Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Beralihnya Keseimbangan di Asia-Pasifik

28 November 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Manggi Habir*

Pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Peru, pekan lalu, yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, merupakan pertemuan APEC terakhir bagi Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Dalam pertemuan tersebut, Obama berusaha menenangkan negara lain yang khawatir Amerika lebih menutup diri di bawah Donald Trump. Tapi usaha itu sia-sia setelah Trump menyatakan perjanjian perdagangan bebas multilateral di kawasan Asia-Pasifik (TPP) akan dibatalkan. Selama kampanye, Trump menyampaikan bahwa pabrik dan buruh Amerika Serikat perlu diproteksi agar pekerjaan atau pabrik tidak ditutup dan pindah ke luar negeri.

Proteksi ini berupa tarif yang dikenakan pada barang impor, termasuk impor dari kawasan Asia-Pasifik, yang akan menurunkan ekspor Asia ke Amerika. Bagi Indonesia, pasar ekspor Amerika mencakup 11 persen dari total ekspor, dan merupakan tujuan ekspor terbesar kedua setelah Cina. Bila ini terealisasi, tentu ada dampak terhadap pendapatan ekspor kita.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Amerika yang terlihat membaik pekan lalu memberi sinyal kuat bahwa bank sentral Amerika (The Federal Reserve) akan menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini. Pasar modal global, termasuk di Indonesia, sudah bereaksi. Nilai rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) serentak jatuh ketika Trump terpilih pada awal November ini. Sudah sepekan rupiah jatuh ke tingkat 13.500 per dolar dari sebelumnya 13.100.

Yang menarik adalah langkah Tiongkok menggantikan TPP dengan membentuk zona perdagangan bebas serupa di kawasan Asia-Pasifik (FTAAP). Terdiri atas 16 negara Asia, termasuk Indonesia, zona ini tidak mengikutsertakan Amerika. Seperti TPP, FTAAP bermaksud membuka akses pasar di kawasan Asia-Pasifik dengan menghilangkan tarif perdagangan, meningkatkan fasilitas perdagangan, dan memudahkan investasi sesama negara anggota.

Bedanya, FTAAP tidak mencantumkan persyaratan yang sulit mendapat kesepakatan, seperti perlakuan buruh, ramah lingkungan, pengadaan pemerintah yang transparan, serta perlakuan sama antara swasta dan badan usaha milik negara.

Peningkatan peran Cina di kawasan Asia-Pasifik memicu Jepang meningkatkan kemampuan militernya. Filipina juga menjajaki pendekatan dengan Tiongkok untuk mencari penyelesaian konflik di Laut Cina Selatan.

Tren Amerika menurunkan peran dunianya tidak terbatas di kawasan Asia-Pasifik. Trump juga berjanji meninjau kembali pakta militer dengan sekutunya. Ini termasuk pakta NATO di Eropa, juga dengan Korea Selatan dan Jepang di Asia. Akibatnya, jumlah pangkalan militer dan tentara Amerika di luar negeri dikurangi. Di bidang ekonomi, Trump berjanji meninjau kembali perjanjian perdagangan bebas di kawasan Amerika Utara (NAFTA).

Bagaimana dampaknya bagi dunia usaha ke depan? Pertama, nilai rupiah akan terus tertekan, apalagi bila suku bunga Amerika jadi dinaikkan. Pertumbuhan ekspor juga tidak dapat diharapkan karena lesunya perdagangan dunia akibat tren proteksi di mana-mana. Turunnya bunga rupiah tidak dapat kita andalkan. Bila terlalu banyak dana pergi dari Indonesia, suku bunga rupiah dapat naik. Meski ada potensi, investasi dan belanja pemerintah tidak akan cukup memulihkan perekonomian kita.

Itu sebabnya pelaku pasar mulai menurunkan perkiraan pertumbuhan tahun depan. Ini mungkin yang mendorong Bank Indonesia, belum lama ini, menurunkan estimasi pertumbuhan 2017 dari 5,1-5,5 persen ke 5,0-5,4 persen. Yang belum diperhitungkan adalah potensi eskalasi ketegangan politik di kawasan Asia-Pasifik dan langkah beberapa negara setempat untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Amerika.

*) Kontributor Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus