Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bisnis Sepekan

28 Maret 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penjualan BCA Ditunda

Pemerintah membatalkan rencana penjualan 5,02 persen saham Bank Central Asia (BCA). Semula, pelepasan saham itu akan dilakukan Rabu pekan lalu melalui penempatan di pasar. Namun, menjelang detik-detik akhir, Perusahaan Pengelola Aset (PPA), yang menjadi pelaksana penjualan, membatalkannya. ?Harga yang kami terima tidak optimal dan tidak premium,? ujar M. Syahrial, Direktur Utama PPA. Ini pertama kalinya PPA membatalkan penjualan yang telah direncanakannya.

Sebelumnya, PPA berhasil menjual saham pemerintah di Bank Danamon (10 persen), Niaga (16,28 persen), Permata (20 persen), dan BII (15,25 persen). Syahrial tak menyebut berapa harga saham BCA yang diterima PPA. Namun, para pelaku pasar menye-but harga yang op-timal untuk saham BCA berkisar antara Rp 3.700-Rp 3.775 per lembar. Pada saat penutupan Selasa, saham BCA dijual di bursa seharga Rp 3.775 per saham, atau setara dengan 3,2 kali nilai buku BCA.

Penjualan saham bank sepanjang tahun lalu menyumbang bagian terbesar dari penerimaan PPA. Pada tahun 2004, PPA mencatat penerimaan Rp 6,08 triliun, Rp 5,35 triliun di antaranya disumbang oleh penjualan saham bank. Tahun ini, PPA telah melakukan divestasi saham di Bank Internasional Indonesia (BII) dengan perolehan Rp 1,35 triliun.

Lampu Merah Penerbangan Murah

Langit empat kota di Indonesia menjadi daerah terlarang bagi penerbangan murah dari luar negeri. Keempat kota yang tak boleh disinggahi maskapai low cost carrier (berbiaya rendah) adalah Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan Medan. Empat kota itu dikenal sebagai rute-rute domestik paling gemuk.

Rencana pelarangan diungkapkan Menteri Perhubungan Hatta Radjasa saat rapat dengan DPR, pekan lalu. Hatta menyebut pelarangan itu untuk melindungi maskapai dalam negeri, yang dianggap tak memiliki otot cukup kuat untuk bertanding bebas dengan para pesaingnya dari luar negeri.

Alasan lain adalah belum selesainya perundingan antara Indonesia dan Singapura mengenai penerbangan berbiaya rendah. Perundingan itu berlangsung akhir Januari silam. ?Tidak ada kesepakatan hingga kini,? ujar Hatta. Ia mengatakan, pangkal perselisihan kedua negara adalah jatah kursi dari tiap negara.

Saat ini penerbangan dari Indonesia hanya berhasil mengisi separuh kapasitas penumpang yang boleh mereka terbangkan ke Singapura. Keadaan yang sebaliknya berlaku untuk maskapai penerbangan berbendera Singapura. Maskapai Singapura membawa jumlah penumpang lebih banyak dari kuota yang diperbolehkan ke Denpasar. ?Jumlah penumpang ke Jakarta juga hampir melampaui kuota,? ujar Hatta.

Tertinggi di Dunia

Tahun lalu merupakan momen bersejarah bagi para pebisnis otomotif dalam negeri. Indonesia mencatat pertumbuhan penjualan mobil tertinggi sedunia. Jumlah kendaraan roda empat yang terjual sepanjang tahun silam sebanyak 483.168 unit, naik 36,6 persen dari penjualan ta-hun 2003 yang hanya 354.355 unit.

Namun, jika dihitung dari unit yang terjual, penjualan mobil di Indonesia masih tergolong kecil, kurang-lebih seperempat dari seluruh penjualan mobil di wilayah Asia Tenggara yang tahun lalu nyaris mendekati dua juta unit. Penjualan mobil di seluruh Asia tercatat 23 juta unit.

Pasar mobil baru yang bergairah tecermin juga dari kinerja perusahaan otomotif. Lihat saja PT Astra International. Tahun lalu, perusahaan yang bisnis utamanya perdagangan mobil itu mencatat rekor kenaikan laba bersih tertinggi sepanjang sejarahnya. Laba bersih Astra sepan-jang 2004 mencapai Rp 5,41 triliun, naik 22,3 persen dari laba bersih tahun lalu.

Mogok di Panasonic

Panasonic Manufacturing Indonesia dilanda aksi pemogokan, akhir pekan lalu. Sekitar 4.000 karyawan pabrik berunjuk rasa menuntut bonus. Para karyawan menyebut tradisi pembagian bonus telah berlangsung sejak puluhan tahun. ?Sejak masih bernama PT National,? ujar juru bicara karyawan, La Ode A. Salik Husein. Bonus yang biasanya sebesar dua kali lipat dari gaji sebulan itu dibayarkan pada akhir Maret.

Namun, tahun ini para karyawan menengarai tradisi itu akan diingkari. Setelah berunding selama delapan jam dengan para wakil karyawan, manajemen Panasonic memutuskan memenuhi tuntutan karyawan. ?Kami akan memberi bonus,? ujar Vice President Panasonic, Ahmad Daniri. Manajemen Panasonic menyatakan aksi itu tak mengganggu kegiatan produksi dan juga penjualan ekspor.

Hibah untuk Air dan Sanitasi

Belanda memberikan hibah ke Indonesia berupa uang tunai US$ 22 juta (Rp 200 miliar) pekan lalu. Hibah itu diberikan melalui Dana Perwalian, yang dikelola secara administratif oleh Bank Dunia. Bantuan itu ditujukan untuk membiayai program air bersih dan sanitasi di Indonesia.

Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Ruud Treffers, mengatakan pemerintahnya berharap dapat membantu pemerintah Indonesia dalam menyediakan air bersih dan sanitasi yang dapat menjangkau rakyat banyak. ?Bagian hibah US$ 8 juta akan dikhususkan untuk sanitasi,? ujar Andrew Steer, Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia. Alokasi hibah untuk yang lain, menurut Andrew, bersifat fleksibel.

Bank Dunia memperkirakan hanya 17 persen dari seluruh penduduk Indonesia yang menikmati pelayanan air bersih. Sedangkan sistem penyaluran limbah hanya ada di 10 kota Indonesia. Sistem sanitasi yang saat ini ada hanya menjangkau 1,3 persen dari seluruh penduduk perkotaan. Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh buruknya pelayanan sanitasi diperkirakan mencapai US$ 7 miliar per tahun.

India Menolak Indonesia

Misi pemerintah Indonesia untuk meyakinkan India agar menurunkan bea masuk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) gagal. Pemerintah India tetap menolak permintaan tersebut. Namun, kepada tim pelobi yang dipimpin Menteri Pertanian Anton Apriyantono, India berjanji akan menyesuaikan bea masuk sesuai dengan perkembangan harga CPO dunia. ?India beralasan kebijakan ini melindungi petani dan industri pengolahan minyak makannya,? kata Anton kepada pers, Senin pekan lalu.

Sejak 15 Februari lalu India menaikkan bea masuk CPO menjadi 80 persen. India adalah pasar utama CPO Indonesia, selain Cina. Setiap tahun volume ekspornya rata-rata dua juta ton. Malaysia, yang menjadi kompetitor Indonesia, juga gelisah. Karena itu, Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, Rafidah Aziz, melontarkan usulan kerja sama dalam penentuan harga menghadapi India. ?Kalau tidak, importir yang akan menentukan harga,? ujar Rafidah. Malaysia setiap tahun mengekspor CPO ke India sekitar 800 ribu ton.

Pinjaman Jepang

Pemerintah Jepang kembali memberi pinjaman 10,794 miliar yen, atau sekitar Rp 910 miliar, kepada Indonesia. Wakil Duta Besar Jepang Bidang Ekonomi, Masato Watanabe, mengatakan utang ini merupakan janji pemerintah Jepang kepada Indonesia pada sidang Consultative Group on Indonesia (CGI), Januari silam. Pinjaman yang diberikan di bawah program First Development Policy Loan ini akan difokuskan untuk 10 proyek yang akan ditentukan oleh pemerintah Indonesia dan Jepang.

Beberapa proyek yang akan dibiayai dengan pinjaman ini antara lain program kerja sama pengembangan usaha kecil dan menengah dan satu proyek di bidang infrastruktur. Pinjaman yang juga diprakarsai Bank Dunia ini ditandatangani Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Herijanto Soeprapto, dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yutaka Iimura, Kamis pekan lalu. Hingga kini total pinjaman Indonesia kepada Jepang mencapai 4,2 triliun yen atau sekitar Rp 357 triliun.

Mandiri yang Melorot

PADA saat indeks tengah berlari kencang, sejumlah saham di Bursa Efek Jakarta justru jeblok. Ada 18 emiten yang berada di bawah pengawasan intensif Bursa Jakarta karena pergerakan sahamnya tidak wajar, salah satunya Bank Mandiri. ?Kami sedang memantau,? kata Direktur Pemeriksaan BEJ, Sihol Siagian.

Bank Mandiri mendapat perhatian khusus karena harga sahamnya terus-menerus turun. Jika menilik data perdagangan saham di BEJ, tampak betapa saham Bank Mandiri terjun bebas sepanjang tahun 2005. Kapitalisasi pasar saham Mandiri pun ikut tergerus sekitar Rp 3 triliun dalam tiga bulan ini, dari Rp 38,4 triliun pada akhir Desember 2004 menjadi Rp 35,1 triliun pada 22 Maret 2005.

Agaknya, kinerja Mandiri yang tak sekinclong bank-bank lain yang menjadi salah satu penyebab harga sahamnya turun. Dibandingkan dengan kenaikan laba bersih Bank BNI yang mencapai 278 persen atau Bank BCA yang 33 persen, kenaikan laba Mandiri yang hanya 14 persen memang tergolong kecil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus