Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bahlil Beberkan Rencana Investasi BASF dan Eramet Senilai US$ 2,6 Miliar untuk Ekosistem Baterai Mobil Listrik di Maluku

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membeberkan langkah pemerintah setelah BASF berencana melakukan investasi untuk pembangunan ekosistem baterai mobil listrik.

18 April 2023 | 11.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, di Jakarta pada 3 Februari 2023. (ANTARA/Ade Irma J/am/rst)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membeberkan langkah pemerintah setelah BASF berencana melakukan investasi untuk pembangunan ekosistem baterai mobil listrik. Seperti diketahui, BASF akan menyuntikkan modal senilai US$ 2,6 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“BASF dan Eramet menyampaikan secara langsung minat investasinya kepada Bapak Jokowi untuk melakukan investasi di Maluku Utara dalam rangka pembangunan ekosistem baterai mobil,” tutur Bahlil, dikutip dari keterangan resmi pada Selasa, 18 April 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahlil berujar kerja sama antara BASF dan Eramet ini akan membangun Proyek Sonic Bay di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara. Proyek itu merupakan pabrik pemurnian nikel atau kobalt High Pressure Acid Leach (HPAL) yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP). 

Lebih lanjut, menurut Bahlil, pembangunan proyek ini akan memperhatikan lingkungan serta memakai energi hijau. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, kata dia, Indonesia sangat terbuka untuk investasi dan kerja sama, di antaranya dalam hilirisasi industri dan ekonomi hijau.

Bahlil menilai ini adalah sebuah momentum yang tepat untuk menyampaikan kepada dunia internasional bahwa Indonesia terbuka dalam hal menarik investasi, tidak hanya di Asia tapi juga dari Eropa. Menurutnya, ini sebagai bentuk investasi yang inklusif. 

Selanjutnya: "Ini sekaligus menganulir cara berpikir orang....

"Ini sekaligus menganulir cara berpikir orang yang mengatakan seolah-olah pengelolaan tambang di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional. Insya Allah ke depan investasi ini akan semakin baik,” kata Bahlil.

Sebelumnya, Bahlil telah melakukan pertemuan dengan pihak BASF untuk mendiskusikan rencana investasi ini saat berada di World Economic Forum (WEF) Davos 2023 pada Januari lalu. BASF telah menyampaikan minatnya memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik, dengan kapasitas produksi sebesar 67 ribu ton nikel per tahun dan 7,5 ribu ton kobalt per tahun. 

BASF merupakan perusahaan multinasional asal Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia yang saat ini. BASF bekerja sama dengan perusahaan pertambangan asal Prancis, Eramet di bidang industri smelter pemurnian hidrometalurgi nikel dan kobalt yang menghasilkan produk bahan baku baterai mobil listrik.

Menurut catatan BKPM, selama periode 2018-2022 Jerman menempati posisi ke-16 dalam peringkat negara asing dengan nilai investasi tertinggi. Total investasinya sebesar US$ 991 juta. Berdasarkan bidang usaha, investasi Jerman paling tinggi ada pada sektor industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam senilai US$ 308,4 juta dan investasi terbesar berada di Jawa senilai US$ 499,8 juta. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Reporter di Tempo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus