Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mentalis Deddy Corbuzier mencurahkan isi hatinya tentang Tesla Model 3, mobil listrik yang baru ia beli sekitar satu bulan lalu. Gara-gara fasilitas umum pengisian setrum di Jakarta masih minim, ia kerepotan saat hendak mengisi ulang baterai kendaraan listriknya itu. Deddy sampai harus membeli mesin cas sendiri dengan kemampuan pengisian daya selama lima jam. Ia juga menenteng charger saat bepergian, yang kecepatan pengisiannya sampai 20 jam.
Maka Deddy gembira ketika PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membangun tiga unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di kantor PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 29 Oktober lalu. Perusahaan setrum milik pemerintah itu menawarkan teknologi baru, yakni mesin dengan kemampuan pengisian hanya 30 menit. “Ini keuntungan bagi pengguna mobil listrik,” ujar Deddy di sela peresmian fasilitas tersebut. Apalagi PLN tidak memungut biaya sampai akhir tahun ini.
PLN memang sedang giat membangun fasilitas pengisian baterai kendaraan listrik. Sepanjang pekan lalu, perusahaan meluncurkan lima stasiun di empat wilayah, yaitu Tangerang, Jakarta, Bandung, dan Bali selatan. Di Ibu Kota, selain tiga unit di kantor PLN kawasan Gambir, satu fasilitas dipasang di kantor PLN di Bulungan, Jakarta Selatan. Perusahaan juga menyediakan paket infrastruktur yang sama di area publik, yakni di Mal Senayan City, Jakarta, dan AEON Mall BSD City, Tangerang, Banten, masing-masing satu unit. Fasilitas serupa akan menyusul dibangun di Pondok Indah Mall, Jakarta.
Pelaksana tugas Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani, memastikan PLN mendukung pembangunan infrastruktur itu. Salah satu caranya dengan menyediakan fasilitas pengisian di lokasi publik. “Tapi yang di kantor PLN Gambir itu juga mudah diakses,” katanya. “Prinsipnya supaya tidak ada biaya sewa.”
Sejak Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) terbit pada Agustus lalu, berbagai kegiatan pengembangan mobil listrik muncul. Pada awal September lalu, misalnya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk pertama kalinya menggelar pameran kendaraan listrik Indonesia Electric Motor Show 2019 di dua tempat sekaligus, yakni Balai Kartini, Jakarta; dan kantor BPPT di Serpong, Tangerang. Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan datang untuk mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik.
Panitia membuka ruang diskusi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang produk kendaraan listrik. Ada pula sesi konvoi berbagai model kendaraan elektrik dari kantor BPPT di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, menuju kantor BPPT di Serpong. Acara yang didukung sejumlah lembaga pemerintah dan badan usaha milik negara, seperti PLN dan PT Pertamina (Persero), ini diikuti beberapa produsen mobil dunia, antara lain Toyota, Nissan, Mitsubishi, DFSK, Wuling, Gesits, Viar, Jaguar, dan Hino. Bahkan operator taksi Blue Bird turut serta.
Pada Selasa, 29 Oktober lalu, giliran Luhut mengumpulkan para pemangku kepentingan. Salah satu yang datang adalah Grab Indonesia, perusahaan aplikasi yang menyediakan layanan transportasi. Grab mengajak Singapore Power. Grab Indonesia berencana mendatangkan armada mobil listrik untuk layanan transportasinya. Singapore Power akan berperan sebagai penyedia fasilitas pengisian daya. Kolaborasi Grab Holdings-Singapore Power telah berlangsung di Negeri Singa sejak Januari lalu.
Adapun PLN berperan sebagai pemasok setrum. “Nanti PLN menyiapkan listriknya saja, sedangkan Singapore Power menyiapkan stasiun pengisiannya,” tutur Sripeni. Dalam rapat koordinasi itu disebutkan bahwa kendaraan Grab akan datang bertahap tahun depan. Jumlahnya 500 unit. PLN akan memasok setrum sesuai dengan kebutuhan Grab. Mereka akan menentukan titik-titik yang perlu dibangun stasiun pengisian daya. “Bisa juga di pool,” ujar Sripeni.
Dalam pertemuan, PLN meminta Singapore Power berbagi hasil studi atas pengalaman menyediakan stasiun pengisian daya di negaranya. Salah satunya mengenai persoalan yang mungkin muncul atas penyediaan stasiun yang masif, terutama pengaruh terhadap kestabilan pasokan listrik. Menurut Sripeni, Singapore Power pada 2020 akan memiliki sekitar 1.100 titik stasiun. PLN juga berencana mempunyai ribuan titik stasiun. Karena itu, PLN hendak mengantisipasi kemungkinan yang bisa terjadi dari pengalaman Singapore Power.
Rencana Grab Indonesia mendatangkan mobil listrik telah diungkapkan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata dalam beberapa kesempatan. Ridzki mengatakan ada dua tahap yang tengah dikerjakan Grab. Salah satunya persiapan piloting. Nantinya, Grab menggunakan skema layanan yang sudah ada tapi dengan armada mobil listrik. “Kami akan masuk sebagai layanan ride-hailing,” ucapnya di Bandung, September lalu.
Gagasan itu telah disampaikan Ridzki kepada Menteri Luhut dalam pertemuan di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Selasa, 13 Agustus lalu. Saat itu, menurut Luhut, Grab meminta izin mendatangkan kendaraan listrik dari Hyundai, Korea Selatan; dan Toyota, Jepang. “Silakan, tidak ada masalah. Dia boleh mengimpor dalam periode tertentu dan jumlah tertentu sampai industrinya jadi,” kata Luhut seusai pertemuan. Tujuannya: mendukung program pemerintah mencapai 23 persen penggunaan energi baru terbarukan pada 2025.
PLN, Sripeni mengungkapkan, siap memenuhi kebutuhan listrik stasiun pengisian daya. Pada 2019, perusahaan membangun fasilitas itu di 20 titik sebagai proyek percontohan. Tahun depan, ketika kerja sama dengan Grab dan Singapore Power sudah berjalan, diperkirakan ada pertumbuhan yang signifikan.
Sripeni memastikan PLN membuka diri kepada pemain lain yang ingin masuk ke bisnis stasiun pengisian daya listrik. “Dia bisa langsung mendirikan SPKLU, asalkan listriknya dari PLN. Untuk masuk ke jaringan, mengambil setrum demi kecukupan pasokan, mesti bicara dengan PLN.”
PLN berkomitmen meningkatkan teknologi stasiun pengisian daya. Di SPKLU Gambir, mobil Tesla Model 3 milik Deddy Corbuzier disetrum menggunakan fasilitas pengisian berteknologi ultracepat. Ini adalah fasilitas pertama dan satu-satunya di Indonesia dengan kapasitas 150 kilowatt.
Sebelumnya, teknologi yang digunakan adalah fast charging dengan daya 50 kilowatt, yang mampu mengisi baterai mobil dari kosong hingga penuh dalam satu hingga satu setengah jam. Ada pula teknologi fast charging berdaya 25 kilowatt, yang mampu mengisi baterai mobil dari kosong hingga penuh dalam dua setengah sampai tiga jam.
General Manager PLN Distribusi Jakarta Raya Muhammad Ikhsan Asaad menawarkan berbagai skema kerja sama pendirian SPKLU. Stasiun bisa dimiliki PLN dan ditempatkan di pusat keramaian. Bisa juga pengelola mal atau perkantoran menyediakan dan menjual listrik sendiri dengan harga yang ditentukan PLN. “Kami ajak yang lain. Harganya tidak mahal, ultra-fast charging hanya Rp 800 juta. Ini bisnis masa depan,” ujarnya di sela peluncuran SPKLU.
RETNO SULISTYOWATI, FAJAR PEBRIANTO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo