KEKHAWATIRAN tentang menipisnya persediaan minyak bumi di kawasan Indonesia tidak menciutkan semangat para kontraktor Pertamina. Rabu pekan silam telah ditandatangani empat kontrak baru Pertamina dengan kontraktor lokal dan asing di bidang minyak dan gas. Para pemegang kontrak itu adalah Asamera (Bermuda), Mobil Exploration (AS), British Exploration and Production Ltd. (Inggris, bekerja sama dengan Sapta Patra Wisesa dari Indonesia), dan Suryaraya Teladan (Indonesia). Bagi Mobil Exploration, ini merupakan perpanjangan kontrak yang sudah dipegangnya untuk kawasan lepas pantai utara Sumatera. Untuk Asamera, konsesinya di Blok Tungkai, Jambi, dengan wilayah 9.200 km2 berjangka 10 tahun. Sapta Patra memperoleh konsesi di Blok Muturi, Irian Jaya, seluas 6.700 km2 selama 10 tahun. Dari semua itu, yang agak berbeda adalah Suryaraya Teladan. Perusahaan di bawah Grup Astra, yang jelas-jelas muka baru di sektor migas ini, memperoleh konsesi 9.155 km2 di daratan Benakat, Sumatera Selatan. Untuk ladang minyak yang satu ini, Suryaraya tak perlu melakukan survei eksplorasi, dan di situlah bedanya. Ladang yang jatuh ke Suryaraya dengan 120 sumur minyaknya sudah pernah digarap Stanvac. Dan oleh Stanvac dikembalikan ke Pertamina pada tahun 1983. Setelah melalui tender, pada tahun 1991 ladang itu jatuh ke tangan Suryaraya. General Manager Suryaraya, Mohamad Noer, optimistis bahwa selama konsesi 15 tahun pihaknya masih akan memperoleh minyak sekitar 6,5 juta barel. "Untuk menggenjot produksi akan dilakukan waterflooding," katanya menjelaskan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini