Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Berwarna, dengan kaca rayban

Harian bisnis muncul lagi. bernama prioritas. tampil dengan berwarna. merekrut wartawan senior. berpusat di gedung mewah di gondangdia lama. dalam pemasangan iklan bisnis indonesia masih paling atas. (md)

10 Mei 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPA bilang bisnis sekarang sedang lesu. Anggapan itu agaknya tidak berlaku untuk bisnis pers. Buktinya, pekan lalu lahir koran bisnis baru di Jakarta: Prioritas. Ini berarti, dalam setahun terakhir ini telah terbit empat surat kabar bisnis di Jakarta. Pertama Jayakarta yang mengubah diri dari mingguan menjadi harian sejak Juli 1985, disusul koran baru Neraca pada September silam, kemudian pertengahan Desember lalu terbit Bisnis Indonesia. Kelahiran berturut-turut keempat koran pagi itu tentu saja ada kaitannya dengan dibukanya keran bagi lahirnya SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) oleh Departemen Penerangan belakangan ini. Namun, kehadiran beberapa koran baru itu tampaknya menunjukkan optimisme bahwa masih cukup banyak peluang dalam bisnis koran bisnis. Sejak SIT Jurnal Ekuin dibekukan pada 1984, memang tidak ada lagi koran bisnis di Jakarta, hingga banyak yang berminat mengisi kekosongan itu. Namun, para peminat itu rupanya tidak menduga begitu banyak yang ingin menerbitkan koran bisnis dalam waktu hampir bersamaan. Akibatnya, pasar yang diperebutkan terasa semakin sesak. Lahirnya Bisnis Indonesia, misalnya, membuat was-was Jayakarta dan Neraca. Soalnya, Bl diterbitkan modal kuat, dengan dukungan Sahid Group, Indocement Group, dan Jaya Group. Ke dalam pasar yang semakin sempit, dan persaingan yang makin tajam, inilah Prioritas menyerbu masuk. Koran baru ini tampil dengan cukup bergaya: dua dari 12 halamannya dicetak berwarna. Kantornya juga memberikan kesan "bonafide": sebuah gedung "Prioritas" bertingkat 6 di Jalan Gondangdia Lama, Jakarta Pusat, berwarna hitam putih dengan kaca rayban, yang baru diresmikan Maret lalu. Pada hari-hari awal terbit, di banyak tempat di Jakarta juga bergelantungan berbagai spanduk ucapan selamat atas terbitnya koran ini, antara lain dari AMPI, KNPI, dan FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan ABRI). Tokoh utama di belakang Priontas memang ada kaitannya dengan berbagai organisasi itu. Pemimpin umumnya, Surya Paloh, 34, pernah menjabat pimpinan FKPPI dan kini masih menjadi anggota DPR dari F-KP. Pengusaha yang bergerak di bidang catering dan perdagangan umum ini memang sudah lama berminat menerbitkan harian. Pada Januari 1985, bersama sejumlah temannya, Surya mengajukan permohonan untuk menerbitkan koran bisnis Jurnal Indonesia. Penantian berlangsung setahun, tapi SIUPP tak kunjung tiba, hingga sebagian besar karyawan berhenti. Surya lalu mengajukan permohonan baru untuk nama Prioritas. Berhasil. Pada 19 April lalu SIUPP keluar. Terbit sejak 2 Mei 1986, Prioritas dicetak dengan oplah 30 ribu eksemplar, dan diterbitkan PT Sistem Media Nusantara. Koran ini dicetak di PT Sinar Agape Press, milik kelompok Sinar Harapan. Pada tahap awal, SH juga membantu teknis tata muka surat kabar baru ini. Surya berhasil menarik banyak wartawan lama. Jabatan Pemimpin Redaksi dipercayakan pada Nasruddin Hars, bekas Wakil Pemimpin Redaksi harian AB yang saat ini menjabat Ketua Umum PWI Jaya. Ia juga menarik dua wartawan senior Sinar Harapan, Panda Nababan dan Derek Manangka, yang kini menduduki kursi Wakil Pemimpin Umum dan Redaktur Pelaksana. Menurut Surya, sesuai SIUPP, modal kerja yang tersedia di bank lebih dari Rp 500 juta. Sedang untuk investasi awal telah dikeluarkan Rp 400 juta. Dukungan modal dari perusahaan lain tidak ada. "Surya di sini yang paling kuat modalnya," kata Surya yang berewokan itu menunjuk diri sendiri. Sekitar 65 persen modal berasal dari dia. Menurut rencana, 20 persen saham diperuntukkan bagi karyawan. Selebihnya menjadi saham para pendiri, terdiri dari sepuluh orang. Surya berharap, dalam enam bulan titik impas bisa tercapai pada oplah 50 ribu eksemplar. Kepada pembacanya, Prioritas menjanjikan gaya jurnalistik yang baru. "Kami ingin menyajikan benta dengan sederhana, lugas, dan dilatarbelakangi wawasan yang cukup," kata Nasruddin Hars. Ia tampaknya tidak mengkhawatirkan saingan ketiga koran bisnis lainnya. "Informasi bisnis di Neraca itu mikro. Kami mencoba memberikan yang lebih luas," ujarnya. Ia menunjukkan halaman V korannya yang memuat rubrik "Dunia Usaha", yang katanya tidak ada di koran bisnis lainnya. Dua rubrik khas Prioritas di halaman pertama diandalkan juga oleh para pengelolanya: "Forum", tulisan pendek tentang tokoh yang menonjol, serta "Selamat Pagi Indonesia" yang menurut Nasruddin, "Semacam dialog dengan tanah air." Munculnya Priontas rupanya tak membuat gentar saingannya. Pemimpin Redaksi Jayakarta, Acien Yassien, meski mengakui situasinya kini "cukup berjejal", tidak begitu waswas terhadap pendatang baru ini. "Pembaca tetap memilih isi berita, bukan gambar," komentarnya tentang saingannya yang berwarna itu. Di antara berbagai koran bisnis yang ada, Bisnis Indonesia kini tampaknya berada di barisan terdepan. Koran yang dicetak sekitar 30 ribu eksemplar ini, dua pertiganya terjual, kabarnya cukup banyak menyedot iklan menurut sebuah sumber, pendapat kotor BI dari iklan dalam sebulan diperkirakan mencapai Rp 400 juta. Perhitungan ini didasarkan atas jumlah ruang yang terjual untuk iklan, tanpa menghitung potongan harga dan iklan gratis yang dimuat. Susanto Pudjomartono Laporan Happy Sulistiyadi & Riya Sesana (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus