Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Renault Membidik Indonesia
PERSAINGAN industri otomotif Indonesia bakal makin ramai. Salah satu pemicunya karena pabrikan mobil asal Prancis, Renault SA, berencana memproduksi mobilnya di Indonesia. Pejabat pemerintah Indonesia yang tidak ingin disebut namanya kepada Reuters mengatakan, Renault telah mencantumkan Indonesia dan satu negara lainnya sebagai tempat tujuan investasi yang potensial.
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Muhammad Lutfi, seperti dikutip harian Bisnis Indonesia, Renault berencana menggelontorkan US$ 600 juta (Rp 5,4 triliun) untuk membuat pabrik baru di Indonesia. Kapasitas produksinya menembus 150–200 ribu kendaraan per tahun. Mobil itu akan dipasarkan untuk pasar domestik dan ekspor.
Rencana Renault masuk Indonesia itu akan diimbangi oleh Toyota Motor Corporation dengan memompa produksinya. Adapun Daihatsu Motor akan menyuntikkan investasi US$ 130 juta demi mengerek kapasitas terpasang yang sudah ada di Jakarta. Produksi perusahaan otomotif Jepang itu menyedot 90 persen pangsa pasar Indonesia.
Beberapa tahun lalu, Renault mendirikan distribusi penjualan mobil di Indonesia, tapi volume penjualannya seret. Padahal, biaya produksinya lebih mahal ketimbang mobil-mobil Jepang. Tak mengherankan bila tahun lalu Renault hanya berhasil menjual 19 unit mobil dari total 318 ribu unit mobil yang terjual di Indonesia. Total penjualan kendaraan tahun ini ditaksir 400 ribu unit.
Dirut Baru Danareksa
KURSI Direktur Utama PT Danareksa akhirnya terisi. Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara memilih Komisaris PT NC Securities Edgar Ekaputra Sujanto untuk mendudukinya. Sebelumnya, posisi itu kosong selama lima bulan tatkala direktur utama yang lama, Lin Che Wei, mengundurkan diri pada akhir Juni lalu.
Dalam beberapa kesempatan, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan akan mencari pengganti dari orang dalam. Mengapa tidak terjadi? Menurut Staf Ahli Menteri Negara BUMN Alexander Rusli, sebetulnya ada lima calon, namun hanya empat orang yang akhirnya mengikuti uji kepatutan dan kelayakan. ”Hasilnya, Pak Edgar yang terpilih,” kata Alex di Jakarta, Rabu pekan lalu.
Mereka yang tersisih adalah Direktur Investment Banking Merrill Lynch Eddy Soeparno, Direktur Utama Pefindo Kahlil Rowter, dan Komisaris Utama Bahana Securities Ito Warsito. Uji kepatutan dan kelayakan dilakukan pada Selasa malam pekan lalu.
Kertas Berlapis Indonesia Lulus Dumping
Dua pabrik kertas berlapis Indonesia, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia dan PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, bisa bernapas lega. Selasa pekan lalu, Komisi Perdagangan Amerika Serikat (ITC) menyatakan impor kertas berlapis dari Indonesia, juga Cina dan Korea, tidak menyebabkan kerugian atas industri serupa di Negeri Abang Sam itu karena tidak terbukti melakukan dumping.
Investigasi dilakukan setelah industri lokal menuduh eksportir kertas di tiga negara itu melakukan dumping akhir tahun lalu. Kini, investigasi itu dihentikan. Karena itu, bea masuk antidumping dan bea masuk imbalan (countervailing duty) terhadap impor kertas tidak dikenakan. ”Keputusan ini penting. Bea-bea tersebut membuat kertas berlapis Indonesia menjadi tidak kompetitif,” kata Managing Director Sinar Mas Gandhi Sulistiyanto.
Tahun lalu, nilai ekspor Indonesia ke Amerika mencapai Rp 375 miliar, sementara ekspor Sinar Mas di sana sekitar 4 persen dari total pangsa pasar. Dengan dicabutnya gugatan ini, targetnya pun dinaikkan. Namun, Gandhi memperingatkan, pengusaha Indonesia perlu makin berhati-hati jika hendak masuk pasar Amerika. Ia mensinyalir pelaku usaha di sana cenderung menjegal perusahaan kompetitor yang berdaya saing tinggi.
Tiga Perusahaan Asing Kandas
NIAT Royal Dutch Shell, Total FinaElf, dan British Petroleum menjadi distributor bahan bakar minyak bersubsidi kandas di tengah jalan. Tiga perusahaan minyak asing itu gugur saat menjalani presentasi kesiapan, Jumat pekan lalu. ”Mereka tidak siap menjalani verifikasi teknis dan administrasi yang diadakan pekan depan,” kata Tubagus Haryono, Kepala Badan Pelaksana Hilir Minyak dan Gas.
Tiga perusahaan kakap itu gagal mengikuti jejak PT Pertamina, PT Aneka Kimia Raya Corporindo, dan Petronas yang lolos ke tes berikutnya. Salah satu dari tiga perusahaan yang lolos itu akan diumumkan sebagai pemenang pekan depan.
Perusahaan yang terpilih, kata Tubagus, nantinya harus bersedia menyalurkan BBM bersubsidi ke seluruh Indonesia, baik premium, minyak tanah, maupun solar. Untuk memudahkan mobilisasi, badan usaha yang terpilih harus mempunyai tangki penyimpanan BBM.
Belanda Danai Pemuda Rp 200 Miliar
UNTUK memajukan tingkat pendidikan kalangan muda Indonesia, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi meluncurkan program Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Kaum Muda Indonesia (EAST). ”Pelatihan diberikan kepada para guru, bukan muridnya,” kata Riri Pandjaitan, Project Officer ILO Jakarta, Jumat pekan lalu.
Program yang didanai pemerintah Belanda itu menelan biaya Rp 210,8 miliar. Ini merupakan bagian dari bantuan pembangunan Negeri Kincir Angin itu terhadap sektor pendidikan Indonesia yang mencapai 163 juta euro atau sekitar Rp 2.2 triliun. ”Dengan dimulainya program EAST, pemerintah Belanda bangga dapat terlibat dalam program yang menjanjikan ini,” kata Duta Besar Kerajaan Belanda Nikolaos van Dam.
Diluncurkan di Hotel Le Meridien Jakarta, Kamis pekan lalu, rencananya program ini dilaksanakan dalam empat tahun. Ada enam provinsi yang menjadi target, antara lain Nanggroe Aceh Darussalam, Maluku, dan Papua. Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan proyek ini nantinya adalah seberapa banyak tenaga kerja yang terserap seiring dengan membaiknya tingkat pendidikan.
Januari, Tarif Baru Seluler
MENTERI Komunikasi dan Informatika Muhamad Nuh mengatakan, pada Januari tahun depan akan ditetapkan tarif baru baik bagi seluler maupun Internet. Dengan tarif baru harga akan turun, kecuali inflasi membubung tinggi. ”Nggak masuk akal hari gini tarif naik. Price cenderung turun,” kata Nuh di Jakarta, Selasa pekan lalu.
Saat ini, kementeriannya tengah menggodok konsep dan tarif. Ada dua variabel kebijakan yang sedang dipertimbangkan, yakni dinamika pasar dan tarif. Nuh menginginkan kombinasi keduanya sehingga mendapat harga yang tepat. Sedang mekanisme yang bisa dipakai adalah pemerintah menentukan batas atas dan batas bawah atau persentase rata-rata. Jika ini yang dipilih, diharapkan tidak akan merugikan operator maupun konsumen.
Terhadap rencana ini, Presiden Direktur PT Excelcomindo Hasnul Suhaimi mendukung. Menurut dia, tarif batas atas adalah yang paling mungkin diterapkan, sebaliknya tidak dengan tarif batas bawah. Alasannya, kata Hasnul, ”Kami sudah menerapkan tarif murah.” Tarif baru itu akan dievaluasi setahun sekali dengan melibatkan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo