DIBANDINGKAN tetangganya di sebelah Selatan, Amerika Serikat,
Kanada nyaris tak berpamor di mata kebanyakan orang Indonesia.
Barangkali karena tak kenal, maka ekspor Indonesia ke negeri
tersebut selama ini hanya berkisar antara $ 20 sampai $ 25 juta
setahun, berupa teh, kopi, karet dan minyak kelapa sawit. Ini
menurut angka kedutaan besar Kanada yang perkantorannya
tersembunyi aman di balik pintu kaca tahan peluru di lantai 5
Wisma Metropolitan, Jakarta.
Tapi sebaliknya berbagai pengusaha sama tampak bergairah
memasuki pasaran Indonesia. Saat ini ekspor Kanada ke Indonesia
berjumlah antara $ 60 dan $ 80 juta setahun, mulai dari mesin
berat, alat pengeboran minyak bumi dan baja sampai ke kertas
koran dan buah apel.
Akhir pekan lalu tiba pula di Jakarta sebuah delegasi dagang,
disponsori Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kanada.
Keperluannya: menjajagi kemungkinan menjual alat-alat
pembangunan dan angkut bahan kepada pemerintah dan para
pengusaha yang berminat di Indonesia. Delegasi mewakili lima
perusahaan terkemuka di Kanada, yakni Canadian Ingersoll Rand
Company Limited, Dy-Core Systems, Hyster Canada Limited,
Pavemaster of Canada Limited dan Wajax International Limited.
Sebenarnya kehadiran Kanada di Indonesia memang sudah cukup kuat
dengan adanya perusahaan tambang nikel INCO di Soroako, Sulawesi
Tengah Selatan yang bernilai investasi hampir satu milyar
dollar. Lagipula Kanada memperuntukkan bagian terbesar dari dana
bantuan proyek luar negerinya bagi Indonesia. Sebagai penerima
bantuan komoditi, Indonesia adalah nomor tiga dalam daftar
urutan negeri tersebut.
Tak mustahil, kedatangan misi 5 orang pekan lalu itu akan
memperkokoh kedudukan Kanada di sini di masa datang. Apalagi
perusahaan-perusahaan Kanada kini tengah giat berusaha
memenangkan tender dari beberapa proyek penting. Di antaranya,
yang sudah diketahui, untuk proyek tambang batubara Bukit Asam
di Sumatera Selatan yang konstruksi rehabilitasinya ditaksir
akan memakan biaya antara $ 400 dan $ 500 juta. Berkaitan dengan
proyek ini, dan juga menarik minat Kanada ialah rencana
pembangunan pembangkit tenaga listrik Surabaya di Merak yang
nantinya akan memakai batubara dari tambang Bukit Asam.
Selain itu ada proyek perluasan pabrik kertas Leces dengan biaya
kira-kira $ 100 juta, perhiasan pabrik semen Tonasa di Sulawesi
yang ditaksir akan memakan biaya sekitar $ 60 juta.
Belum lagi disebut keinginan Kanada untuk menjual induk kereta
api, gerbong, pesawat terbang amfibi Otter CL-215 dan mungkin
juga peti kemas beserta kapal pengangkutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini