Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Belasan Startup PHK Massal Karyawan, Berikut Daftar Lengkapnya

Di tengah ketidakstabilan ekonomi global, tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus menghantui dunia ketenagakerjaan.

8 Desember 2022 | 15.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah ketidakstabilan ekonomi global, tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus menghantui dunia ketenagakerjaan, termasuk startup. Dalam beberapa waktu belakangan ini, tercatat sejumlah perusahaan telah melakukan PHK terhadap karyawannya. Berikut daftar startup yang melakukan PHK kepada pekerjanya:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Glints 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Glints, startup yang bergerak di bidang pengembangan karier, melakukan terhadap 18 persen dari total 1.200 karyawannya. 

"Dengan kesedihan yang mendalam saya harus memastikan bahwa untuk menyesuaikan bisnis kami, kami akan mengurangi ukuran tim kami,” kata Co-Founder & CEO Glints Oswald Yeo pada situs resmi perusahaan, Rabu, 7 Desember 2022. 

Sayurbox, startup e-grocery,  melakukan PHK sebesar 5 persen dari total keseluruhan organisasi. Efisiensi karyawan ini dilakukan sebagai langkah Sayurbox untuk menjadi perusahaan yang mandiri secara finansial dan tumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang di tengah tantangan makro ekonomi global.

"Keputusan sulit ini tidak dapat dihindari supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga terus memberikan dampak positif bagi para konsumen, mitra pengemudi serta ribuan petani dan produsen lokal yang bekerja sama dengan kami," ucap Co-Founder and Chief Executive Officer Sayurbox Amanda Susanti dalam keterangan tertulis, Rabu, 7 Desember 2022.

3. OYO

OYO Hotels, perusahaan jaringan hotel asal India, melakukan PHK 600 pegawai di departemen perusahaan dan teknologinya, atau sekitar seperenam dari total karyawannya. 

“Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan bahwa sebagian besar orang yang harus kami keluarkan, mendapatkan pekerjaan yang menguntungkan," ujar Chief Executive Officer Ritesh Agarwal dikutip dari Reuters, Senin, 5 Desember 2022.

Selain memangkas karyawan, Oyo juga melakukan restrukturisasi perusahaan. Salah satunya menggabungkan tim produk dan teknik dengan alasan memungkinkan fungsi yang lebih lancar. Perusahaan juga melakukan perampingan pada tim pengembangan pilot dan proof-of-concept.

Selanjutnya: PHK Startup Ajaib, Ula dan ...

Ajaib, perusahaan rintisan di bidang investasi, melakukan PHK kepada 67 pegawainya. Dalam keterangannya, 29 November 2022, perusahaan menjelaskan Ajaib dalam tiga tahun terakhir berupaya meningkatkan inklusi keuangan Indonesia melalui layanan jasa keuangan digital. 

Selain langkah ini, secara sukarela gaji jajaran manajemen akan dikurangi dan para founders pun tidak akan menerima gaji.

5. Ula

Ula, startup Indonesia dengan suntikan dana Bos Amazon Jeff Bezos, mengambil langkah PHK terhadap 134 karyawannya.

"Hari ini kami dengan sedih berbagi keputusan yang sangat sulit untuk mengurangi tim kami yang memengaruhi 134 kolega kami atau sekitar 23 persen dari perusahaan di seluruh wilayah," terang pernyataan di situs resmi Ula, Selasa, 29 November 2022. 

Manajemen mengatakan Ula mendapatkan tantangan besar selepas pandemi covid-19. Memasuki tahun ini, Ula mengklaim mengalami berbagai tantangan imbas turbulensi pasar, volatilitas harga komoditas, kekurangan pasokan, perubahan peraturan, dan kenaikan harga minyak mentah.

6. GoTo

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk., sebelumnya telah mengumumkan PHK pada 1.300 karyawannya, Jumat, 18 November 2022. Pemangkasan dilakukan di seluruh negara operasional GoTo, yakni Indonesia, Vietnam, Singapura, dan India. GoTo menyatakan berkomitmen memberi dukungan komprehensif selama masa transisi terhadap para karyawan yang terdampak.

Selain itu, karyawan yang terkena PHK mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan direktori alumni GoTo, di mana perusahaan dapat memberikan rekomendasi kepada berbagai perusahaan dalam jaringan rekanan bisnis Grup GoTo. 

Seluruh pegawai yang terkena PHK memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan di tiap negara GoTo beroperasi.

7. Ruangguru 

PT Ruang Raya Indonesia atau Ruangguru, salah satu startup Edutech, mengambil langkah PHK pada ratusan karyawannya. Keputusan ini diambil karena situasi pasar global yang memburuk secara drastis.

Pendiri sekaligus CEO Ruangguru, Belva Devara, menjelaskan layanan Ruangguru mengalami peningkatan permintaan yang besar pada awal pandemi Covid-19.

"Terdapat ratusan pegawai Ruangguru yang terdampak dari pemutusan hubungan kerja ini. Keputusan sulit ini diambil karena situasi pasar global yang memburuk secara drastis," tulis penjelasan Corporate Communications Team Ruangguru, Jumat, 18 November 2022. 

Selanjutnya: PHK Startup Binar, Shopee ...

8. Binar 

Binar, salah satu startup pembelajaran digital atau Edutech di Indonesia, melakukan PHK sebesar 20 persen dari total karyawannya. Pengurangan karyawan merupakan keputusan sulit sekaligus strategis untuk bersiap menghadapi ketidakpastian ekonomi global. 

“Perusahaan telah melakukan evaluasi internal penuh dan memutuskan bahwa tenaga kerja kami harus dikurangi 20 persen. Meskipun perusahaan telah mencapai pertumbuhan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir, kami harus menyiapkan strategi yang kuat untuk menghadapi dinamika ekonomi global, salah satunya dengan mengambil keputusan ini,” tutur Alamanda Shantika, CEO Binar, dalam keterangannya, 17 Oktober 2022. 

9. Tokocrypto

Perusahaan penjual aset digital, Tokocrypto, melakukan PHK pada 45 karyawannya atau sekitar 20 persen dari 227 orang jumlah pekerjanya. VP Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani, mengatakan pemberhentian ini dilakukan karena perusahaan akan melakukan perubahan strategi bisnis sejalan dengan pasar kripto dan ekonomi di dunia.

"Langkah internal yang diambil adalah mentransfer beberapa karyawan kepada bisnis unit yang telah menjadi entitas berbeda yaitu T-Hub dan TokoMall,” kata Rieka, Rabu, 21 September 2022. 

10. Shopee Indonesia

Perusahaan e-commerce, Shopee Indonesia, turut melakukan PHK pada sejumlah karyawannya. Info dari sumber internal yang Tempo dapatkan, PHK dilakukan pada 3 persen karyawan Shopee Indonesia.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan PHK dilakukan sebagai bagian dari efisiensi perusahaan. "Dengan berat hati, Shopee Indonesia harus melepas sejumlah karyawannya," kata dia melalui keterangan tertulis, Senin, 19 September 2022.

Ia menjelaskan keputusan PHK ini merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh Shopee Indonesia, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis. Menurutnya, kondisi ekonomi global menuntut Shopee Indonesia untuk cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien.

11. Pahamify 

Pahamify, salah satu startup edutech Indonesia, mengumumkan 'pamit 2022' melalui akun media sosialnya, Rabu, 29 Juni 2022. Pernyataan tersebut menyusul laporan gelombang PHK yang juga terjadi di start up edutech Zenius, yang telah melakukan PHK pada 200 karyawannya.

12. JD.ID

JD.ID, salah satu layanan e-commerce, mengambil langkah PHK sebagai salah satu improvisasi agar perusahaan dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.

"Perusahaan juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan," ujar Director of General Management JD.ID, Jenie Simon, dalam keterangannya, Jumat, 27 Mei 2022. 

Selanjutnya: PHK Startup Zenius, SiCepat ..

13. Zenius

Zenius, perusahaan Edutech, juga melakukan PHK terhadap lebih dari 200 karyawan. Kabar tersebut dibenarkan oleh pihak perusahaan dalam keterangan resminya, Rabu, 25 Mei 2022. 

Zenius menyebut, langkah PHK ratusan karyawan ditempuh karena perusahaan terdampak kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Zenius memastikan seluruh karyawan mendapat hak pesangon setelah PHK dilakukan.

14. LinkAja

PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dikabarkan melakukan PHK terhadap sekitar 200 karyawannya. Perusahaan mengaku sedang melakukan reorganisasi SDM perusahaan. Namun mereka membantah bahwa jumlah karyawan yang di-PHK sebanyak yang dirumorkan.

"Informasi ini (200 karyawan di PHK) kurang tepat. Jumlah reorganisasi SDM kami jauh dari angka yang disebutkan tersebut," kata Head of Corporate Secretary Group LinkAja, Reka Sadewo, Selasa, 24 Mei 2022. 

15. SiCepat

PT SiCepat Ekspres Indonesia atau SiCepat, startup yang bergerak di bidang layanan pengiriman barang, juga dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekitar 360 karyawannya.

Namun, berbeda dengan startup lain yang kebanyakannya melakukan PHK untuk menyesuaikan bisnis dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung, pihak SiCepat mengungkapkan bahwa langkah ini ditempuh sebagai evaluasi kompetensi karyawan.

“Tentu tujuannya meningkatkan kualitas dan performa kerja. Kompetisi di dunia ekspedisi makin ketat seiring dengan perkembangan industri kreatif dan bagaimana kita hadapi endemi,” ujar Wiwin di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 16 Maret 2022. 

16. TaniHub

TaniHub Group, perusahaan dan aplikasi di bidang Agrikultur, memutuskan untuk menutup dua warehouse atau gudang mereka. Penutupan dilakukan berbarengan PHK terhadap karyawan pada Februari 2022. 

Kabar tersebut dibenarkan Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group, Bhisma Adinaya. "Betul bahwa saat ini TaniHub menghentikan operasional warehouse Bandung dan warehouse Bali," jelas Bhisma.

PHK terhadap karyawan startup pertanian TaniHub merupakan dampak dari ditutupnya operasional gudang di Bandung dan Bali. Namun, perusahaan tidak menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak.

 


DEFARA DHANYA PARAMITHA | BISNIS | RIANI SANUSI PUTRI | TAUFIK RUMADAUL | FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus