INI baru pertama kali terjadi. Para pejabat Hubungan Masyarakat
(Humas) dan Penerangan seluruh Indonesia pekan lalu berapat
kerja di Balai Sidang, Jakarta. Jumlah mereka lebih dari seribu.
Pengarahan menjelang Pemilu 1982 Belum ada yang bisa secara
terbuka menjawab pertanyaan tersebut. Rapat itu dinyatakan
tertutup. Tapi antara lain Mendagri Amirmachmud, Menpen Ali
Murtopo, Menko Panggabean, Pangkopkamtib Sudomo memberikan
pengarahan.Perceramah di hari pertama dan kedua, selain
berbicara soal kehumasan dan penerangan, konon juga menghimbau
agar para peserta memenangkan Golkar. Dan kalau tidak bisa
begitu, mereka "layak disebut sebagai pengkhianat." Maklum,
mereka semua anggota Korpri atau petugas pemerintah.
Itu tampaknya bukan tujuan utama raker ini. "Yang penting,
adanya suatu langkah maju. Adanya kesadaran akan perlunya
peningkatan fungsi Humas, komentar Wisaksono Noeradi,
Koordinator Humas PT Caltex Pacific Indonesia. Noeradi
mengatakan raker itu pada hakikatnya memenuhi himbauan Second
ASEAN Public Relations Conress. Berlangsung di Jakarta, Maret
tahun lalu, Kongres itu melahirkan satu konsensus supaya
meningkatkan dan mengembangkan pelaksanaan dan pe,rilaku
kehumasan yang baik dan profesional.
Semangat konsensus itu memang terasa selama 4 hari berlangsung
raker itu.Selama ini fungsi Humas dikira hanya sebagai pembuat
press-release. Bahkan oleh Inu Kencana, Ka Humas Pemda Tingkat
11 Merauke, Irian Jaya, Eumas hanya diartikan, "terompet
Bupati." Ini bisa dipahami, mengingat daerahnya. mempunyai medan
yang sulit dan penduduk yang masih sederhana. Pejabat Humas itu
bertugas memberikan penerangan dan menertibkan buletin yang
disebarkan ke tiap kecamatan.
Masih mendingan di Merauke dibandingkan dengan fungsi Humas
Pemda Aceh. "Kegiatan Humas Pemda hanya insidental. Cuma
mengumpulkan wartawan kalau ada acara," tutur Daniel Sijan,
Wartawan LKBN Antara Banda Aceh. Wartawan yang minta penjelasan
dari Humas Pemda Aceh umumnya sering kecewa. Bagaimana pula
keadaan di Humas Pemda Ja-Teng? Menurut para wartawan di sana,
"Humas kurang berfungsi baik sebagai instansi untuk membantu
mengecek ataupun mencari data keterangan." Humas di sana tetap
dikunjungi wartawan yang sering kembali dengan tangan kosong.
Di Medan? Kamaluddin Lubis, seorang redaktur koran Mimbar Umum,
biasa berfungsi sebagai pejabat Humas Pemda yang bermurah hati
menyebarkan press release. Caranya? Bila mendapat berita, dia
mengetiknya beberapa lembar. Berita tersebut lalu dibagikan
kepada rekan-rekannya dari surat kabar lain. Dam jadilah mereka
wartawan Humas.
Belum Seragam
Tak semua pejabat llumas tidak menyadari fungsinya. Humas Pemda
Jawa Barat, misalnya, bukan hanya melayani wartawan dan membuat
press release, tapi juga "menyampaikan feedback kepada atasan,"
kata Haji S.A. Jussac. Kepala Bagian Penerangan/Pemberitaan
BiroHumas Pemda Ja-Bar itu tampaknya bekerja lebih banyak.
Di tingkat pusat, Humas Depdagri disebut-sebut berfungsi baik.
Seperti diakui Mendagri Amirmachmud sendiri secara terbuka di
depan raker. Apa sebab? "Karena saya komandan langsung Saudara
Faisal Tamin," uiar Amirmachmud.
Faisal Tamin pernah membanggakan diri kepada TEMPO, bahwa dia
termasuk eselon IIA, setingkat dengan kedudukan direktur di
departemen. Sementara Ka Humas pemerintah umumnya termasuk
eselon 111: Tapi, "status bukan sesuatu yang penting dalam tugas
ini. Yang lebih penting ialah fungsi kerjanya," kata Tamin.
Di Caltex, menurut Noeradi, pejabat Humas perusahaan minyak itu
memperoleh kepercayaan dari pimpinan, di samping memiliki jalur
hubungan sependek mungkin dengan pimpinan, demi lancarnya
praktek kehumasan. Dalam sektor swasta umumnya terjadi begitu.
Tapi tidak selalu demikian halnya di kaIangan pemerintah.
Status Humas pemerintah itu belum seragam. Di Depag, misalnya,
Humas berada di bawah Biro Hukum. Sedang Humas Departemen
Perhubungan berada di bawah Biro Umum. "Meliha linkup tugas
dan permasalahannya, begitu sudah tak bisa dipertanyakan," kata
H. Salam Susanto SH, staf Humas Deperhub. Status yang rendah itu
memang sering menghambat tungsi kehumasan di berbagai instansi
pemerintah.
Lebih menyedihkan di daerah. Humas merupakan bagian dari
Sekretariat Daerah. Bahkan ada yang tidak jelas. Di Kotamadya
Yogyakarta, misalnya, kantornya saja berpindah-pindah, karena
ketidakjelasan status itu. Pertengahan November 1981, Humas
Kodya Yogya masuk Bagian Protokol dan Perjalanan. maka ia
disebut Sub Bagian Humas, Protokol dan Perjalanan. Dan
ditempatkan di ruang antara Sub Bagian Pengamanan dan Sub Bagian
Arsip dan Ekspedisi yang dibatasi sekat setinggi pinggang.
Semula di aula yang biasa tergusur bila ada penataran.
"Nanti akan diseragamkan," kata Menpen Ali Murtopo dalam Raker
Humas itu. Tapi katanya lagi, usul perubahan ini masih perlu
mendapat perhatian Menpan Sumarlin. Pokoknya, Presiden Soeharto
sudah mencanangkan koreksi atas ketidaktepatan status Humas itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini