Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil enggan menanggapi soal tudingan penempatan Bandara Kertajati di Majalengka yang dinilai tidak pas. “Saya mah gak ikut perencanaannya. Tapi intinya, semua tantangan di Jawa Barat ini sedang diselesaikan perlahan,” kata dia di Bandung, Kamis, 11 April 2019.
Baca: Tanggapi Prabowo, Luhut Yakin Bandara Kertajati Akan Segera Ramai
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebab masih sepinya Bandara Kertajati, menurut dia, karena akses menuju bandara yakni jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu belum rampung. “Bandara Kertajati ini kan diresmikan saat Cisumdawu belum selesai,” kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ridwan Kamil, selama jalan tol Cisumdawu belum rampung, sulit untuk mengembangkan bandara Kertajati. Salah satu rencana pengembangan bandara Kertajati misalnya dengan pemindahan sebagian penerbangan dari bandara Husein Sastranegara di Bandung.
“Kalau Cisumdawu belum selesai, pemindahan (penerbangan menuju) BIJB, dari Husein, pun merugikan penumpangnya karena jaraknya terlalu jauh. Berputar-putar menghabiskan waktu. Jadi situasinya seperti itu,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil dirinya tidak terlalu khawatir dengan lambannya perkembangan bandara Kertajati. Dia beralasan, mayoritas bandara baru butuh waktu sedikitnya lima tahun agar ramai. “Bandara di Indonesia juga lima tahun pertama gak ada yang rame, di daerah-daerah itu rata-rata masih mengalami permasalahan. Jadi saya tidak terlalu khawatir. Saya orangnya optimistis,” kata dia.
Ridwan Kamil berharap pemerintah bisa secepatnya menyelesaikan pembangunan jalan tol Cisumdawu. “Mohon Cisumdawu dipercepat, kan itu proyek pemerintah pusat. Jadi konektivitas ke bandara itu kait-mengait terhadap itu,” kata dia.
Bandara Kertajati sempat dikritik oleh Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto saat debat capres kedua lalu, Prabowo menyatakan menghargai Jokowi yang gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Namun kinerja tim Jokowi dinilainya kurang efisien.
"Infrastruktur dikerjakan grusa-grusu tanpa feasibility study yang benar, sehingga banyak infrastruktur yang tidak efisien, sehingga merugi dan sulit dibayar," ujar Prabowo saat itu. "Infrastruktur jangan hanya jadi monumen, jangan seperti LRT di Palembang maupun Bandara Kertajati."
Selanjutnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan perencanaan pembangunan Bandara Kertajati, Jawa Barat, tidak terlalu bagus dan kurang dilakukan penelitian terkait strategi penempatannya, sehingga menyebabkan bandara yang baru satu tahun beroperasi itu sepi penumpang.
Penelitian pembangunan Bandara Kertajati dilakukan sejak 2003 hingga keluar izin penetapan lokasi pada 2005. Namun Pemprov Jawa Barat saat itu tidak memiliki anggaran cukup untuk membangun bandara, sehingga izin penetapan lokasi diperpanjang hingga 2012. Pembangunan bandara sendiri baru dimulai pada 2014 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Mei 2018.