Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BI-Kejaksaan Bentuk Tim BLBI
BANK Indonesia dan Kejaksaan Agung sepakat membentuk tim bersama untuk menangani kredit macet bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Menurut Deputi Gubernur Senior BI, Miranda S. Goeltom, tim ini dibentuk dengan maksud untuk memudahkan koordinasi dalam menangani utang macet para debitor kakap itu.
Tim koordinasi ini nantinya juga melibat-kan Departemen Keuangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, dan Departemen Luar Negeri. ”Beberapa masalah yang terjadi ternyata tidak hanya di Indonesia,” kata Miranda, ”tapi juga di luar negeri.”
Saat ini pemerintah sedang menangani penyelesaian utang delapan debitor kakap, dengan total kewajiban pokok Rp 3,2 triliun. Mereka adalah Ulung Bursa (Bank Lautan Berlian), Atang Latief (Bank Indonesia Raya), Lidia Muchtar (Bank Tamara), Marimutu Sinivasan (Bank Putera Multikarsa), Agus Anwar (Bank Pelita dan Bank Istimarat), serta James Januardy dan Adi Saputra Januardy (Bank Namura Internusa).
Menurut Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Hendarman Supandji, delapan pengutang BLBI itu hingga kini belum melunasi pinjamannya ke negara. Salah satu sebabnya, belum ada kecocokan antara para debitor dan pemerintah soal berapa jumlah utang yang harus dibayar.
Phelps Raih Nobel Ekonomi
EKONOM Amerika Serikat, Edmund S. Phelps, menyabet penghargaan Nobel Ekonomi 2006. Saat pengumuman itu dilansir, Senin lalu, dewan juri menilai model ekonomi baru yang dikembangkannya tentang hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran telah membawa perubahan besar dalam kebijakan ekonomi makro dunia.
Menurut profesor ekonomi politik di Universitas Columbia ini, inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa tidak selalu bergantung pada angka pengangguran—seperti digambarkan dalam kurva Phillips yang beken pada era 1960-an—tapi juga pada ekspektasi perusahaan dan para pekerja tentang harga dan kenaikan upah.
Berpijak pada teori itu, Phelps pun bersama Milton Friedman, peraih Nobel Ekonomi 1976, berargumen bahwa dalam jangka panjang tidak ada trade-off antara inflasi dan pengangguran. Dalam artian, tak selamanya upaya menekan pengangguran harus selalu dibarengi kenaikan inflasi. Itu sebabnya, dia menekankan perlunya keseimbangan antara inflasi dan pengangguran dalam kebijakan ekonomi makro. ”Ide ini kini telah diterima di seluruh dunia,” kata Bertil Holmlund, anggota komite juri Nobel Ekonomi 2006.
Dengan penghargaan itu, Phelps berhak menerima uang US$ 1,4 juta (sekitar Rp 12,9 miliar). Kepada pers di New York, ia mengaku terkejut menerima penghargaan yang diberikan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Swedia tersebut, kendati sudah lama menantinya. ”Saya pernah berpikir akan menerimanya ketika berumur 60 tahun, kemudian berpikir lagi saat 70 tahun, dan baru-baru ini malah saya mengira baru akan menerimanya pada usia ke-80,” katanya. Namun, nyatanya, penghargaan bergengsi itu kini telah jatuh ke tangannya saat ia berusia 73 tahun. Nobel ekonomi pertama kali diberikan pada 1968 atas usul bank sentral Swedia
Bunga Penjaminan Simpanan Turun
SUKU bunga penjaminan simpanan dana nasabah kembali diturunkan. Rapat Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Selasa lalu, menurunkan besaran maksimal tingkat suku bunga simpanan dalam mata uang rupiah yang dijamin pemerintah sebesar 50 basis poin, dari semula 11,25 persen menjadi 10,75 persen.
Lembaga itu juga menurunkan suku bunga untuk bank perkreditan rakyat sebesar 50 basis poin, dari 15,25 persen menjadi 14,75 persen. Sedangkan suku bunga penjaminan untuk simpanan dalam mata uang dolar tetap 5 persen. Menurut Kepala Eksekutif LPS, Krisna Wijaya, penurunan suku bunga itu didasari pertimbangan membaiknya kondisi ekonomi makro Indonesia, yang ditandai dengan tingkat inflasi dan kurs rupiah yang relatif stabil. ”Likuiditas perbankan juga semakin baik,” ujarnya.
Pekan lalu, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bunga patokan bank sentral, BI rate, 50 basis poin, dari 11,25 persen menjadi 10,75 persen. Dengan penurunan suku bunga itu, bank kini berancang-ancang menurunkan suku bunganya. ”Kami akan segera menurunkan suku bunga deposito dan tabungan,” kata Sukatmo Padmosukarso, Direktur PT Bank Internasional Indonesia, kepada Suryani Ika Sari dari Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo