Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bergairah Ke Sini

Delegasi dagang Kanada yang diwakili 5 orang datang ke Jakarta untuk menjajagi kemungkinan menjual alat-alat pembangunan & angkut bahan kepada Indonesia, serta membuka kerjasama dalam beberapa proyek penting.(eb)

23 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIBANDINGKAN tetangganya di sebelah Selatan, Amerika Serikat, Kanada nyaris tak berpamor di mata kebanyakan orang Indonesia. Barangkali karena tak kenal, maka ekspor Indonesia ke negeri tersebut selama ini hanya berkisar antara $ 20 sampai $ 25 juta setahun, berupa teh, kopi, karet dan minyak kelapa sawit. Ini menurut angka kedutaan besar Kanada yang perkantorannya tersembunyi aman di balik pintu kaca tahan peluru di lantai 5 Wisma Metropolitan, Jakarta. Tapi sebaliknya berbagai pengusaha sama tampak bergairah memasuki pasaran Indonesia. Saat ini ekspor Kanada ke Indonesia berjumlah antara $ 60 dan $ 80 juta setahun, mulai dari mesin berat, alat pengeboran minyak bumi dan baja sampai ke kertas koran dan buah apel. Akhir pekan lalu tiba pula di Jakarta sebuah delegasi dagang, disponsori Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kanada. Keperluannya: menjajagi kemungkinan menjual alat-alat pembangunan dan angkut bahan kepada pemerintah dan para pengusaha yang berminat di Indonesia. Delegasi mewakili lima perusahaan terkemuka di Kanada, yakni Canadian Ingersoll Rand Company Limited, Dy-Core Systems, Hyster Canada Limited, Pavemaster of Canada Limited dan Wajax International Limited. Sebenarnya kehadiran Kanada di Indonesia memang sudah cukup kuat dengan adanya perusahaan tambang nikel INCO di Soroako, Sulawesi Tengah Selatan yang bernilai investasi hampir satu milyar dollar. Lagipula Kanada memperuntukkan bagian terbesar dari dana bantuan proyek luar negerinya bagi Indonesia. Sebagai penerima bantuan komoditi, Indonesia adalah nomor tiga dalam daftar urutan negeri tersebut. Tak mustahil, kedatangan misi 5 orang pekan lalu itu akan memperkokoh kedudukan Kanada di sini di masa datang. Apalagi perusahaan-perusahaan Kanada kini tengah giat berusaha memenangkan tender dari beberapa proyek penting. Di antaranya, yang sudah diketahui, untuk proyek tambang batubara Bukit Asam di Sumatera Selatan yang konstruksi rehabilitasinya ditaksir akan memakan biaya antara $ 400 dan $ 500 juta. Berkaitan dengan proyek ini, dan juga menarik minat Kanada ialah rencana pembangunan pembangkit tenaga listrik Surabaya di Merak yang nantinya akan memakai batubara dari tambang Bukit Asam. Selain itu ada proyek perluasan pabrik kertas Leces dengan biaya kira-kira $ 100 juta, perhiasan pabrik semen Tonasa di Sulawesi yang ditaksir akan memakan biaya sekitar $ 60 juta. Belum lagi disebut keinginan Kanada untuk menjual induk kereta api, gerbong, pesawat terbang amfibi Otter CL-215 dan mungkin juga peti kemas beserta kapal pengangkutnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus