit kepada pembeli.
"Dalam Putusan Homologasi, penyerahan unit akan dilakukan secara bertahap sampai dengan tahun 2027," kata Veronika dalam keterangan resminya, dikutip dari keterbukaan informasi, Senin 12 Desember 2022.
RACHEL FARAHDIBA R
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.