Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menerjunkan satu kapal bantuan, yakni kapal patroli KN Salawaku, untuk membantu proses evakuasi korban banjir di Morowali, Sulawesi Tengah. Banjir yang terjadi pada Sabtu, 8 Juni, ini merendam tiga kecamatan sekaligus, yakni Bahodopi, Bungku Timur, dan Bungku Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saat ini kapal patroli KN Salawaku berada di Pelabuhan Kendari dan telah diperintahkan untuk segera bergabung dengan tim SAR,” ujar Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Ahmad, dalam keterangan tertulis pada Ahad, 9 Juni 2019.
Selain kapal patroli KN Salawaku milik pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai atau PPLP Kelas II Tual, Kementerian Perhubungan tengah menyiapkan satu kapal tambahan, yakni KNP Pasatimpo. Kapal tersebut merupakan armada milik Pangkalan PLP Kelas II Bitung.
Distrik Navigasi Kendari juga melaporkan bakal mengirim kapal kenavigasiannya untuk upaya evakuasi tersebut. Kapal kenavigasian milik Distrik Nvigasi Kendari dan KNP Pastimpo akan beroperasi tatkala armada yang tersedia saat ini tak mampu menampung jumlah korban yang akan dievakuasi.
Berdasarkan laporan tim siaga banjir di lokasi, bencana tersebut mengkibatkan jembatan permanen di Sungai Dampala putus. Karena itu, konektivitas antara Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara tertutup.
Adapun Jembatan Dampala merupakan penghubung utama antara ibu kota Kabupaten Morowali dan PT Indonesia Morowali Industrial Park atau IMIP. IMIP merupakan kawasan industri pertambangan nikel dengan jumlah pekerja mencapai puluhan ribu.
Akibat banjir, sejumlah kendaraan ditengarai bakal tertahan di jalan Trans Sulawesi. Secara khusus di Bungku Tengah, Morowali, alias titik yang terdampak banjir.