Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bank Indonesia Perkirakan Inflasi 0,49 Persen pada Desember 2021

Bank Indonesia memperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,49 persen (mtm) pada Desember 2021.

25 Desember 2021 | 10.23 WIB

Wartawan tengah melihat secara daring pemaparan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu, 29 April 2020. Bank Indonesia (BI) mengumumkan bid yang masuk untuk Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 44,4 triliun. Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Wartawan tengah melihat secara daring pemaparan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu, 29 April 2020. Bank Indonesia (BI) mengumumkan bid yang masuk untuk Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 44,4 triliun. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,49 persen (mtm) pada Desember 2021. Perkiraan itu berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Desember 2021.

"Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis Sabtu, 25 Desember 2021.

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi 2021 sebesar 1,79 persen.

Penyumbang utama inflasi Desember 2021 sampai dengan minggu IV yaitu komoditas-komoditas cabai rawit sebesar 0,13 persen (mtm), minyak goreng sebesar 0,07 persen (mtm), daging ayam ras dan cabai merah masing-masing sebesar 0,04 persen (mtm). 

Selain itu juga dari telur ayam ras dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), bawang merah, sabun detergen bubuk dan semen masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi yaitu daging sapi sebesar -0,01 persen (mtm).

Dia mengatakan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," kata Erwin.

HENDARTYO HANGGI

BACA: Gubernur BI Sebut Rupiah Digital Diluncurkan di 2022: Sekarang Tahap Finalisasi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus