Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tren jual-beli online kian bertumbuh.
Nilai ekonomi digital Indonesia pada akhir 2020 menembus Rp 622 triliun.
Perusahaan digital giat berekspansi ke sektor perbankan.
JAKARTA – Layanan berbasis digital kian diminati pada masa pandemi Covid-19. Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA), Bima Laga, mengatakan tren jual-beli online terus bertumbuh seiring dengan pembatasan mobilitas manusia. Bukti pesatnya digitalisasi itu bisa dilihat dari hasil pesta belanja tahunan pada 12 Desember lalu atau Harbolnas 12.12. “Nilai transaksi naik dari tahun sebelumnya,” ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Transaksi Harbolnas 2020 mencapai Rp 11,6 triliun, naik Rp 2,5 triliun atau 28 persen dibanding pesta belanja akhir 2019. Nielsen Indonesia memperkirakan total penjualan kala itu melonjak 8,1 kali lebih banyak daripada hari biasa. Kenaikan signifikan terjadi di luar Jawa sebesar 97 persen dibanding pada tahun sebelumnya. Sedangkan kenaikan transaksi online di Jawa hanya 17 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari catatan idEA, ujar Bima, ada 3,8 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergabung sebagai merchant pada e-commerce besar. Dia memprediksi jumlah itu terus bertambah. “Ekonomi digital itu tren baru yang memiliki potensi besar,” ujar dia.
Pekerja menyiapkan pesanan konsumen menjelang Hari Belanja Online Nasional 12.12 di Warehouse JD.ID, Marunda, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, 11 Desember 2020. TEMPO/Tony Hartawan.
Tren digitalisasi pelaku usaha juga disebut dalam laporan e-Conomy SEA 2020 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company pada November 2020. Hasil kajian itu menyebutkan valuasi e-commerce tumbuh 54 persen, dari US$ 21 miliar pada 2019 menjadi US$ 32 miliar pada 2020. Nilai ekonomi digital Indonesia hingga akhir 2020 diperkirakan menembus US$ 44 miliar atau Rp 622 triliun. Valuasinya diprediksi terus meningkat hingga US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.753 triliun pada 2025.
Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute, Heru Sutadi, mengatakan lembaganya mencatat kenaikan trafik layanan berbasis digital 40 persen sepanjang tahun lalu. “Wajar, karena sekarang saja pengguna Internet Indonesia sudah 202 juta orang,” tuturnya, kemarin. Dari kajian Google, pengguna telepon seluler di Indonesia mencapai 338,2 juta pada akhir 2020, dengan mayoritas pemakai lebih dari satu unit.
Meski begitu, kata Heru, tak semua platform digital berhasil tumbuh. “Ada yang gulung tikar, seperti platform pemesanan penginapan.” Contoh yang disebut Heru adalah start-up Airy Room, yang menutup operasi karena jebloknya pemesanan selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Penyedia produk kecantikan, Sorabel, juga menjadi salah e-commerce yang tutup karena minim pembeli semasa pandemi.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan pergeseran transaksi konvensional ke digital pun terlihat di sektor perbankan. “Fenomena fintech dengan total pinjaman Rp 155,9 triliun tidak bisa dipandang sebelah mata karena menggeser ceruk bisnis bank tradisional,” ucapnya.
Masuknya perusahaan digital ke bisnis perbankan pun menjadi pertanda pesatnya digitalisasi. PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek, misalnya, menambah porsi kepemilikan saham di PT Bank Jago Tbk dari awalnya 4,14 persen atau 449,14 juta lembar saham menjadi 22,16 persen atau 2,4 miliar saham. Nilai akuisisi tersebut mencapai Rp 2,25 triliun.
Induk usaha rintisan e-commerce Shopee, Sea Ltd, juga mencaplok PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE). Hal yang sama dilakukan entitas teknologi finansial, Akulaku, terhadap PT Bank Yudha Bhakti Tbk pada Maret 2019. “Tren ini menggeser definisi bank umum setidaknya beberapa tahun ke depan,” kata Bhima.
GHOIDA RAHMAH | YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo