Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Benarkah Klaim Gibran Food Estate Singkong Prabowo Berhasil Panen?

Benarkah klaim calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka bahwa food estate singkong Prabowo di Gunung Mas berhasil panen?

23 Januari 2024 | 14.12 WIB

Foto kebun singkong di food estate Gunung Mas Kalteng, yang ditanami jagung di atas polybag. X.com@GreenpeaceID
Perbesar
Foto kebun singkong di food estate Gunung Mas Kalteng, yang ditanami jagung di atas polybag. X.com@GreenpeaceID

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam acara debat cawapres kedua Pilpres 2024, calon wakil presiden nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka mengklaim bahwa program food estate yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi berhasil panen. Gibran mencontohkan salah satu program lumbung pangan yang berhasil itu berada di wilayah Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Intinya adalah, program yang sudah berjalan sekarang, nomor 1 dan nomor 3 kompak bilang food estate gagal. Saya tegaskan lagi Pak, memang ada yang gagal, tapi ada yang berhasil juga dan panen, misalnya di Gunung Mas di Kalteng, itu sudah panen jagung, singkong. Itu Pak. Cek saja datanya, intinya adalah, warga jangan diberikan narasi-narasi yang menakutkan,” kata Gibran dalam debat cawapres, pada Ahad malam, 21 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sementara itu, cawapres lain yakni Cak Imin dan Mahfud Md kompak menyatakan bahwa food estate dianggap gagal dan merugikan negara. Cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar menyoroti bahwa program tersebut telah menimbulkan krisis iklim dan berdampak pada bencana ekologi di berbagai tempat.

Sedangkan, Mahfud Md menilai program lumbung pangan sebagai kegagalan, khususnya di Gunung Mas yang dikerjakan oleh Kementerian Pertahanan. Mahfud menyatakan bahwa program ini berdampak pada kerusakan lingkungan dan menimbulkan kerugian bagi negara. Dia juga menegaskan tidak akan melanjutkan program food estate karena merusak lingkungan.

Lantas, benarkah food estate di Gunung mas berhasil seperti klaim Gibran? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Belum Ada Bukti Keberhasilan Food Estate Singkong Prabowo

Berdasarkan catatan pada hasil Cek Fakta Tempo, klaim Gibran mengenai keberhasilan food estate di Gunung Mas belum terbukti kebenarannya. Menurut peneliti Koalisi Sistem Pangan Lestari, Romauli Panggabean, klaim itu belum bisa dibuktikan karena saat ini jagung baru ditanam sebagai pengganti singkong yang sebelumnya gagal.

“Komoditas singkong yang ditanam mengalami kegagalan, kemudian digantikan dengan jagung. Panen jagung di tanah mayoritas pasir itu, belum dapat dibuktikan,” katanya.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Wahli) Kalimantan Tengah, Bayu Herinata juga turut membantah klaim dari cawapres nomor urut dua itu. Bayu mengatakan, hingga hari ini belum ada panen di food estate yang telah dikerjakan pemerintah di Gunung Mas.

“Food estate gagal, terlebih yang food estate singkong di Gunung Mas. Singkong di sana gagal tumbuh. Lalu diganti jagung, itu juga tidak maksimal tumbuhnya dan belum ada panen sampai hari ini,” ujar Bayu dalam keterangannya kepada Tempo pada Senin, 22 Januari 2024.

Senada dengan Bayu, Juru Kampanye Hutan Greenpeace, Iqbal Damanik pun membantah bahwa food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah berhasil. Dia menyebut sudah tiga kali mendatangi lokasi lumbung pangan itu dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Hasilnya, dia tidak pernah melihat keberhasilan dari proyek tersebut.

“Kami tidak melihat ada sedikitpun keberhasilan (food estate) di sana,” ujar Iqbal kepada Tempo pada Senin, 22 Januari 2024.

Menurut Iqbal, proyek yang dipimpin oleh Kementerian Pertahanan dan Prabowo Subianto itu telah menyebabkan deforestasi dan bencana alam. “Food estate mendorong terjadinya deforestasi dan itu harus dihentikan, termasuk menjadi kebakaran hutan dari pembukaan lahan gambut," ucapnya. 

Iqbal juga mengatakan, singkong yang ditanam di sana tidak tumbuh dengan baik bahkan banyak yang mati. Perkebunan singkong yang mengorbankan hutan itu tidak berproduksi. Sehingga proyek tersebut hanya menyisakan kerugian keuangan negara, kerusakan hutan, dan penderitaan masyarakat saja tanpa menghasilkan apa-apa.

Ke depan, Iqbal menekankan bahwa proyek food estate bukan langkah yang tepat untuk dilanjutkan, mengingat belum ada satu pun proyek food estate yang benar-benar berhasil di Indonesia. “Karena selama ini pangan dan pertanian kita ditopang oleh modal sosial petani untuk lebih berhasil,” kata dia.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sempat memimpin proyek food estate di Kalimantan Tengah. Prabowo bermimpi membuat sentra produksi singkong di sana. Dia lantas membabat hutan di Gunung Mas untuk ditanami singkong. Namun, setelah hutan dibabat, ternyata tanah di sana tidak cocok untuk singkong sehingga tanaman tersebut tidak bisa tumbuh. Padahal, lingkungan terlanjur rusak dan menyebabkan banjir di desa-desa sekitar.

Belakangan, pemerintah menanam jagung di bekas lahan perkebunan singkong yang gagal tersebut. Jagung yang ditanam di sana juga terkesan dipaksakan karena jagung ditanam di dalam polybag.

RADEN PUTRI | TIM TEMPO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus