Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Larangan Terbang Diperpanjang
Pemerintah kecewa kepada Uni Eropa karena larangan terbang pesawat Indonesia ke kawasan itu diperpanjang. Seperti dirilis dalam situs Komisi Eropa pada 28 November lalu, selain Indonesia, maskapai Korea Utara, Kirgistan, Swaziland, Kongo, Sierra Leone, Liberia, Sudan, Afganistan, Iran, Ukraina, dan Angola, juga dilarang. Eropa sebelumnya juga mengeluarkan larangan serupa pada 6 Juli lalu. Alasannya apa lagi kalau bukan menyangkut keselamatan penerbangan.
Meski gencar melakukan lobi, upaya untuk mengeluarkan Indonesia dari daftar itu tampaknya belum berhasil. Wakil Presiden Jusuf Kalla sampai meminta maskapai nasional harus kembali meningkatkan standar kualitas dan keamanan penerbangannya. Garuda Indonesia, ujar Kalla, menjadi prioritas. Garuda diminta mencari konsultan Eropa agar standar kualitas dan keamanannya bisa dipenuhi.
Asumsi APBN 2008 Berubah
PERKIRAAN harga minyak yang terus bertahan di level sekitar US$ 100 per barel memaksa pemerintah mengubah asumsi APBN 2008. Asumsi nilai tukar rupiah akan diubah dari Rp 9.100 per dolar Amerika menjadi Rp 9.200. Inflasi diperkirakan pada posisi 5+1. ”Kinerja pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 6,4–6,7 persen,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Selasa pekan lalu.
Tahun depan, asumsi penerimaan negara mencapai Rp 927,9 triliun, terdiri dari penerimaan pajak Rp 630,4 triliun dan Rp 297,5 triliun dari penerimaan bukan pajak. Sedangkan belanja negara mencapai Rp 1.006 triliun, melonjak dari semula yakni Rp 854,7 triliun, sehingga defisitnya Rp 78,1 triliun. Adapun tahun ini defisit diperkirakan Rp 49,5 triliun, lebih kecil dari yang dianggarkan APBN-Perubahan 2007 sebesar Rp 58,3 triliun.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah menyiapkan sembilan langkah pengamanan untuk mengantisipasi perubahan itu. Di antaranya, penggunaan dana cadangan APBN Rp 6 triliun, penghematan penyerapan alamiah belanja negara Rp 11,7 triliun, dan pemanfaatan dana kelebihan daerah penghasil minyak dan gas Rp 13,9 triliun. Dia yakin, sejumlah strategi tersebut bisa menahan defisit APBN 2008 pada 1,8 persen PDB, lebih tinggi dari target semula 1,7 persen.
Kaca Bebas Timbel dari Philips
PABRIK kaca dunia, Royal Philips Electronics, membuat produk kaca bebas timbel. Sumber komponen penerangan untuk bangunan hijau (green building) itu dikembangan dengan membuka pabrik kaca baru di Surabaya. Pengembangan tadi akan menyerap dana US$ 10 juta. ”Investasi ini langkah memerangi pemanasan global dengan produk hemat energi,” kata Chief Executive Officer Philips Indonesia, Rob Fletcher, Rabu pekan lalu.
Menurut Fletcher, langkah itu sebagai strategi pasar untuk negara seperti Brasil, Rusia, India, Cina, dan negara Asean. Pabrik yang berdiri lima tahun sebelum Indonesia merdeka itu merupakan satu-satunya milik Philips yang beroperasi global dan bergerak dalam manufaktur kaca bebas timbel. Produksinya pun meningkat dari 9 ribu ton menjadi 16 ribu ton. ”Ini memposisikan Indonesia satu-satunya basis ekspor dunia untuk Philips Lighting di Asia selain Cina,” kata Direktur Philips Lighting Surabaya, Adrian Nicolas.
Jalan Lurus SBI Syariah
FATWA halal Majelis Ulama Indonesia tentang sertifikat Bank Indonesia syariah memuluskan penerbitan kantong endapan dana bank syariah ini. Kini peluncuran SBI syariah tinggal menunggu tanda tangan dewan gubernur yang akan menggelar rapat pada pertengahan bulan ini. ”Kemungkinan (diterbitkan) pada triwulan pertama 2008,” kata Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Ramzi A. Zuhdi di Jakarta, Rabu pekan lalu.
Selama ini dana bank syariah ditempatkan dalam sertifikat wadiah Bank Indonesia. Hingga Oktober lalu, dana yang tersimpan mencapai Rp 1,76 triliun. Namun imbal hasil sebesar 4-5 persen dianggap terlalu kecil dibandingkan dengan SBI yang mencapai 8,5 persen. Untuk itu, aturan batasan jumlah dana yang bisa disimpan dan nilai imbal hasilnya akan segera dikeluarkan.
Instrumen ini diharapkan bisa menarik bank asing ke industri perbankan syariah untuk mendongkrak ekspansi pembiayaan proyek berskala besar. Sebab, menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Siti Chalimah Fadjriah, kendala utama bank syariah lokal adalah modal. ”Kalau mereka masuk dan menarik investor asing, akan sangat bagus,” kata Fadjriah.
Kereta Bandara 2009
Kapok kena macet atau terjebak banjir menuju Bandar Udara Soekarno Hatta sampai ketinggalan pesawat? Dua tahun lagi, mungkin kejadian seperti ini tak perlu dialami. Direktur Utama PT Kereta Api Ronny Wahyudi menjanjikan, kereta menuju bandara akan mulai beroperasi pada Juni 2009. Peletakan batu pertama (ground breaking) infrastruktur dijadwalkan mulai Maret tahun depan.
Kereta bandara akan melintasi jalur Stasiun Manggarai-Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 31 kilometer. Dari Manggarai ke Muara Angke, yang panjangnya sekitar 4 kilometer, akan menggunakan rel kereta yang sudah ada. Sedangkan pembangunan jalur baru Muara Angke ke bandara sepanjang 27 kilometer akan digarap PT RaiLink, perusahaan pelaksana kereta bandara.
Ronny juga menjanjikan, rel kereta dari Muara Angke ke bandara ini akan dibangun cukup tinggi sehingga bebas dari banjir. RaiLink merupakan perusahaan patungan antara PT Kereta Api (60 persen) dan PT Angkasa Pura II (40 persen).
Pajak Bobol Triliunan Rupiah
KERUGIAN negara akibat penggelapan pajak oleh sejumlah perusahaan mencapai triliunan rupiah. Pengusutan Direktorat Jenderal Pajak hingga bulan lalu menemukan 46 kasus dengan potensi kerugian negara sekitar Rp 1,5 triliun. Berkaitan dengan itu, 25 orang ditahan dan 8 kasus telah divonis di pengadilan. Kepala Subdirektorat Penyidikan Direktorat Intelijen dan Penyidikan, Pontas Pane, mengatakan bahwa itu belum termasuk kasus PT Asian Agri Grup. Jika digabung, nilainya menjadi Rp 2,8 triliun.
Menurut Pontas, sebagian besar modus yang digunakan para pengemplang itu hampir sama, yakni menerbitkan faktur pajak fiktif. Mereka juga mengecilkan omzet dan biaya, sehingga neraca rugi-labanya seperti normal. Sanksi pun telah disiapkan untuk mereka. ”Kami akan menjadikan mereka tersangka,” kata dia. Hanya, ia menyayangkan vonis pengadilan sering tak sebanding dengan kerugian negara. Namun, kata Pontas, ”Sebagai penyidik kami tidak bisa mengintervensi.”
Subsidi Rumah Sederhana Naik
MASYARAKAT berpendapatan kecil bisa bersenang hati. Niat memiliki hunian sederhana makin terbuka. Pemerintah akan meningkatkan subsidi untuk rumah sederhana hingga Rp 2 triliun, empat kali lipat dari subsidi saat ini. Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, pemerintah tidak akan merugi jika menaikkan subsidi, karena kebijakan itu akan mendorong pembangunan perumahan yang memicu perekonomian nasional.
Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asy’ari mengatakan, pada 2008, subsidi pembangunan rumah kelas menengah ke bawah sebesar Rp 800 miliar. Namun subsidi sebesar itu tidak bisa mendukung target pembangunan rumah sederhana 270 ribu unit per tahun. Ini untuk mewujudkan pembangunan satu juta rumah sederhana dalam lima tahun.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia, Fuad Zakaria, seiya sekata. Untuk membangun 80 ribu unit rumah sederhana, dibutuhkan biaya Rp 300 miliar. Gambarannya, subsidi itu terdiri atas tiga kategori, yaitu Rp 12,5 juta untuk masyarakat yang penghasilannya kurang dari Rp 900 ribu per bulan, Rp 10 juta untuk yang berpenghasilan Rp 900 ribu-1,5 juta, dan Rp 7,5 juta yang berpenghasilan Rp 1,7-2,5 juta.
Indosat Dapat Kucuran Dana
Para pemodal asing tampaknya tak peduli dengan gonjang-ganjing yang sedang menerpa Indosat akibat keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha, menyangkut monopoli Temasek Holdings. Akhir pekan lalu, Indosat menandatangani perjanjian kredit US$ 228,5 juta (sekitar Rp 2,1 triliun) dengan HSBC, Coface (Prancis), dan Sinosure (Cina).
Menurut Direktur Utama PT Indosat Johnny Swandi Sjam, pinjaman itu untuk pembuatan dan peluncuran satelit pengganti Palapa C2 yang akan berakhir masa edarnya pada 2011. Saat ini satelit Palapa D sedang dibangun oleh Thales Alenia Space, Prancis, dan dijadwalkan meluncur ke orbit pada September 2009.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo